Andien berlari kencang dari gerbang sekolah menuju ruang kelasnya. Hari ini Julian telat bangun dan otomatis berimbas pada terlambatnya Andien masuk sekolah.
"Ma Ain naik ojek online aja ya ma. Julian lama nih. Nanti Ain telat." Kata Andien.
"Gak! Mama gak mau. Nanti kalau kamu dijahatin gimana In?" Kata mamanya sambil memakaikan dasi ke leher Julian.
"Masih pagi ma. Penjahat belum bangun jam segini." Kelakar Andien mendapat pelototan dadi mamanya.
"Pokoknya mama yang anter kamu. Sebelum ada keputusan dari ayah kalau kamu boleh bawa kendaraan pribadi sendiri, kamu tetap tanggung jawab mama Andien." Kata mamanya final. Kicep sudah Andien dibuatnya.
Akhirnya Andien sampai tepat sebelum bel masuk berbunyi. Gadis itu duduk di bangkunya dan berusaha mengatur nafasnya. Teman-temannya yang baru saja datang dari kantin untuk sarapan menghampirinya.
"Ngapa lu? Abis marathon?" Tanya Prita. Andien melambai-lambaikan tangannya tidak mampu menjawab.
"Nih... nih... nih... minum dulu, ntar koit lagi lo." Kata Mika memberikan air mineral botol pada Andien yang kemudian diminum Andien dengan bar-bar.
"Thanks... hhh... Mik... hhh..." Kata Andien masih sedikit ngos-ngosan.
"Tumben lo telat. Habis belajar?" Tanya Stella.
"Adik gue telat bangun. Kena imbasnya deh gue. Trus pas gue bilang mau naik ojek online aja nyokan gue malah ngamuk. Jadi deh terpaksa gue nungguin adik gue." Jelas Andien.
Obrolan mereka terputus karena Miss Indah, guru Bahasa Indonesia mereka sudah datang.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa Miss Indah.
"Selamat pagi Miss." Jawab seisi kelas lesu.
"Ayo dong semangat. Ulangan hari ini tidak susah kok. Semua boleh berada di kelas." Kata Miss Indah lagi yang disambut sorakan bahagia dari seisi kelas.
"Baik sekarang perhatikan baik-baik soalnya." Semua mengeluarkan senjata untuk berperang. Mereka berpikir ulangan kali ini akan menyenangkan karena mereka pasti bisa mencontek pekerjaan teman sebangkunya. Karena biasanya ulangan harian macam ini akan dibagi menjadi dua kloter. 1 kloter menunggu di luar, 1 kloter lagi mengerjakan ulangan di dalam sehingga kemungkinan untuk bisa mencontek sangat sedikit.
"Buatlah sebuah pidato dengan tema bebas. Dengan catatan tidak boleh sama dengan teman di sebelah." Kata Miss Indah tersenyum puas sementara seluruh isi kelas mendesah tidak bahagia.**
Andien melambai pada teman-temannya yang baru saja keluar dari kelas. Seperti biasa Andien adalah orang pertama yang menyelesaikan ulangan Bahasa Indonesia, kemudian disusul oleh Saga.
"Gila mau mati rasanya." Tangis Stella.
"Buntu otak gue buntu." Tambah Prita.
"Kenapa sih? Udah santai aja, gak mungkin ulangan ulanglah kalian." Kata Andien menenangkan.
"Yakin sih gue juara kelas semester ini pasti Andien." Kata Tami.
"Udah ah udah buruan pesen makan cacing gue pada demo nih." Lanjut Mika.
Kemudian mereka memesan makanan dan minuman untuk melampiaskan kekesalan mereka pada ulangan hari ini, kecuali Andien tentunya. Mereka makan dengan lahap sambil tertawa menceritakan kekonyolan yang dilakukan satu sama lain saat ulangan tadi.
"Halo ciwi-ciwi. Lebar banget ketawanya, awas lo nanti ada lalat masuk." Kata Zio yang saat itu menghampiri mereka juga. Sejak Andien dan Zio mulai chattingan, setiap istirahat Zio selalu mampir ke kantin tempat Andien dan teman-tamannya nongkrong.
"Eh elo Zi. Ayo makan." Tawar Miku.
"Oh jelas gue kan ke sini emang mau makan. Ya kan Sof." Kata Zio pada temannya Sofian yang dibalas anggukan oleh Sofian.
"Kok lo ga makan Din?" Tanya Zio melihat hanya bagian meja Andien saja yang tidak dipenuhi makanan seperti yang lain.
"Masih kenyang nih. Semalem makan gue banyak banget soalnya." Jawab Andien.
Kehadiran Zio dan Sofian makin membuat suasana di kantin hari itu jadi heboh. Sofian yang memang punya segudang tebak-tebakan yang susah ditebak membuat mereka kewalahan namun tetap tertawa-tawa. Dan mereka harus mengakhiri sesi tawa mereka karena bel sudah berbunyi.**
Andien mendesah frustasi. Pasalnya hari ini adalah praktikum biologi dan itu pasti berkelompok. Miss Vega, pengajar mata pelajaran ini kembali merombak kelompok di kelas ini lantara seminggu yang lalu Ringgo dan Gema membuat kekacauan di lab dan Miss Vega berasumsi lebih baik jika mereka berdua dipisahkan. Dah karena hal itu pula Andien harus merelakan Stella, Prita, dan Miku harus digantikan dengan Hans, Tami, dan Saga. Tidak apa-apa, selama ada Hans dan Tami Andien pasti bisa menjalani hari ini.
"Baik hari ini kita akan menggambar alat perkembang biakan pada bunga. Usahan menggambar dengan detail dan lengkap dengan penjelasannya. Saya akan beri nilai plus jika kalian mau menambahkan effort kalian di hasil kerja kelompok kalian." Kata Miss Vega.
"Okay kita bagi tugas aja kali ya biar cepet. Hans dan Tami bagian gambar, gue akan buat penjelasannya terpisah biar gak saling tunggu. Dan lo Saga gue minta tolong warnain hasil gambaran dari Hans dan Tami." Jelas Andien.
"Oke Din" Jawab Hans dan Tami kompak.
"Ngapain mesti diwarnain sih? Ribet banget tau gak." Kata Saga.
"Lo gak denger kalau kita kasih effort di tugas ini kita bisa dapet nilai tinggi?" Tegas Andien.
"Terserah." Kata Saga pada akhirnya.
"Btw nih, mau gambar apaan kita?" Tanya Hans.
"Gambar mawar aja gimana?" Usul Tami.
"Ribet Tam, kasian kalian gambarnya nanti. Gimana kalau kembang sepatu? Tanamannya juga ada di depan kelas kita kan? Jadi gak susah." Tawar Andien.
"Heh lo gak mikir? Ribet tau gambar yang kayak gitu. Mending lo gambar kamboja kalau gak kembang kertas aja Hans, simpel kan. Biar cepet kelar." Terang Saga.
"Justru kalo lo suruh mereka gambar kembang kertas bakalan susah. Kan dia banyak bunganya, kalo kembang sepatu kan single. Lagian dia yang paling lengkap alat reproduksinya. Nilai kita pasti bangus." Kata Andien.
"Omongan lo dari tadi soal nilai bagus terus. Egois banget sih lo. Gak pernah berubah ya lo dari dulu." Maki Saga. Andien yang tidak terima dimaki seperti itu otomatis melawan.
"Egois? Bagian mananya gue egois?" Kata Andien tajam.
"Perlu gue kasi tau? Oke!Lo cuma mentingin nilai bagus lo itu dan gak mentingin pendapat temen-temen lo. Itu apa namanya kalau bukan egois?" Kata Saga tajam. Adien yang tidak tahan dengan kata-kata Saga lalu berkata.
"Tami, Hans, apa kalian ngerasa keberatan untuk ngikutin saran gue dan lebih pilih saran Saga? Apakah yang Saga bilang soal gue maksa lo berdua itu bener atau salah? Sekarang keputusan ada di tangan kalian berdua dan gue akan nurut apapun itu." Kata Andien pada Tami dan Hans
Tami dan Hans hanya saling pandang, berusaha membaca isi pikiran masing-masing. Kemudian Hans menyikut Tami untuk berbicara.
"Sorry guys, gue dan Hans setuju sama usulnya Andien. Menurut gue dia gak egois kok, dan alasan dia pengen dapet nilai bagus itu bener adanya. Kita kan harus usaha dulu biar dapet nilai yang bagus. Dan gue sama Hans sama sekali gak keberatan."
Semua memandang ke arah Saga. Sedangkan yang dipandang berusaha bersikap acuh.
