Hari ke-3 - Kenapa dengan ara

13 3 3
                                    


Sekali lagi, ara dan bara terjebak di dalam kemacetan. Mereka kini berada di jalan BKR tegal lega bandung. Begitu padat, begitulah suasana jalanan itu. Suara klakson yang tak berhenti berbunyi, semakin menambah bisingnya jalanan sore itu.

Raut wajah ara nampak kesal di pandangan bara yang melihatnya dari kaca spion. “Ada apa dengan ara ?” Itulah kata tanya yang berada dalam benak bara. Ara terlihat semakin kesal dengan bisingnya suara suara klakson yang berbunyi-an. Ia kini turun dari motor. Menatap tajam bara lalu menyuruh-nya untuk bergantian mengemudi. Bara sontak terkejut, ia hanya mengangguk meng-iyakan keinginan ara.

“Pegangan ! Yang erat !” Ucap ara yang kini tengah memegang stang motor milik-nya. Bara lantas berpegangan ke handle motor.

“Peluk ara !! bukan malah pegangan sama besi !” Sewot ara berteriak pelan. Bara hanya membisu lalu melakukan perintah ara.

Kini bara terlihat tengah memeluk tubuh ara dari belakang jok motor. Ara sejenak tersenyum puas setelah merasakan hangatnya pelukan bara.

“Kalo bawa motor tuh gini !!” Sewot ara pelan seraya melajukan motornya. Ia selap selip kiri kanan melewati kemacetan di jalan itu. Sementara itu, bara yang tengah memeluk ara pun menoleh menatap wajah ara dari kaca spion.

“APA ?” Sewot ara yang menyadari bara tengah memandangnya dari spion. Bara sontak menundukan kepalanya.

“Peluknya yang kuat tapi lembut dong !” Lanjut ara masih sewot. Bara lantas membuat pelukannya kepada ara semakin kuat.
Motor itu kini tengah melaju cepat setelah melewati kemacetan tadi. Ara terlihat tersenyum puas setelah akhirnya lepas dari pusing-nya kemacetan. Ia kini menepikan motor-nya.

“Nih , bara lagi yang bawa.” Ucap ara tiba tiba setelah menghentikan motor-nya itu. Bara mengangguk meng-iyakan perintah ara.

“Nnah.. kalo bawa motor tuh gitu bar.”Ucap ara yang kini duduk di jok belakang.

“Isssh bahaya tau raa !” Jawab bara seraya mulai melajukan motor.

“Ah cemen bara mah !” Lanjut ara meledek, lalu ia memeluk erat bara seraya tersenyum.

“Ara kok aneh si ?” Tanya bara menatap ara dari spion.

“Udaahh... fokus aja bawa motornya.” Jawab ara semakin menguatkan pelukannya kepada bara. Sementara itu, bara terlhat mengernyitkan dahi-nya.

Bara dan ara kini telah sampai di depan gapura perumahan mekar wangi. Seperti biasa, mereka suka berlama-lama di tempat itu. Bara yang tengah berdiri sambil bersender di motor yang di standarkan itu , kini ia tengah menatap ara yang masih menduduki jok motor. Ara membalas tatapan bara, kini mereka sama sama tersenyum lebar.

“Woyy mas !” Tiba tiba satpam komplek mekar wangi meneriaki bara dari pos tempat ia berdiri. Bara lantas menoleh menatap satpam itu.

“Pacaran kok gak berlevel si.. di situ mulu pacarannya !” Teriak kembali satpam itu seraya tersenyum lebar. Bara melongo kemudian menggaruk garuk kepalanya. Sementara itu, ara hanya tertawa kecil setelah mendengar ucapan satpam itu.

“Yaa terserah saya dong paaakk !” Teriak bara menjawab. Satpam itu hanya tertawa kecil setelah mendengar jawaban dari bara.

“Emang kita pacaran ?” Tanya ara tiba tiba.

“Oh-euh- ng-nggak si hehe.” Bara tersenyum lebar menjawab ara.

“Oo ya udah.” Jawab ara yang tiba tiba sewot. Bara kembali menggaruk garuk kepalanya menatap ara.

“APA LIAT LIAT ?” Sewot ara berlanjut.

“Eummmmm.. pms lagi “ Ucap bara dengan nada perkataan yang menyindir.

“BARA NGOMONG APA ?” Sewot kembali ara seraya menatap tajam bara.

“Itu tuh si satpam ikut campur urusan orang lain aja.” Jawab spontan bara seraya menoleh ke arah satpam tadi.

“Idddiiih..” Lanjut ara masih sewot seraya memalingkan pandangannya dari bara. Sementara itu, bara terlihat mengernyitkan dahinya seray menggeleng gelengkan kepala.

“Permisi dulu ra, bara mau ngambil tas.” Ucap bara menatap lembut ara. Ia mencoba membuat mood ara baik lagi.

“OKE SILAHKAN.” Ucap ara yang masih saja sewot seraya turun dari jok motor.

“OKE AWAS !” Bara kini ikut ikutan sewot.

“OKE ARA MUNDUR !”

“OKE BARA MAJU !”

“OKE SILAHKAN !”

“OKE BARA MAU BUKA JOK MOTOR !”

“OKE ARA MAU LIAT !”

“OKE NIH LIATIN !” Bara kini membuka jok motor, ia lalu mengeluarkan tas milik-nya yang sedari tadi di simpan di dalam jok itu bersama tas milik ara.

“OKE SEKALIAN BAWAIN TAS ARA !”

“OKE BARA BAWAIN !” Bara menyodorkan tas berwarna pink kepada ara.

“OKE MAKASIH”

“OKE SAMA SAMA”

“ WOOOYYY PACARAN KOK BERANTEM !” Ucap teriak tiba tiba satpam yang tadi.
“DIEM !!!!” Jawab bara dan ara serentak seraya menatap satpam itu.

Bara lalu mengeluarkan buku hitam dari tas-nya.

“MAU NULIS ?” Tanya ara menatap bara.

“IYA MAU NULIS !”

“OKE NULIS APA ?”

“OKE NULIS ARA LAGI PMS !”

Ara mencubit perut bara keras.

“AWWWW” Bara menjerit kesakitan. Ara sontak tertawa terbahak bahak melihat bara yang menjerit seperti perempuan.

“KENAPA KETAWA !?” Tanya sewot bara seraya memegangi perutnya.

“OKE GAK BOLEH KETAWA ?” Ara menghentikan tawanya.

“OKE JANGAN KETAWAA !”

“OKE ARA NGGA KETAWA !”

“OKEE OKEE !”

“YAUDAH OKE !”

Keadaan hening sejenak. Ara terlihat melipatkan kedua tangannya di dada seraya memandang tajam bara. Sementara bara mengusap ngusap perutnya yang kesakitan.

“Sakit ya bar ?” Ara mendekati bara seraya menatap penuh rasa bersalah.

“UDAH TAU SAKIT PAKE NANYA !” Sewot bara.

“Isssh bara pms ya ?” Tanya ara seraya menaikan alisnya menatap menggoda bara. Bara sontak tertawa terkekeh setelah mendengar ucapan ara. Lalu ara pun ikut tertawa bersama bara.
“NNAH GITU DONG PACARAN TUH KUDU BAHAGIA !” Ucap teriak satpam tadi tiba tiba.

“DIEEM !” Teriak kembali ara dan bara serentak. Satpam itu terlihat tertawa terkekeh setelah di bentak ara dan bara secara bersamaan.

Suasana saat itu tiba tiba terasa bahagia dengan gelak tawa ara dan bara yang pecah bersama sama. Mereka tertawa geli mengingat kejadian barusan yang sama sama saling sewot. Ara kini menepuk tangan bara seraya mengatakan “udah sore”. Bara-pun lantas menghentikan tawa-nya. Ia menatap ara seraya mengangguk. Ara dan bara kini terlihat tersenyum bersamaan. Sesaat kemudian mereka melebarkan senyumnya sama sama.

Seperti orang gila saja, itulah mereka. Siangnya romantis, sorenya saling sewot seperti tom and jerry saja. Mereka kini tengah melambaikan tangan sama sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untuk Ara Dari BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang