***
assalamu'alaikum! sebelum memulai baca bismillah dulu. dan jangan lupa pencet tombol bintangnya di pojok kiri bawah yaa :)
***
Gazlan
Satu.
Dua.
Tiga.
Satu dikali satu sama dengan satu.
Satu dikali dua sama dengan dua.
Dua dikali satu sama dengan satu -eh bangsat, dua lah bego.
Hal yang selalu gue lakuin ketika sedang dalam keheningan atau sedang sendirian tanpa ngelakuin hal apapun adalah berhitung. Gue suka ngitung, apapun, yang berhubungan sama angka gue suka. Banget. Nggak mau sok pinter atau gimana, tapi alasan yang bikin gue masuk teknik salah satunya adalah karena itungannya banyak, dan cuma itu hal terbaik yang bisa gue lakuin di bidang akademik, kayaknya.
Kayak sekarang.
Gue lagi nyetir didaerah padetnya Malang. Jalur keluar masuk antara mau keluar dan masuk Kota Malang. Rasanya seneng, ngerasain bisa ada di daerah padet sebagaimana pun kosongnya hati lo, karena setidaknya dengan begitu, lo nggak ngerasa sendirian. Ada banyak kendaraan lain yang melaju disekitar mobil gue, dengan kecepatan sedang yang -sepertinya, nggak ada niatan untuk menambah kilometer pada speedometer kendaraan mereka.
Batin gue kembali berhitung. Entah salah atau benar. Gue sedang tidak ingin membenarkan diri sendiri saat ini. Yang gue tau cuma kekosongan ini yang akan menjadi pembenaran ketika gue salah.
Dua kali dua sama dengan empat.
Empat kali dua sama dengan delapan.
Delapan kali dua sama dengan-"Mama udah nggak mau balik kerumah."
"Papa niat banget buat ngirim kamu ke luar buat lanjut S2."
KAMU SEDANG MEMBACA
From Us ; Gazlan & Azura ✔
Teen FictionDari Kami; Gazlan & Azura. "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." -Q.S Al-Mu'minuun : 114 Dalam satu hentakan nafas, Azura mengucap arti dari potongan ayat yang membuat Gazlan sadar. Nggak, bukan...