"Yaudah yuk mulai kerjain tugasnya biar cepet selesai. Gue sama Hans ke sana dulu ya gambar bunganya." Kata Tami.
"Oke Tam gue di sini bikin bagan-bagan penjelasannya." Kata Andien.**
Sifat Andien yang paling Saga benci adalah egois dan dominasinya. Andien selalu berusaha untuk jadi yang terbaik. Ya meskipun Saga tau jika semua orang selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Memangnya apa sih untungnya jadi yang terbaik selain dimanfaatkan oleh orang lain? Saga memilih untuk tidur di UKS sementara teman-teman sekelompoknya mengerjakan bagian-bagian mereka. Toh tugas Saga hanya mewarnai, paling 5 menit juga selesai. Kemudian Saga memejamkan matanya dan tertidur.
**
Andien sibuk dengan bagiannya. Dia mencari beberapa referensi di perpustakaan. Karena ini masih jam pelajaran jadi tidak banyak siswa-siswi yang ada di sini. Saat tengah serius mengerjakan tugasnya, kepala Andien serasa berputar. Oh please, jangan sekarang. Andien berusaha mengerjap-ngerjapkan matanya berharap pusing itu hilang. Untuk sementara cara itu berhasil dilakukan dan Andien kembali fokus mengerjakan tugasnya. Setelah berkutat sekitar 30 menit di perpustakaan, Andien memutuskan untuk kembali ke kelas menemui teman-temannya. Tami dan Hans tampaknya sudah selesai dengan kegiatan menggambar mereka.
"Udah selesai ya?" Tanya Andien.
"Udah nih barusan, lo udah selesai sama penjelasannya?" Tanya Tami balik.
"Ini dah gue kerjain sedetail mungkin, hehehe." Jawab Andien.
"Berarti tinggal diwarnain dong ya, oke kalo gitu gue cari Saga dulu." Kata Hans kemudian setengah berlari ke luar kelas.
Andien dan Tami sibuk mencocokkan penjelasan dan gambar yang sudah mereka buat. Hans kembali ke kelas dengan keringat yang membasahi wajahnya yang putih.
"Din, Saga gak ada dimana-mana. Gimana dong?" Tanya Hans.
"Udah tanya sama yang lain?" Tanya Tami balik.
"Udah, gue cari di kantin, di toilet, di perpus, di UKS juga gak ada. Gak tau kemana tu anak. Gak usah diwarnain aja kali ya tugasnya?" Tawar Hans.
"Gak, jangan! Kita bisa selesaiin tugas ini dengan perfect tanpa dia kok. Biar gue aja yang warnain. Lo berdua tenang aja tugas kita pasti jadi." Kata Andien.Andien membuka tas Saga, dia seolah-olah tahu dimana Saga biasanya meletakkan barang bawaannya. Ya tapi Andien memang tau segalanya tentang Saga. Setelah menemukan pensil warna yang ia cari, Andien mulai melanjutkan mewarnai tugas mereka. Kekesalannya pada Saga sudah tidak terbendung, meski begitu Andien masih berbaik hati mencantumkan nama Saga di tugas mereka.
"its done, yay." Seru Hans.
"well, sekarang waktunya kita kumpul tugasnya. Din biar gue sama Hans aja yang kumpulin, lo di kelas aja. Kan dari tadi kerjaan lo banyak, sekalian kita cari Saga, siapa tau ketemu pas mau ke ruang guru." Tawar Tami.
"Mmmm, gue ikut deh. Gapapa kali. Ntar kalo ketemu Saga kan sekalian gue omelin." Kata Andien cengengesan.
Andien kemudian membereskan tugas-tugas mereka dan mengembalikan pensil warna milik Saga ke tempatnya. Setelah itu ia kembali ke mejanya untuk merapikan barang-barangnya. Saat sedang memasukkan alat tulis, kepala Andien kembali berputar, ia tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri. Samar terdengar suara Hans dan Tami yang nampak khawatir, kemudian sekelilingnya menjadi gelap. Andien terjatuh pingsan.
YOU ARE READING
Kamu Lagi Kamu Lagi (CLBK)
Genç KurguLike a wise man said: "kalau memang jodoh, sejauh apapun kamu pergi, ujung-ujungnya akan kembali pada orang yang sama" Start : 1/7/2019 Finish : -