Bismillahirahmanirahim
-
-
-
-
-
💜"Bagaimana kalau aku tidur nanti dan tidak bangun lagi? "
●_●
Naura.
"Aku bisa suka sama kamu, tapi aku gak bisa untuk mencintaimu, Yusuf. Aku gak bisa tanamkan rasa cinta untuk kamu. " Untuk kesekian kalianya aku ke klub tanpa sepegetahua Naufal. Bahkan sekarang saya malah kecanduan minuman beralkohol lagi, aku tidak bisa lepas dari kebiasaanku ini.
"Iya aku terima! " Yusuf mulai mengempaskan tangannya dari tanganku. "Percuma aku memaksakan kehendak kamu untuk cinta sama aku, tidak akan bisa dan tidak akan pernah bisa. Aku datang di kehidupan kamu, dan memberikan segela mimpi yang kamu mau, bahkan aku sampai lupa untuk mewujudkan mimpi aku sendiri hanya untuk mewujudkan mimpimu. Aku tidak menyesal melakukan untuk kamu seorang, aku tidak akan pernah menyesal, hanya saja kadang aku berpikir, kenapa bisa sebodoh ini? Kenapa aku terlalu berlebihan saat di dekat kamu? Kenapa? Karena aku mengira bahwa kita memiliki perasaan yang sama.
Tapi aku dapat pelajaran hari ini, setulus apa pun kamu terhadap seseorang dalam memercayai perasaan, jika dia tidak peduli, kamu hanya akan tersakiti. Ternyata benar berharap kepada manusia adalah patah hati yang paling disengaja." Amarah Yusuf tersamarkan dengan musik yang begitu keras dari DJ yang di depan, tapi sungguh bisa menusuk hatiku melalui telinga.
"Kamu salah, aku peduli setiap hal yang kau berikan, hanya saja aku benar-benar tidak bisa memaksakan diri untuk bisa mencintaimu. Maafkan aku, Yusuf. Aku tahu, aku salah. " Aku terus berusaha untuk ceria di depan umum menbuat agar mereka tidak tahu dengan duka yang aku simpan.
"Tidak, kamu tidak salah, harapanku saja yang ketinggian. Terima kasih telah datang lalu pergi begitu saja. " Satu kalimat yang masih terdengar jelas di telingaku. "Dan aku berusaha sadar dengan posisiku saat ini, semoga apa yang menjadi kebahagiaan kamu selalu berpihak pada dirimu, selebihnya mulai sekarang aku hanya bisa mendoakan. " Bersamaan dengan itu Yusuf berbalik meninggalkan aku.
Aku tidak tahu kalau selama ini dia mencintaiku, aku bahkan tidak pernah membayangkan akan terjebak di zona ini.
Aku melempar gelas yang dari tadi aku pegang begitu saja, beberapa pecahan gelas itu terjatuh dan mengenai kakiku. Bisa gila aku kalau seperti ini terus. Belum lagi dengan ketergantungan alkohol itu yang hampir setiap hari membuat aku tidak bisa hidup tenang tanpa seteguk alkohol. Bajingan diri ini!
Bahkan aku menyimpan beberapa botol alkohol di tasku menyembunyikan di tempat parfum. Mungkin itu penyebab sesak nafasku akhir-akhir ini, bahkan sekarang aku terkena penyakit liver, aku tidak meminta kepada Allah. untuk menyembuhkan aku, aku hanya meminta agar orang sekitar tidak kesusahan karena diriku.
Flashback of
"Lo kenapa si, Nau? Gue hampir saja mencium Pika tapi kau malah mengacaukan semuanya," kesal Alvin.
Kenapa kejadian saat Yusuf mengungkapkan perasaannya kepadaku selalu muncul begitu saja? Aku merasakan beberapa bulir keringan mulai berjatuhan. "Mana minumannya, Vin? Gue gak bisa tahan gairah gue untuk tidak minum dan minuman gue juga sudah habis dari kemarin. "
Alvin duduk di samping dan ingin memeluk tubuhku. "Ini semua gara-gara gue Naura! Lo ketergantungan karena gue! " Sekarang Alvin memeluk tubuhku, dari belakang aku mulai meneguk miras yang Alvin bawa tadi. "Besok lo harus periksa untuk kesehatan lo Nau. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Naura dan Naufal
EspiritualBerawal dari pertemuan yang tidak sengaja membuat Naura dan Naufal harus terjebak di status pernikahan yang tidak biasa. ●_● Jika kita memutuskan untuk mencintai seseorang, kita juga harus tahu akan terabaikan setelahnya. -Naufal ●_● Di dunia cuma s...