RULES AND YUTA 005

18 1 5
                                    

Happy reading!

Para tamu dengan hidmat menikmati pesta megah yang tersaji di hadapan mereka. Pasangan muda yang mampu menyorot mata dunia.

"Hadirin sekalian. Kita masuki acara selanjutnya, yakni pesta dansa. Kepada bride dan groom, diharapkan untuk berada di tengah dance floor." Suara master of ceremony menggema di dalam ballroom tersebut.

Hampir seluruh tamu undangan bersiap di posisinya masing-masing. Tentu dengan pasangan dansanya masing-masing.

Ara dengan anggunnya, duduk di depan sebuah piano putih besar. Ia bersiap untuk janji besarnya kepada sepupunya, Amelia.

Ting!

Ara menekan tuts pertama pada pianonya. Membuat semua orang tersenyum senang.

Dengan sangat lihai, ia menekan setiap tuts piano menjadi melodi yang indah. Membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa damai.

Instrumen lagu You Are The Reason mengalun indah dibawah jemari lentik Ara. Semua orang berdansa dengan bahagia. Begitu juga gadis itu, dapat bermain piano lagi adalah kesenangannya untuk saat ini.

Senyumnya merekah, sembari menekan setiap tuts untuk menyusun melodi yang indah.

Tanpa ia sadari, seorang pria tersenyum tipis kearahnya. Tak melepaskan pandangannya dari pertama kali gadis itu masuk ke ballroom sebagai seorang bridesmaid.

Terlalu mempesona untuk dilewatkan. Pikir pria itu.

Ya, pria itu adalah Yuta. Nakamoto Yuta. Sebenarnya pria itu cukup penasaran, siapa sebenarnya gadis itu. Apakah benar ia adalah gadisnya Johnny? Ah, sialnya Xiaojun belum mengabarkan apapun informasi yang ia dapatkan tentang Arabella kepadanya.

Yuta tersadar setelah merasakan sebuah tepukan di pundaknya. Ia membalikkan badan, kemudian mengangkat sebelah alisnya.

"I caught you starring at my sister, don't you?" Tanya pria remaja didepannya. Ah, Yuta sepertinya tahu pria ini. Hanya saja, ia lupa.

"None your bussiness, boy." Jawab Yuta penuh penekanan.

"Well, i gotta get into that bussiness."

"Who do you think you are?"

"Me? Ah,--."

"Uncle Jeno! Ayo temani aku mengambil ice cream!" Seorang anak kecil menghampiri kedua pria tersebut.

Jeno menoleh sebentar, kemudian tersenyum kepada gadis kecil itu. Ia menuntun Shan menuju stand ice cream yang dimaksud.

Yuta memutar bola matanya malas. Ia tidak perduli siapa pria remaja yang baru saja dipanggil Jeno itu. Ia kembali memfokuskan matanya kepada gadis pianist di seberang sana. Menawan.

Ia memusatkan perhatiannya kepada gadis itu. Astaga, apa yang terjadi? Apakah gadis itu berhasil meruntuhkan gunung es yang Yuta bangun selama ini? Bahkan ia belum melakukan sesuatu apapun.

Yuta berjalan mendekati sang pianist yang masih terhanyut dalam melodi buatannya sendiri. Pria itu berdiri di sebelahnya.

Setelah permainan musiknya selesai, selesai pula dansa yang barusan dilaksanakan. Semua tamu undangan kembali ke tempat masing-masing. Melangkah menjauhi dance floor, begitu pula dengan kedua mempelai.

Ara tersenyum senang. Janjinya sudah terbayarkan.

"Kau pianis yang handal." Celetuk seseorang disebelah Arabella.

Rules And Yuta (On Huge Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang