Bismillahirrohmanirrohim
-
-
-
-
-💜
Ada yang hilang meski belum lama dimiliki. Namun banyak juga yang datang meski tak pernah dinanti. Sebab, kita tak pernah tahu ke mana arah takdir kita 'kan berlari.
●_●
Beberapa kali pintu kamar di ketuk, saya tidak tahu siapa, sekarang antara sadar dan tidak. Saya mulai bangun untuk mengumpulkan tenaga. "Naufal, Naura bagun. " Itu umi.Baru kali ini umi membangunkan saya. "Kenapa umi? " tanya saya.
"Ayo makan nak, " ajak umi dari luar.
"Hem. " Setelah itu, tidak ada lagi terdengar suara dari luar. Umi pasti sudah pergi.
Saya mulai membangunkan Naura yang masih memeluk saya. "Naura, Naura, Naura. " Mungkin suara saya terdengar sangat serak sekarang. Sebenarnya saya masih ngantuk sekali tapi bangun setelah tidur malam adalah bangun saat pagi hari yang sangat indah.
"Hem."
"Bangun. "
"Masih sangat pagi juga! " Saya melirik jam dinding. Astagfirullah, saya kira masih jam enam ternyata sudah jam delapan, pantas umi datang membangunkan kami.
"Sekarang sudah jam delapan Naura! " Saya mulai gemas sekarang! "Ayo bangun! "
"Masih ngantuk juga! " katanya sambil berusaha bangun dari tidurnya. "Siapa yang mengubah jam si? Serasa baru-baru tidur tadi malah bangun langsung jam delapan, aku curiga sama kamu. "
Saya tidak mempedulikan perkataanya dan langsung bangun dari tempat berbaringku. Saya tipikal manusia yang tidak suka menunda-nunda.
"Mau ke mana? " tanyanya, padahal langkah saya jelas-jelas keluar dan memakai handuk.
"Mandi. "
"Ikut, " rengeknya. Masa iya harus mandi berdua? "Naura cuma mau sikat gigi saja sama cuci muka ngak mandi kok. " Akhirnya saya mengangguki perkataannya.
"Ayo, " kata saya. Katanya mau ikut mandi tapi jelas-jelas dia masih setia di atas kasur. "Katanya mau ikut, " lanjut saya.
Dia tersenyum. "Gendong," rengeknya. "Naura ngantuk ngak bisa jalan, nanti kalau jalan malah jatuh terus Naura masuk rumah sakit, bagaimana? " Saya hanya bisa menyimak apa yang dia katakan.
"Kamu bisa jalan sendiri, kan, Naura? Kamu jalan saja. Bagaimana kalau saya yang gendong kamu terus saya jatuh da-" Naura menutup mulutku dengan tangannya.
"Bilang saja ngak mau! " Eh, dia malah marah. "Kalau ngak mau bilang. "
Saya mulai mendengus. "Ya sudah. " kata saya.
Saya dengar Naura tertawa penuh kemenangan. Wanita itu naik di atas punggung saya kemudian mencium pipi sebelah kanan saya. "Assalamualaikum imamku. " Dia mulai menggoda saya lagi.
"Bagaimana kalau umi melihat kita Naura? " Tanya saya. Saya malu sebenarnya kalau umi melihat saya dan Naura seperti ini. Walau pun sebenarnya kita sudah terikat di hubungan yang halal.
"Ya, kita juga lihat dia. " Percuma saja.
Saya kembali diam tidak mempedulikan lagi apakah umi akan melihat kami atau tidak, benar-benar saya tidak peduli. Yang saya inginkan sekarang hanyalah, agar aku segera sampai ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naura dan Naufal
SpiritualBerawal dari pertemuan yang tidak sengaja membuat Naura dan Naufal harus terjebak di status pernikahan yang tidak biasa. ●_● Jika kita memutuskan untuk mencintai seseorang, kita juga harus tahu akan terabaikan setelahnya. -Naufal ●_● Di dunia cuma s...