Satu hari nginep di desa, Ricky ngerasa nggak nyaman karena dia udah kebiasaan sama kehidupan mewah sejak kecil. Berbanding terbalik sama Erick, yang merintis kariernya dari nol, jadi dia udah kebiasaan buat hidup sederhana. Kalo Hendrick sih nyaman-nyaman aja, cuman yang bikin dia nggak nyaman sama kayak di Jakarta yaitu nggak adanya satu cewek pun di sana.
Ketika keluar dari penginapan buat ngehirup udara segar, mereka ketemu sama pak kepala desa. Mereka berbincang-bincang tentang desa itu terutama alasan kenapa desa itu nggak ada cewek satu pun.
"Jadi dulu desa ini kayak desa pada umumnya, ada laki-laki dan perempuannya. Kemudian seorang perempuan yang namanya Tantri menyumpahi desa ini. Ya, ginilah akhirnya nggak ada perempuan satu pun di sini", jelas pak kades.
"Maksudnya sumpah gimana, pak? Terus kenapa si.....Tantri ini nyumpahin desa ini", tanya Erick yang udah kayak petugas sensus penduduk yang nanya terus.
"Jadi Tantri itu dulunya adalah kembang desa di desa ini. Kecantikannya itu luar biasa. Banyak pria desa yang mencoba melamar dia, tapi tidak ada yang berhasil menaklukan hati Tantri. Sampai suatu hari, ada laki-laki yang merayu Tantri. Namun seperti biasa Tantri menolak. Karena tidak terima dengan penolakan itu, laki-laki itu ingin mengambil kesucian Tantri. Akhirnya Tantri hamil dan dia diusir dari desa. Sebelum meninggalkan desa, dia sempat mengucapkan suatu sumpah bahwa desa ini akan merasakan hidup tanpa seorang wanita. Setelah keluar dari desa, dia melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Keira, tanpa seorang laki-laki yang mendampingin", jelas pak kades dengan panjang lebar.
"Apa, pak? Nama anak bu Tantri itu Keira?"tanya Hendrick sambil ngelirik Erick dan Ricky.
"Iya, emang kenapa?", kata pak kades.
"Jadi kita itu lagi nyari cewek yang namanya Keira juga. Dia itu juga nyumpahin kita sama kayak bu Tantri nyumpahin desa ini", jelas Erick.
"Iya, pak. Tapi anehnya yang hilang bukan cuman cewek di sekitar kita, pak, tapi cewek se-Jakarta yang hilang", tambah Ricky.
"Oh...jadi itu kenapa kalian sampe kesini yaitu buat nyari Keira yang kemungkinan anaknya bu Tantri", kesimpulan yang diambil pak kades.
"Iya, pak. Kira-kira pak kepala desa tau nggak dimana bu Tantri dan Keira sekarang tinggal?", tanya Erick.
"Oh...maaf, mas, kalau tentang itu saya tidak tau. Yang tau itu pak Karim, tetangga dekatnya bu Tantri waktu masih di sini. Coba tanya ke beliau", ujar pak kades.
"Oh, begitu. Bapak bisa anterin kita ke rumahnya pak...Karim?", tanya Erick.
"Oh, tentu bisa. Mari...", ajak pak kades.
"Hehehe...tapi pak kita belum mandi. Kamar mandi di sini di mana ya, pak?", tanya Ricky.
"Oh...di sini adanya kamar mandi umum mas, saya bisa tunjukan tempatnya. Mari...", ajak pak kades kembali.
"Baik, terimakasih, pak", jawab mereka bersama-sama.
Mereka menuju kamar mandi umum yang yang buat ke sana harus ngelewatin persawahan. Kebetulan di sana mereka ngeliat pak Karim yang lagi ngebajak. Mereka manggil pak Karim, dan pak Karim ngedeket. Setelah pak kades ngenalin mereka ke pak Karim, mereka mulai nanyain tentang rumah bu Tantri.
"Maaf, pak. Saya boleh tanya di mana rumahnya bu Tantri?", tanya Hendrick yang langsung to the point.
"Kenapa teh kalian nanya-nanya tentang bu Tantri? Naon hubungan kalian dengan bu Tantri?", tanya pak Karim dengan nada judesnya, dan bahasa Sundanya.
Erick langsung nyeritaain apa yang dialami mereka. Pak Karim pun nyoba manfaatin mereka. Pak Karim ngasih syarat ke mereka kalo mau tau rumah bu Tantri sekarang.
"Kalo kalian teh mau tau tempat tinggalnya bu Tantri sekarang, kalian teh harus mau mbantuin saya kerja di sawah ini mau pun di rumah saya. Kalian teh setuju?", ucap pak Karim.
"Berapa lama kita harus kerja mbantuin bapak?", tanya Ricky.
"Ya kurang lebih teh 2 minggu, gimana?", kata pak Karim.
Mereka diam sejenak sambil mikiran persyaratan yang dikasih pak Karim. Mereka bisik-bisik buat ndiskusiin persyaratan itu.
"Baik, pak kita akan mbantuin pak Karim buat kerja, tapi pak Karim janji ya ngasih tau kita tentang tempat tinggalnya bu Tantri", ujar Hendrick.
"Iya", jawab pak Karim dengan judesnya.
"Tapi biarkan mereka mandi dulu ya, pak", kata pak kades ke pak Karim.
Mereka mandi dulu dan akan mulai kerja besok sesuai persetujuan mereka dengan pak Karim.
Gimana part 5 nya?
Makasih buat yang udah baca ya. Makasih juga yang udah kasih dukungan ke cerita dan Authornya (Authornya kepedean nih). Aku terharu guys...
Eh, tunggu...you want to next? Votment, ok...
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Her
Random"Apaan sih lo. Maksud gue tuh, lo sadar nggak sih kalau tadi di jalan itu nggak ada 1 orang cewek pun yang ada, terus dari tadi gue perhatiin karyawati di sini juga kok nggak ada ya", jawab Erick. "Iya sih. Dari tadi gue heran karena pagi ini nggak...