Prolog

607 51 6
                                    


Sorak soraian penonton baik tertawa ataupun juga berteriak membising disisi manapun. Di musim panas tahun ini dikorea selatan selalu mengadakan festival yang sangat menyenangkan. Di pertengahan bulan musim panas Boryeong Mud Festival dimana kita bisa berenang di kolam lumpur, lalu diadakan berbagai macam permainan yang seru seperti bergulat, seluncuran di atas slide yang terbuat dari balon, dan juga banyak aktifitas seru yang bisa di lakukan.Tak hanya permainan atau semacamnya, disini juga banyak sekali menjual beragam makanan dan minuman.

Gadis itu berteriak kencang menyaingi penonton lain dipertandingan gelud dikolam lumpur. Bahkan ia sempat tertawa terbahak atau heboh sendiri ketika pemain gelud itu jatuh. Sangat bising namun semuanya begitu menyenangkan.
Ditemani dua sahabatnya yang berada disisinya yang melakukan hal sama.
mereka bertos dan menari saat pemain memenangkan pertandingan bersamaan dengan suara tawa mereka.

Do Kyungsoo. Gadis cantik namun ia begitu tak peduli dengan tampilan, lihatlah dengan pakaiannya itu yang jauh dari kata wanita. Rambut hitamnya di ikat satu, gelang berwarna hitam yang sangat banyak dipergelangan tangannya, jangan lupakan tindikan ditelingnya. Gadis urakan-urakan dengan kedua sahabatnya yang sama saja. Sama-sama gila.

Mereka bertiga keluar dari area pertandingan gulat tadi. Melihat-lihat permainan lainnya bahkan sesekali mencobanya.

"Kyungsoo"panggil Chen pada Kyungsoo disampingnya.

Kyungsoo memegang telinganya pengang. Meskipun Chen memanggil ala kadarnya tapi sungguh pada dasarnya suara Chen sangatlah cempreng.
"Aku ada disampingmu Chen tidak pergi kemana pun. Jadi apa?"komentar Kyungsoo dengan memutar bola matanya malas.

"Tidak ada. Hanya memanggil saja. Aku takut kau hilang. Kau kan kecil". Jelas Chen kepada Kyungsoo sehingga membuat gadis itu memandangi Chen tak suka.

"Sadarlah diri. Kau pun juga sama kecilnya". Ketus Kyungsoo.

Chen hanya tertawa geli melihat Kyungsoo marah bahkan Kyungsoo turut meletakan topi yang dipegangnya tadi dengan kasar kegantungan. Chen suka sekali melihat Kyungsoo merajuk seperti ini, sebab Kyungsoo sangat imut jika sedang begitu.
Chen menoleh saat bahunya ditepuk dua kali.

"Apa kau haus Chen?". Tanya Suho.

"Sedikit". Jawab Chen sekenanya. Ia kembali memilah-memilah aksesoris yang tergantung.

"Tunggulah disini sebentar. Aku akan membeli minum". Tukas Suho kembali.

"Jangan lama. Aku tidak yakin bisa menenangkan serigala bulat sendirian". Mantap Chen sambil menunjuk Kyungsoo yang masih memilih aksesoris gelang dengan dagunya.

Suho tidak menjawab. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju kedai minuman tak jauh dari stan aksesoris yang Chen dan Kyungsoo jelajah. Kembali menatap Kyungsoo yang masih sama, Chen pindah posisi untuk melihat akesoris kalung yang terpajang. Matanya terpaku pada kalung berbandul bulat kecil yang bersinar dengan tali hitam sebagai gantinya.Tiba-tiba niatnya terarah pada Kyungsoo. Kalung itu cocok dengan kepribadian kyungsoo, gadis itu tomboy dan pecicilan tapi kadang terlihat elegant dalam waktu bersamaan.

Kembali kekalungnya yang seakan memanggilnya untuk memiliki. Bahkan tangan kekarnya itu menggantung untuk menggenggam. Tapi, sebuah dorongan kasar menunbruk tubuhnya hingga jatuh. Ia gagal mengambil alih kalung itu untuk dimilikinya.

Chen meringis, lalu mendongak siapa gerangan yang menabraknya. Bahkan Chen tidak sadar kalau Kyungsoo sudah berada disampingnya.

"Gwenchana?". Tanya Kyungsoo saat Chen sudah berdiri tegak.

GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang