Bara tengah menyisir rapi rambutnya. Ia tersenyum lebar menatap dirinya sendiri di depan cermin berukuran 30x60cm yang menempel di dinding kamarnya itu. Ia memandang tajam matanya sendiri yang terpantul dari cermin.
“Aku siap untuk pendekatan kedua.” Gumam bara mantap.Terdengar suara teriakan perempuan memanggil bara dari arah pintu kamar-nya. Bara yang menyadarinya, lantas melangkah membukakan pintu kamarnya itu. Nampak wanita paruh baya tengah berdiri di hadapan bara setelah bara membuka pintu. Wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu-nya bara itu menyuruh bara untuk segera sarapan. Bara pun mengangguk seraya tersenyum menatap ibu-nya. Bara berjalan pelan membuntuti ibu-nya menuju ruang makan. Ia nampak melamun menatap Susi (Ibu-nya) yang sudah keliatan tua dan tak berdaya. Bara yang tadinya cengengesan, kini wajhnya nampak murung setelah memandangi susi.
“Bu, maaf ya, bara belum bisa bantu ibu.” Ucap pelan lembut bara kepada susi.
“Eh kenapa kok tiba tiba ngomong gitu bar ?” Tanya susi seraya menyodorkan piring berisi beberapa tempe kepada bara.
“Enggak bu, bara ngerasa belum berguna aja untuk ibu.” Jawab bara menunduk.
“Eh jangan gitu. Tugas kamu sekarang hanya rajin belajar dan rajin sekolah aja. Biar pinter terus gak susah nyari duit kayak ibu.” Susi mengacungkan sendok makan menunjuk wajah bara seraya tertawa kecil.
“Eh ibu ni ya. Gak bisa di ajak bicara serius.” Bara menatap susi seraya tertawa kecil.
“Udah udah. Cepet makan ntar keburu si tobi dateng.” Ucap susi seraya menyuapkan sepotong tempe ke dalam mulutnya sendiri. Bara mengangguk meng-iyakan suruhan ibunya itu.
Adegan sarapan bara dan ibunya kini telah selesai. Bara lalu memasuki kamarnya kembali, sementara susi menuju kamar mandi seraya membawa piring kotor ke dalamnya. Bara mengambil tas sekolahnya lalu kembali keluar kamar menuju halaman depan rumah-nya.
Dua bisikan dari entah siapa masuk kedalam ruang dimensi pendengaran bara.
“Udah pergi aja bar !” Bisikan ke satu terdengar jelas.
“Tungguin aja bar, si tobi tuh sahabat elu. Lu harus setia kawan sama sahabat lu !” Bisikan kedua membantah.
Bara merenung sejenak dengan posisi tubuhnya yang mematung di teras halaman depan rumah. Lalu, dengan mantap ia memakai sepatu yang berada tepat di bawah kaki-nya. Bara membuat pilihan bulat untuk berangkat sekolah duluan sebelum tobi datang menjemputnya. Ia tak mau menjadi korban PHP tobi lagi dan akhirnya membuat bara terlambat masuk sekolah seperti hari sebelumnya.
Bara berjalan pelan menuju pagar kayu halaman depan rumahnya. Sesaat setelah hendak menutupi pagar tersebut, tiba tiba....
Tiiinnnn....tinnnnn.....
Suara klakson motor mengagetkan bara sampai sampai ia meloncat masuk kembali ke halaman depan rumahnya.
“Bangke !!” Bentak bara seraya melompat memukul helm tobi sahabatnya yang baru datang.
“Hahahahahahahaa” Tobi tertawa puas di atas motornya.
“Anying kebiasaan lu ngagetin gue mulu !!” Bentak bara kembali seraya nunjuk nunjuk wajah tobi. Sementara tobi masih tertawa terbahak bahak.
“Tawa lu !!” Bara sekali lagi membentak seraya memukul kembali helm tobi.
“Issshh udah kali ngejeplak pala gue nya . Sakit anying !” Sewot tobi. Bara cengengesan seraya menutup kembali pagar rumahnya.
“Lu kemaren kemana ? gak sekolah pakegak ngabarin dulu. Gue terlambat gara gara nunggu elu bego !” Ucap bara seraya menaiki jok belakang motor tobi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Ara Dari Bara
Romance2 Tahun menjadi pengagum rahasia. 7 Hari membuka cinta. 4 Tahun cinta mereka terjeda. ****************** Mata terbuka oleh sahabat. "Sahabat yang paling sahabat adalah sahabat yang berani memukul sahabatnya sendiri."