1.1

124 4 1
                                    

Krrriiiing...

Bunyi nada dering handphone mengagetkan sang pemilik handphone yang ada dalam mobil tersebut.

"IRUL G" gumam laki laki tersebut. Laki laki itu adalah Chandra Bryan Gideon.

Chandra mengangkat telpon tersebut dan menepikan mobilnya.

"Hallo chan" ucap Irul di sebrang telpon

"Iya rul, ada apa?" jawab Chandra

"Lo udah lewat supermarket belum?"

"Belum, kenapa emang?"

"Sekalian beliin makanan! Ntar gue ganti uangnya"

"Oh.. Ya itu doang"

"Iya, makasih ya"

"Iya sama sama" Chandra memandang handphonenya dengan pandangan bingung pasalnya ia mendengar seorang Khoerul gorvia mengucapkan kata makasih "tumben amat" batin Chandra yang masih heran.

Setelah menerima permintaan Irul, Chandra menyalakan mobilnya kembali.

Belum sampai disupermarket Chandra melihat seperti ada seseorang yang ia kenali, ia menyipitkan matanya guna memperjelas penglihatannya.

" itu bukanya Verona ya?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Iya itu Verona" ia pun menepikan mobilnya.

"Verona"

"Chandra?" ucap Verona memastikan.

"Iya ini Gue, lo mau kamana?" tanya Chandra pada Verona.

"Gue mau ke Red Chilies Apartement"

"Naik!"

"Haa?" jawab Verona bingung.

"Lo mau ke RCA kan?" tanya Chandra agak gemas.

"Iya"

"Bareng aja gue juga mau kesana"

Mereka saling diam di dalam mobil sampai didepan supermarket Verona bingung pasalnya mobil yang ia tumpangi berhenti.

"Kok berhenti?"
"Irul titip sesuatu, lo ikut ya!" pintanya pada Verona yang hanya di angguki oleh gadis itu.

Sampai di stand makanan dia menyuruh Verona mengambil makanan yang biasa ia dan para sahabatnya makan.

Setelah sampai di apartement mereka langsung menuju ke kamar apartement Elin. Mereka berjalan beriringan tanpa memperdulikan tatapan para orang yang melewati mereka, karena pada dasarnya mereka memiliki sifat yang dingin jika dengan orang yang mereka anggap asing.

Gak tau ya apa yang di pikirkan oleh sahabat sahabatnya waktu mereka datang beriringan rasanya apa gitu mereka pada heboh sendiri.

"Weh barengan aja njiir" ucap Rizan tiba tiba yang melihat Verona dan chandra berjalan ke arah mereka.

"Lo, bedua kenapa bisa bareng?" tanya Meera dengan tatapan menggoda.

"Mobil gue di bengkel tadi gue kesini mau pake taksi. Tapi, dia nongol jadi bareng" jelas Verona yang hanya diangguki oleh semua kecuali Chandra.

Skip

"Gue balik dulu bro udah malem" ucap Garel pamit pada kawan kawannya.
"Lo ikut balik gak zan, lo kan tadi bareng gue" lanjutnya

Rizan yang mendengar ajakan Garel pun mengangguk dan bangkit dari duduknya "gue duluan" ucapnya sembalri berjalan kearah pintu mengikuti Garel.

"Gue juga balik deh, ntar para tetangga pada ngomongin gue lagi karena balik kemaleman" ucap kayla yang berdiri ingin melangkah kearah pintu "lo ikut balik gak ra" lanjutnya pada Meera
"Iya gue ikut lo" jawab Meera.

"Lhh gue sama siapa?" ucap Verona tiba tiba, sedangkan Chandra masih diam ditempatnya saat ini.

"Yah gue bawa motor na kesini tadi gimana dong.?" ucap meera pada verona.

Tetapi memang tadi meera kesini dengan mempir ke tempat Kayla menggunakan motor, ia merasa ingin naik kendaran roda dua miliknya yang sudah lama ia tidak kendarai alhasil ia kesini menggunakan motornya itu

"Gue balik ya" ucap Chandra pada Irul.

"Lhh itu ada Chandra" usul Elin menujuk Chandra.

"Apa?" Chandra bingung mengernyitkan dahinya karena namanya disebut sebut

"Masa gue sama Chandra lagi sih" tolak Verona yang merasa tak enak pada chandra.

"Lo kan tadi dateng sama dia ya pulang bareng dia lhh" ucap Meera yang dari tadi diam.

"Yuk na lo mau pulang gak?" tanya Chandra pada Verona yang sudah bangun dari duduknya.

"Eemmmm"

"Udah sana Irul gak mungkin anter lo, apa lagi Elin jelas gak boleh sama Irul" ucap paksa Kayla

"Udah ayok kelamaan mikir lo" Chandra menggeret tangan Verona keluar dari apartement Elin.

Sesampaunya di depan mobil Chandra, Verona menolak untuk naik ke mobil dan mengatakan akan naik taksi saja.

"Gak baik Na.. Naik taksi malem gini apalagi lo perempuan, udah cepet naik" paksanya pada gadis itu dan mendorong sedikit bahunya agak masuk ke dalam mobil.

Verona menurut saja karena Chandra memaksa. Chandra sebenarnya juga bingung kenapa ia bersikap demikian pada Verona.

"Gue laper, sekalian temenin gue makan" ucap Chandra karena Verona Memandangnya dengan mengernyitkan keningnya.

Seorang waiters menghampiri merwka dengan membawa buku menu
"Silahkan, mau pesan apa mba/mas?"

"Saya pesen nasi goreng seafood aja mba"
"Minumnya?"
"Jus alpukat aja"
"Mbaknya?"
"Saya es teh manis aja mba"
"Jadi nadi goreng seafoodnya 1,jus alpukat 1, es teh manis 1"

Setelah makanan datang Chandra langsung melahap makanan itu tanpa melihat kanan kiri gokusnya hanya pada makanan didepannya itu. Sedangkan Verona sedang memperhatikan minumnya dan chandra secara bergantian.

DOR

uhuk uhuk uhuk

"Sialan lo" ucap Chandra setelah menghabiskan minumnya dan juga minum milik Verona karena dikagetkan dengan datangnya Anjeli sepupunya, dan anjeli teman Verona di organisasi osis dulu.

"Dari mana lo?" tanya Anjeli pada Chandra.

"Dari tempat Elin" jawab Verona.

"Lo ketempat Elin sama Chandra?" Anjeli menyipitkan matanya pertanda curiga.

"Mobil gue di bengkel,Gue ada perlu sama Elin, terus Chandra lewat pas gue lagi nunggu taksi" jelas Verona yang Mengerti kecurigaan Anjeli padanya dan juga Chandra.

"Ohh... Kirain lo berdua ada apa apa lagi"

"Nggak ada apa apa kok"

"Ya udah deh Gue pergi dulu, udah ditunggu sama rian tuh" ucapnya sambil menatap kekasihnya yang memang berdiri dekat pintu keluar.

"Ya" jawab verona dan hanya mendapat anggukan dari Chandra.

Setelah sekitar 5 menit kepergian Anjeli, Verona dan Chandra tampak gelisah, mereka tampak mengipas ngipaskan tangan mereka pada diri mereka padahal suhu ditempat itu cukup dingin.

"Chan anter gue pulang cepetan"

"Iya, yuk buruan" Chandra bukanlah pria polos yang tak mengerti pada keadaan dirinya saat ini. Ia mengerti ini adalah efek dari obat perangsang. Kejantanannya yang tertekan terasa begitu nyeri. Nafasnya tertahan menahan hasrat. Hasratnya kian meningkat ketika melihat Verona yang juga sama seperti dirinya. Jika dilihat Verona ternyata sudah menahanya, tetapi bagian bawahnya kian basah begitu mendengar ucapan Chandra.

Udah dulu ya gaes segini dulu.... Byeee

Apa yang terjadi pada pada Chandra dan juga Nana berikutnya ya gaes....

Jangan lupa votcomt ya gaes ....

Dan jangan lupa baca GIVELIN(bisa juga dibaca terpisah)

my babyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang