(Empat Belas)

282 51 11
                                    

***

assalamu'alaikum! sebelum memulai baca bismillah dulu. dan jangan lupa pencet tombol bintangnya di pojok kiri bawah yaa :)

***

Jogjakarta, Gazlan.

Gue nggak pernah merasakan momen secanggung ini sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue nggak pernah merasakan momen secanggung ini sebelumnya. Jujur, kalo boleh nyombong, gue adalah tipe orang yang mudah bergaul dengan orang lain. Gue bukan tipikal orang pemilih sehingga mengharuskan adaptasi banyak ketika ketemu orang baru.

Ketemu gebetan aja gue nggak pernah canggung.

Harusnya ketemu orang tua temen nggak dong...?

"Mas....Gazlan ya tadi namanya?" Gue mendongak dan tersenyum ramah.

"Iya, om. Tapi kalo susah, panggil Alan saja nggak apa-apa, orang rumah panggil saya Alan." Jelas gue berusaha sesantai mungkin. Anehnya, nada suara gue terdengar sumbang, entah canggung atau justru tegang ini namanya.

"Mas Alan ke Jogja memang mau jenguk Bundanya Azura?"

Wah, parah. Gue merasa habis melakukan tindakan kriminal dan ketauan sama polisi.

"Ngg, nggak juga om sebenernya. Kebetulan ada kerjaan yang harus saya selesaikan sore ini, dan kebetulannya lagi Azura lagi di Jogja, jadi ya akhirnya sekalian." Om Adi tersenyum dan mengangguk mengerti untuk kemudian mengucapkan sesuatu yang membuat gue tersedak kopi saking kagetnya.

"Baru ini Azura ngajak laki-laki yang nggak kita kenal buat ketemu. Segamblang ini, sampai om kaget, ternyata anak om sudah besar." Ujar Om Adi penuh kekaleman. Berbanding terbalik dengan gue yang justru panas dingin.

Wait....what? Baru gue yang diajak ketemu keluarganya? Azura kenapaaaaaa sih lo bikin gue kayak gini.

"Hah kebetulan saja mungkin, om. Lagian saya juga nggak enak kalo kesini tapi nggak ketemu sama om, tante, dan abangnya Azura." Jawab gue memilih penggunaan kata yang terdengar realistis dan paling masuk akal.

"Alhamdulillah...saya lega dengan kondisi seperti ini. Saya lega Azura sudah bisa memilih dan menentukan siapa laki-laki itu dan ternyata kamu orangnya. Om mengerti umur Azura baru 20 tahun ini, dan kuliah kedokteran nggak butuh waktu yang sebentar, tapi om mau Mas Alan selalu ada buat Azura. Karena kami nggak tau sampai kapan bisa terus menemani Azura. Jadi mungkin sekarang waktu yang sudah digariskan Allah untuk om bisa titip Azura sama mas Alan."

Oke.

Gue mendadak berkeringat dingin. Ini....apa sih maksudnya? Tunggu dulu, deh.

"Lan..." Panggil Om Adi kemudian sambil menggenggam tangan gue erat. Seperti menyalurkan maksud tersembunyi dari genggaman beliau ini lalu kemudian gue kembali sadar, kalau pertemuan kali ini akan membuahkan kesepakatan baru antara kami.

From Us ; Gazlan & Azura ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang