3. Hutang Telur dan Audisi Ekskul Vocal

265 12 0
                                    

Perkataan Saga selalu terngiang di telinga Andien. Bahkan saat Igo datang dari kantin, Igo juga kena semprot Saga.
"Lama banget sih lo?!" Bentaknya pada Igo.
Andien hanya bisa diam dan memohon maaf pada Igo karena dia sadar dia adalah alasan mood Saga berubah.

Sesuai janji dengan sang mama, saat ini Andien sedang berada di supermarket. Mamanya membawa catatan belanja dan Andien bertugas mendorong troli. Tiba-tiba Andien teringat kembali dengan kata-kata Saga.
"In, heh mama ajak ngobrol malah diem kamu." Kata Mamanya.
"Eh kenapa ma?" Tanya Andien.
"Mama tanya mau makan apa nanti malem? Malah bengong. Kenapa sih kamu? Dari tadi juga kaya gitu." Tanya mamanya balik.
"Gapapa ma, Ain lagi capek aja kayaknya." Kata Andien cengengesan.
"Yaudah kamu lanjutin dulu nih, mama mau ke toilet sebentar. Yang belum dicoret artinya belum keambil ya In." Kata mamanya.
Andien mengambil daftar belanja kemudian melanjutkan perintah mamanya. Andien berjalan sambil melihat daftar belanjaan dan mendorong troli, sampai ia menabrak sesuatu.
"Aduhhh." Teriak seseorang. Dia seorang laki-laki yang kira-kira seumuran dengan Andien.
Andien terkejut kemudian membelalakkan matanya.
"Astaga, lo gapapa?" Tanya Andien panik.
"Lo jalan liat kemana sih? Main nabrak-nabrak aja. Jatoh kan gue. Yah telor mak gue pecah deh." Gerutu laki-laki itu.
"Yaampun so sorry yaa. Oke gue ganti telor lo yang pecah ya. Masukin aja belanjaan lo ke troli gue." Tawar Andien.
"Lo anak Tunas Muda?" Tanya laki-laki itu.
"I.. iya. Kenapa emang?" Tanya Andien balik.
"Lo gak usah bayar hutang telor lo sekarang. Tapi suatu saat pasti gue tagih sama lo." Kata laki-laki kemudian beranjak pergi.
Andien bengong cukup lama berusaha mencerna kata-kata yang diucapkan laki-laki barusan.
"In kenapa kamu kok malah bengong?" Tanya Mamanya lagi.
"Gapapa kok ma. Eh ini udah semua lo ma belanjaannya. Mau langsung ke kasir atau mama mau ada yang dicari lagi?" Tanya Andien.
"Udah, udah yuk ke kasir."
Andien dan mamanya berjalan ke kasir dan membayar tagihan, kemudian pulang.

**

Hari Jumat adalah hari pendek di SMA Tunas Muda. Selain siswa dan siswinya bisa datang lebih siang dari biasanya karena pada pagi hari diadakan senam bersama untuk guru dan pegawai, mereka juga akan dipulangkan lebih awal. Kelas X juga tampak heboh, termasuk kelas Andien. Hari ini siswa kelas X memilih dan mengisi formulir pendaftara ekskul yang wajib diikuti karena nilai ekskul berpengaruh pada penilaian akhir.
"Eh kalian pada milih ekskul apa nih?" Tanya Tami.
"Gue basket for life dong ya. Kalian apa?" Tanya Mika balik.
"Gue paskib dong." Kata Stella.
"Gue sama Tami sih pramuka, kita mah kalem." Kata Prita.
Andien terlihat masih menimbang-nimbang formulir yang dibawanya.
"Din, lo mau pilih ekskul apa?" Tanya Tami.
"Maunya sih vokal." Jawab Andien kalem.
"Lo bisa nyanyi Din?" Tanya Mika.
"Suka sih nyanyi, cuma sekedar nyanyi di kamar mandi." Kata Andien cengengesan.
"Yaudah kenapa lo kayak ragu-ragu gitu? Kenapa gak langsung daftar aja?" Saran Stella.
"Masalahnya itu ada di sini." Kata Andien sambil menunjukkan formulir pendaftaran yang bertuliskan akan diadakan audisi untuk pemilihan anggota.
"Lah, pake audisi segala? Udah kaya ajang pencarian bakat aja." Kekeh Prita.
"Ya makanya. Apa gue ganti ekskul aja ya?" Kata Andien.
"Yah jangan gitu dong Din. Ikutin aja dulu ekskulnya, nanti kalo udah ketahuan lo ga lolos baru deh lo pilih ekskul lain." Saran Stella.
Saga tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Saga sangat tahu jika menyanyi bukanlah hal yang sulit untuk Andien karena itu adalah hobinya. Tapi yang Saga khawatirkan adalah Andien akan mengalami demam panggung karena memang tidak pernah tampil di depan umum. Namun saat mengingat semua kejadian-kejadian yang sudah terjadi, Saga kembali membenci Andien dan berusaha untuk tidak peduli.

**

Tibalah mereka pada hari Sabtu, hari dimana hanya ada ekskul dan tidak ada proses belajar mengajar di kelas. Semua siswa wajib hadir karena kehadiran tetap akan dinilai. Andien Bersama teman-temannya masih berkumpul di kelas menunggu bel berbunyi.
"Lo udah siap Din?" Tanya Prita.
"Gue sama sekali gak ada persiapan apa-apa buat ntar. Gue juga masih bingung mau nyanyi lagu apa." Kata Andien.
"Hah? Serius lo? Din lo niat ikut itu ekskul apa engga sih? Kok lo malah diem-diem aja?" Sewot Stella.
"Ya habis mau gimana? Gue tau gue gak bakalan diterima. Gue juga udah nyari-nyari beberapa ekskul pengganti." Kata Andien acuh.
"Pusing gue ngadepin lo, sumpah deh. Pokoknya lo harus lolos ya. Kalo gak awas lo." Ancam Stella.
Bel sudah berbunyi dan semua anak bersiap-siap menuju kelas ekskul masing-masing. Andien juga segera menuju kelas vocal. Di sana sudah ramai berkumpul anak-anak yang mengikuti ekskul vocal. Jujur saja Andien tidak mengenal siapapun di ekskul ini. Di kelasnyapun hanya dia sendiri yang mengikuti ekskul ini. Anak-anak tampak berbisik-bisik dan membicarakan sesuatu yang sepertinya tidak Andien ketahui. Karena kepo, alhasil Andien memilih untuk memberanikan diri dan bertanya.
"Hai, sorry gue Andien anak X IA 2, kalua boleh atau ada apa ya?"
"Halo gue Mona anak X IS 1, ini temen gue Karlo dia anak X IS 1 juga. Jadi gini kita kan ada audisi rencana awalnya itu audisinya bakalan diadain di Gedung serbaguna. Tapi karena usul dari Wakasek kurikulum akhirnya audisinya bakalan dipindah ke panggung terbuka." Kata Mona.
"Hah serius?!" Andien tercengang.
"Iya, seriusan. Dan lo tau artinya apa? Semua ekskul bakal liat penampilan kita. Aduh gimana nih mana suara gue pas-pasan lagi." Keluh Karlo.
Mati, Andien benar-benar akan mati hari ini. Dia tidak pernah menyanyi secara langsung. Dan yang tau bahwa dia bisa menyanyi hanya orang-orang terdekatnya, termasuk Saga-tapi itu dulu. Pembina ekskul memberikan aba-aba untuk menuju panggung terbuka. Di sana sudah tersedia sebuah stand mic. Stella, Prita, dan Tami menghampiri Andien.
"Lo seriusan bakalan nyanyi di sini?" Tanya Prita.
"Ya serius lah, lo gak liat di atas panggung udah ada stand micnya? Kurang serius apalagi ini ekskul gue." Kata Andien.
"Gapapa Din. Lo harus semangat pokoknya lo pasti bisa. Udah lo pede aja." Kata Tami meyakinkan.
"Eh ngomong mah gampang, coba lo jadi gue. Aduh mau pingsan rasanya gue." Keluh Andien.
"Eh... eh... eh... jangan pingsan sekarang lo. Belum juga nyanyi. Pokoknya lo harus semangatlah. Masalah lolos gak lolos itu urusan nanti. Yang penting lo jangan sampe bikin kita malu. Inget lo nama baik kelas kita ada di tangan lo Din." Kata Prita.
Kata-kata dari sahabat-sahabatnya malah tidak ada yang membuat Andien lebih percaya diri. Yang ada malah membuat mentalnya semakin down. Karena yang dikatakan oleh mereka seperti sebuah beban berat yang harus dipikul oleh Andien. Untuk menghilangkan ketegangannya Andien berusaha mengobrol dengan teman-teman yang lain sambal menunggu Namanya dipanggil. Setelah menunggu selama kurang lebih 30 menit akhirnya nama Andien dipanggil. Andien merasa mual, tangannya berubah menjadi dingin, dan kakinya gemetaran saat akan menaiki panggung. Saat sampai di atas panggun, semua mata tertuju padanya. Dari sana Andien bisa melihat Stella, Prita, Tami, bahkan Miku yang sepertinya bolos latihan basket untuk melihatnya. Dan dia juga bisa melihat Saga, meskipun Saga tidak tampak memperhatikan dirinya seperti yang lain. Saga focus pada kameranya karena dia ikut ekskul fotografi. Dengan tangan gemetar, ia berusaha mengambil mic kemudian menghela nafas dalam-dalam. Andien tidak tahu harus menyanyikan lagu apa. Tapi begitu wajah Saga terlintas di pikirannya, ia menemukan sebuah ide dan mulai menyanyi.
Tanpa terasa kau curi hatiku
Dengan berbeda caramu menaklukkan hati kecilku
Berjuta rayuan yang pernah ku rasa namun tak pernah tersentuh
Tak ada yang mengesankanku
Tapi semua berbeda saat kau ada di sini
Mempesonakan aku selalu
Hanya kamu yang bisa membuat aku jadi tergila-gila
Membuat aku jatuh cinta karena tak ada yang lain sepertimu
Berkali ku mencoba berpaling dengan makhluk indah lainnya
Namun tak pernah ku rasakan bila seindah bercinta ku denganmu....
Andien menutup lagunya dengan sangat manis dan berani bersumpah jika kamera Saga terus membidik ke arahnya. Andien turun dari panggung disambut oleh sahabat-sahabatnya.
"Dasar peres. Bilangnya penyanyi kamar mandi, Taunya suara lo bagus banget. Sok-sokan mau ganti ekskul lagi lo." Kata Mika.
"Tau nih. Gue udah dag dig dug di bawah tadi liatin lo. Ntar tiba-tiba lo fals lagi. Taunya boom." Stella heboh.
"Hahahah, suer emang gue gak pernah show off. Gue bener-bener Cuma nyanyi di kamar mandi. Itupun adik gue sering gedor-gedor pintu kalo udah gue yang nyanyi." Kata Andien.
"Gue yakin lo pasti lolos Din." Kata Tami.
"Amin ya Tuhan." Kata Prita dan yang lainnya.
Setelah semua siswa bernyanyi, kemudian langsung diumumkan siapa yang lolos dan tidak. Dari 30 orang yang mendaftar, hanya 15 orang yang lolos dan salah satunya adalah Andien.

Kamu Lagi Kamu Lagi (CLBK)Where stories live. Discover now