Maafin Authornya ya karena udah lama banget nggak update. Baru banyak tugas dan ujian nih (ujian sekolah ya bukan ujian hidup). Pokoknya Happy Reading ya...
Udah 1 bulan penuh Hendrick, Erick, sama Ricky hidup bareng Pak Karim. Dan sekarang waktunya mereka ndapatin imbalan dari Pak Karim yaitu informasi tentang Keira.
"Sebenarnya teh bu Tantri sekarang tinggalnya tidak sama Keira anak kandungnya, tapi dia sekarang tinggal sama anak adopsinya, namanya Rudi Mustofa. Keira teh setau bapak udah dibuang sama ibunya tepat setelah dia dilairin", jelas Pak Karim.
"Ow, emm...sekarang mereka tinggal dimana, pak?", tanya Hendrick.
"Mereka sekarang tinggal di Depok", jawab Pak Karim.
"Oh, begitu ya, pak. Kalo begitu sekarang kita mau prepare buat ke Depok ya, pak", izin Erick.
"Oh, iya-iya mangga atuh", kata Pak Karim.
Mereka pun prepare buat OTW ke Depok tentunya untuk ngelanjutin pengembaraan mereka buat nyariin waitress gagap yang berperan penting di hidup mereka saat ini.
Sebelum pergi ke Depok, mereka pamitan sama warga desa, termasuk Pak Karim. Tanpa terasa, air mata ketiga sahabat itu jatuh dan membasahi pipi mereka, tak terkecuali Pak Karim. Mereka berempat berpelukan dengan amat hangat seperti seorang ayah dan ketiga anaknya. Memang Pak Karim menganggap mereka bertiga adalah anaknya, dan begitu juga sebaliknya.
Singkat cerita, mereka berangkat ke Depok dan nemuin alamat rumah Bu Tantri yang sebelumnya udah dikasih Pak Karim. Mereka ngasih salam beberapa kali dan setelah kurang lebih 2 menit 1 detik jerit-jerit di depan rumah orang, keluarlah seorang laki-laki dengan nggengam hpnya yang ketancep powerbank sama earphone. Wajahnya putih mulus tanpa jerawat, badannya kurus kering, dan pakaiannya kaos oblong dan celana pendek.
"Permisi, mas. Em...apakah ini benar rumahnya Bu Tantri?", tanya Ricky.
"Iya dulu ini memang rumahnya Bu Tantri, tapi sekarang bukan, karena Bu Tantrinya udah meninggal 5 tahun lalu", jawabnya dengan wajah santainya yang lambat laun berubah haru.
"Maaf sebelumnya, nama mas siapa ya?", tanya Ricky lagi.
"Oh, perkenalkan nama saya RM", sambil ngulurin tangannya.
"RM? Rumah Makan?", tanya Erick sambil njabat tangan pria itu yang sedari tadi gantian nyalamin tamunya.
"Ya bukan donk. RM itu singkatan dari Rudi Mustofa", jawabnya dengan gaya alaynya.
"Rudi Mustofa? Mas anak adopsinya Bu Tantri?", tanya Hendrick kaget.
"Iya, emang kenapa?", heran Si RM.
"Mas tau keberadaan Keira", tanya Hendrick.
"Ya tau lah, kan dia temen gua dari gua TK sampe sekarang", jawab RM.
"Lho, mas nggak tau kalo Keira itu anak kandungnya Bu Tantri? Saudara Tiri mas?", saut Erick yang langsung nyerobot.
"Apa, nggak mungkinlah, masak Keira anak ibu gua", jawab RM dengan agak ragu.
Singkat cerita RM dibuat percaya sama pernyataan ketiga sahabat itu.
"Gua tau sekarang dia tinggal dimana, tapi lu harus nemenin gua latian dance BTS dan mau jadi kelompok gua buat lomba dance di ulang tahun kampus gua selama 1 minggu. Gimana lu semua setuju?", ujar RM.
"Oke-oke setuju", jawab mereka bertiga bersama-sama.
Saat diajak masuk ke kamar RM, mereka bertiga kaget dan tertegun sama kamar RM. Kenapa sih? Karena kamarnya di penuhi poster, album, dan semua aksesoris K-pop yaitu BTS. Bak kamar anak perempuan, disana ada lampu tumbler warna warm white, kipas bergambar BTS, dan banyak lagi perlengkapan kayak punyanya seorang cewek.
Namanya yang ia singkat sendiri menjadi RM itu karena anggota BTS ada yang nama panggilannya RM yang artinya Red Monster. Kebetulan namanya jika di singkat juga RM.
Hendrick, Erick, Ricky, dan RM latihan dance bareng.
Ketiga sahabat itu pun sangat luwes ngikutin gerakan yang di puter RM di laptopnya.
Dan rasa-rasanya mereka merasa seperti seorang wanita penari dengan lenggak lenggok tubuhnya yang luwes. Tentu saja itu hanya sugesti mereka aja.
Seharian penuh mereka berempat latian, dan ketiga sahabat itu nginep di rumah RM selama 7 hari sesuai kesepakatan mereka.
Gimana guys part 8 ini? Makasih ya udah baca.
Maaf kalo kurang bagus. Baru mood nulis, soalnya habis PAS. Kalo habis baca biasain votement ya. Jangan lupa follow dan masukin perpustakaan. Happy reading to next part...
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Her
Random"Apaan sih lo. Maksud gue tuh, lo sadar nggak sih kalau tadi di jalan itu nggak ada 1 orang cewek pun yang ada, terus dari tadi gue perhatiin karyawati di sini juga kok nggak ada ya", jawab Erick. "Iya sih. Dari tadi gue heran karena pagi ini nggak...