Part 8

7 1 0
                                    

          Kesal dengan ucapan Fauzan, Stevi menekan elusan lembut tadi.
      
         "Jangan gitu juga!" Teriak Fauzan layaknya seseorang yang sedang kesakitan. Dasar cowok pimplan. Dikasar marah, dilembut terangsang. Mau lo apa hah?!

         "Udah! Air jahe diabisin. Awas aja kalau gak." ancaman kembali mencekam Fauzan. Saat Stevi hendak pergi kesekian kalinya, Fauzan menarik tangannya lagi untuk kesekian kalinya.

         "Mau apa lagi?" tanya Stevi malas.
  
         "Gue mau lo nggak jauh dari gue waktu kemah nanti." Stevi hanya memutar bola matanya malas. Tanpa harus dimintapum, mereka berdua akan selalu nempel. Stevi mengangguk. Namun, ketika sudah diberi jawabanpun, genggaman Fauzan tak kunjung lepas.
  
         "Stev, jujur aja gue.."
tok.tok.tok.
Belum selesai dengan perkataannya, Fauzan terpaksa harus memberi jeda karena ada suara ketukan pintu. Karena tidak dikunci, sewaktu Stevi menoleh kebelakang, langsung terpampang seorang lelaki, berperawakan tinggi, putih, hidung yang mancung dengan senyum yang menghiasi bibir merah alaminya. Stevi saja sampai tercengang melihat betapa indah pemandangan yang sedang tersaji saat ini. Apalagi, style yang dia kenakan memang style kekinian. Nikmat apalagi yang kau dustakan Stevi?! Berada di sekeliling cogan kost-an.

          "Maaf ganggu mas sama adek. Saya cuma mau nanya, kamar kosong disini yang mana ya?" Suara yang sexy itu semakin membuat Stevi ingin mencat-mencat karena ketemu cogan limited edition seperti ini. Tapi, dia cukup baik karena sudah memanggil "Stevi" adek dan Fauzan "mas"

          Stevi melepas pelan tangan Fauzan dari tangannya dan langsung menghampiri pria itu. Betapa senangnya Stevi melihat pria ini dari dekat. Ternyata, lebih tampan lagi jika sedekat sekarang.

         "Hai, nama lo siapa?" demi dewa dewi yang ada dilangit, hutan, dan lautan, ini mimpi atau bukan si?! Edisi batin Stevi yang lebay ketika orang itu menanyakan namanya sambil menyodorkan tangan kanannya.

         "Gue Stevi." singkat saja jawab Stevi membalas jabatan tangan pria itu.
         "Gue Leon, salam kenal. Nama lo cantik sama kayak orangnya." iya, tau kok gue itu cantik, semua orang juga bilang gitu. Lagi dan lagi Stevi melebih-lebihkan dirinya sendiri. Parahnya lagi, Stevi berfikir akan memasukkan Leon dalam daftar fans VIP nya.

         "Kamar kosong ada di sono no. Nomor dua dari kamar paling ujung." tunjuk Stevi ke kamar yang dia maksud.

        "Makasih ya. Gue suka suara lo. Lucu banget." katanya mengedipkan mata pada Stevi. Alhasil, cewek itu membeku seketika.

        "Biasa aja kali Stev." Stevi tersadar setelah mendengar suara itu. Tersadar kalau masih ada orang disana.

        "Yaudah gue mau ke kamar dulu. See you." Leon pergi.

        Setelah lelaki dengan julukan keturunan India campur Korea plus Indonesia tentunya pergi, barulah Stevi membalikkan badannya menghampiri Fauzan lagi. Tak lupa juga menutup pintu yang dia dobrak. Untungnya, tidak rusak parah. Atau gak, dia harus rela mengorbankan uang jajannya mengganti pintu.

        "Zan, tadi lo mau ngomong apa?" tanya Stevi kembali duduk disamping Fauzan.

        "Gak jadi. Lupa gue." ini pasti akal-akalan Fauzan saja agar tak memperpanjang masalah dengan Stevi. Entah kenapa dan kok bisa? Stevi gak mau jauh dari Fauzan saat lelaki itu sedang lemah seperti saat ini. Bahkan, hanya 5cm bergeser dari Fauzan pun, berat banget untuknya. Apa sekarang mereka berdua jadi kembar siam? Wajah pucat, bibir yang tadinya merah muda sekarang warnanya hampir sama dengan gigi. Dan, satu lagi Stevi benar-benar merasa nyaman ketika menatap Fauzan yang sedang diam.
Tap!
Fauzan menggenggam tangan Stevi lagi. Kali ini erat sekali sampai-sampai tubuh Stevi bisa merasakan hangatnya suhu tubuh Fauzan. Padahal Fauzan sudah mengubah posisi yang awalnya bersender menjadi baring dengan tangan Stevi yang sengaja dia letakkan diatas dadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STEZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang