Bismillahirrohmanirrohim
-
-
-
-
-💜
Jangan menebak-nebak layaknya orang yang tahu segalanya!
●_●
Sudah sebulan kita tinggal di rumah umi membuat rumah saya menjadi tidak beraturan di sana. Penjaga kebun saya pun sudah libur semenjak saya ke rumah umi.
Saya kira Naura akan meminta beberapa tahun untuk tinggal di rumah umi, ternyata salah, dari kemarin dia selalu meminta untuk pulang sampai saat ini, sekarang kita akan tidur tapi di mulutnya selalu kata 'Pulang'
"Besok ya," kata saya menenangkan Naura. "Kalau sekarang tidak bisa, sekarang sudah jam satu, mana mau umi atau abi mengizinkan kita pulang selarut ini. Ayo tidur, " lanjut saya.
Dia tidak berbicara dan tetap memalingkan wajahnya dari saya. Biasanya dia tidak akan mau kalau saya mendiaminya tapi sekarang ada apa? Serius, saya tidak tahu caranya membujuk seorang wanita, saya tidak mengerti.
Apa boneka beruang itu sangat penting dari saya? Kenapa dia terus menatap boneka itu daripada saya? Memeluk boneka itu daripada say-eh? Apa saya cemburu dengan boneka? Ada-ada saja ini, mana mungkin saya cemburu dengan boneka.
"Naura, kamu kenapa si? Kalau ada masalah katakan, atau kamu ada masalah sama umi jadi kamu tiba-tiba mau pulang? Begitu? " Saya hanya menebak-nebak semoga saja itu tidak benar.
"Beru, katakan sama dia, kalau Naura sama umi tidak punya masalah jangan menebak-nebak layaknya orang yang tahu segalanya! Aku diam karena ingin pulang, bukan karena umi atau abi " Antara ingin ketawa sama nangis bersamaan saat mendengarnya.
"Terus kenapa kamu mau pulang? "
"Tanya dia beru, kalau aku mau pulang karena merindukan beru," katanya tanpa memerhatikan saya. "Katakan juga ke dia, tidak usah banyak bicara kalau tidak mau pulang! "
"Naura, saya sudah sangat mengantuk. Kamu tidak kasihan dengan saya? " Mana bisa saya tidur kalau dia tidak ikut tidur, rasanya begitu aneh, biasanya kalau mau tidur dia pasti memeluk saya.
"Biarin! " ketusnya.
Sudah saya katakan sebelumnya kalau saya tidak pandai dalam hal membujuk, walau saya paksakan pasti akhirnya seperti ini. Saya terus diam membaringkan tubuh saya, membiarkan keheningan menyelimuti kami berdua, saya juga melihat dia beberapa kali menguap karena menahan kantuk, dan yang paling sialnya dia dari tadi menangis, berada di posisi tidak memungkinkan.
Naura membalikkan badannya menatap saya, saya segera mungkin memainkan akting saya pura-pura tidur. Saya kasihan serius, sangat kasihan malah, tapi bagaimana saya bisa membawa dia pulang? Bahkan di jam 2 sekarang.
Mungkin dia tidak bisa menahan ngantuknya, dia akhirnya tidur sekitar 50 cm dari tempat saya tidur, sangat jauh bahkan dia membelakangi saya.
"Katamu pamali membelakangi orang? " tanya saya.
"Memangnya kamu orang? " Jawaban yang tidak pernah saya duga dari dia. "Kamu itu suami aku bukan orang! " Mau sekali rasanya memberikan pelajaran ke anak ini.
"Iya, saya suami kamu. " Saya mendekatkan badan saya agar bisa memeluknya. "Dan seorang istri harus menuruti permintaan suami," kata saya hingga akhirnya saya bisa memeluk tubuhnya, tidak ada penolakan, karena dia memang menginginkan ini setiap ingin tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naura dan Naufal
SpiritualeBerawal dari pertemuan yang tidak sengaja membuat Naura dan Naufal harus terjebak di status pernikahan yang tidak biasa. ●_● Jika kita memutuskan untuk mencintai seseorang, kita juga harus tahu akan terabaikan setelahnya. -Naufal ●_● Di dunia cuma s...