01. Nay [ Revisi ]

60K 1.1K 17
                                    

Hari ini :



Stay hot, walaupun udah hot liat mantan gandeng mbak-mbak baru!




Hari senin, oke aku sangat membenci hari itu. Siapa sih yang menciptakan hari 'malas' sedunia itu? Aku mendesah lelah, kusandarkan tubuhku pada kursi dan menatap komputer yang masih menyala dihadapanku, menampilkan sederet kata-kata yang sudah kususun dengan apik.

Aku memijat pelan pelipisku, memejamkan mata dan mulai memikirkan kelanjutan kata yang harus aku rangkai.

"Nay, jalan yuk! Temenin gue beli kado buat suami." Suara itu selalu membuyarkan kata-kata yang sudah tersusun rapi di dalam kepala. Devina, alias ibu bos di tempat aku bekerja sekarang.

"Kebiasaan deh, ini ide udah kesusun ya di dalam otak. Bubar semua!" Aku menatap marah ke arahnya, sedangkan dia malah berkacak pinggang dan balik marah padaku.

"Lo kok berani marah-marah sama gue?"

Dengan senyum maut adalanku, aku segera bangkit dari kursi empuk yang kududuki. Menggiring Devi keluar dari tempat kerjaku. Aku harus menunda pekerjaanku yang tinggal sedikit lagi akan selesai dan aku bisa pulang lebih awal. Oke, hari senin dan pulang cepat itu hanyalah mitos.

"Biasa aja senyumnya, gue gak bakal kepelet." Si Devina yang sialnya adalah bos sekaligus sahabatku mengais rupiah di ibu kota mulutnya emang gak pernah ikut bangku PAUD kali ya?

"Gak ada ya main pelet, enak aja!"

"Pantes masih belom laku." Mulutnya, pengen diulek pake cobeknya mama deh. Untung dia bos!

Kami melangkahkan kaki menuju toko pakaian dalam, wait. Dia mau kasih kado daleman buat Galih—suami Devi? Ah bodoamat. Aku dengan setia mengikuti Devina, dengan mata yang terfokuskan pada layar iPhone ku.

"Nay, bagus yang mana? Merah atau yang item?" Devina menunjukan dua potong lingerie dengan beda warna, oke sekarang aku paham kado apa yang dimaksud oleh sahabatku tadi.

"Yang merah menggoda, tapi yang item aja deh." Saranku.

"Serius lo, yang mana nih? Merah aja deh, gue belom pernah pake yang warna merah."

Aku mencebikkan bibir, dan Devina cuma nyengir berlalu menuju kasir. Membayangkan kapan aku akan membeli pakaian itu untuk suamiku. Memanjakannya dengan seharian berduaan di dalam kamar.

Pletakk

Oh Shit!! Jidatku berdenyut menahan perih. Devina sialan!

"Mikir jorok lo ya. Yuk cari makan, gue yang bayar." Ucap Devina, kemudian dia berjalan lebih dulu di depanku.

Enaknya nemenin dia belanja ini doang sih, bisa makan gratis. Lumayankan uang buat jatah makan bisa buat perawatan. Devina itu orangnya emang gak pelit, dari pertama kenal dia udah sering banget bayarin makan. Satu lagi, itu juga karena kita punya selera makan yang sama! Lop ma besprend!!

"Eh eh, itu si bangsat mantan lo kan?" Dia memang punya panggilan khusus buat mantanku satu-satunya, Bayu. Aku melihat samping kiriku, si bangsat bayu sedang asik menyantap makanannya bersama perempuan yang sudah kutahu siapa namanya. Bayu sialan, kenapa masih sesakit ini saat melihatnya bersama orang lain ya Tuhan.

Mrs Hot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang