Bismillahirrohmanirrohim
-
-
-
-
-
💜Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. QS Ar-Ra'd 28.
●_●
Pagi ini begitu istimewa dari pagi-pagi sebelumnya, semenjak pernikahan saya dengan Naura, baru kali ini saya di bangunkan Naura. Padahal sekarang masih pukul 03 : 45 sekarang harapanku terkabulkan.
Saya menatap wajah Naura dengan rambut yang sudah tidak beraturan. Kalau dia tidur ya, seperti jarum jam, berpura dua puluh empat jam, sampai-sampai saya berapa kali mendapatkan imbasnya, pernah perut saya sakit karena tendangan dari dia, padahal saat itu Naura sedang terlelap.
"Kenapa? " Saya basa basi bertanya, padahal saya tahu dia membangunkan saya untuk salat, saya sangat percaya diri kali ini.
Naura senyum menatap saya, salah satu jari di tangan kanannya masuk ke lubang hidungnya, mencari sesuatu yang mengganjal, saya sudah terbiasa dengan kebiasaan mengupil Naura kali ini.
"Kenapa Naura? " tanya saya. Dari tadi dia hanya tersenyum.
"Mau BAB tapi takut masuk ke WC. Biasanya kan kalau WC di rumah tuan pengganggu ada di dalam kamar tapi beda di rumah umi, ada di luar, terus masih gelap lagi. Aku takut kalau aku tiba-tiba jalan terus sesuatu mengikutiku. Kamu juga pasti tidak mau terjadi hal yang aneh-aneh denganku 'kan? " saya mengangguk. Lain kali saya tidak boleh terlalu percaya diri.
"Kamu membangunkan saya karena itu? " tanya saya memastikan.
Naura mengangguk mantap. "Tadi sangat kebelet tapi sekarang sudah enggak terlalu, tapi Naura mau ke WC sekarang. "
"Kamu membangunkan saya karena itu? "
Tanpa babibu, Naura langsung mencubit bagian perut saya. Saya hanya meringis sambil mengusap-usap bekas cubitan Naura.
"Ayo! Udah kebelet ini! "
"Tapi tadi kamu bilang sekarang sudah tidak terlalu? Jadi yang benar yang mana? "
"Sekarang ih! Ya Allah., andai memakan suami bukan dosa, mungkin sekarang dia sudah ada di dalam perutku! " kesalnya.
Saya tertawa melihat wajahnya, beberapa butir keringat menempel di jidatnya. " Ya sudah ayo kita pergi," kata saya, padahal masih tertawa renyah.
Dan tunggu, Naura lari menarik tangan saya, sehingga saya ikut berlari juga, seperti drama India yang sering terlihat di televisi. Ada-ada saja Naura itu. Saya baru ingat, kalau jam seperti ini Umi sudah bangun untuk memasak, dan abi juga pasti bangun.
Benar saja, saat kami asyik berlari menuju WC, ternyata lampu dapur sudah menyalah dan bau sedap sudah tercium menggoda, umi memang sangat pandai dalam memasak.
"Stop! " kata Naura. "Mau masuk juga atau enggak? " tanyanya. Apa dia sadar? Buat apa coba saya masuk ke dalam WC dengannya?
"Buat apa? "
"Temani aku. Siapa yang tahu kalau saat di dalam tiba-tiba terjadi apa-apa di dalam sana? Mau ngak? " tawarnya lagi.
Saya tersenyum. "Terima Kasih, tidak usah. " kata saya.
Tanpa sepatah kata dia langsung masuk dan meninggalkan saya. Ya Allah. sejak kapan dia menjadi penakut? Malam waktu pertama kita bertemu dulu, dia tidak takut padahal sudah sangat larut.
Saya tidak tahu bagaimana sifat sesungguhnya dari Naura, dia wanita yang sulit di tebak, serius.
Umi pasti melihat saya tadi, waktu berlarian bersama Naura, saya harap umi tidak berpikir sembarangan saat ini, kabulkan ya Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naura dan Naufal
SpiritualitéBerawal dari pertemuan yang tidak sengaja membuat Naura dan Naufal harus terjebak di status pernikahan yang tidak biasa. ●_● Jika kita memutuskan untuk mencintai seseorang, kita juga harus tahu akan terabaikan setelahnya. -Naufal ●_● Di dunia cuma s...