02. Meet [ Revisi ]

43.9K 1.6K 18
                                    

Hari ini :





Jangan pelit kasih bintang :p




Woahh, Bali emang sekeren ini sih buat dijadiin destinasi liburan. Etiss, tapi masih banyak destinasi liburan di Indonesia yang gak kalah keren dari Bali gaes. Tapi tetep sih, gak ada bosennya buat balik ke tempat ini lagi. Kali ini liburan di Bali di sponsori sama suaminya Devina, dalam rangka menyambut kehamilan Devina sih sebenernya. Dan kalian pasti tau, peranku kali ini adalah sebagai nyamuk mereka, jahat benget sih emang si Devina sialan itu.

"Berhenti buat mengumpat ya beb, apalagi ngumpatin gue. Nanti juga dateng sendiri jodohnya." Devina yang sialannya lagi selalu tau isi otak gue, dia punya indra ke enam kali ya.

"Untungnya lo lagi hamil ya, kalo enggak udah gue lempar tuh ke tengah laut."

"Eitss, gak boleh gitu. Ntar siapa yang gaji lo tiap bulan kalau gak ada gue?" Emang si Devina yang sialannya kadang kalo ngomong suka bener. Oke, kali ini gue harus ngalah demi keberlangsungan perawatan tubuhku yang gak murah itu.

Kalian gak usah protes! Pasti kalian mikir, kenapa harus selalu perawatan sampe segitunya tapi tetep hobi traveling yang otomatis bikin kulit terkontaminasi polusi dan hal lain sebagainya? Jadi gosong, kusam, jerawatan. Sorry itu gak berlaku dalam kehidupan seorang Nayyara.

Tapi! Hidup itu juga butuh liburan, biar otak gak meledak. Kecuali kalau udah ada suami, aku rela di kurung di kamar dari pagi sampe pagi lagi. Sial, gara-gara sering denger curhatan Devina otak imutku jadi kotor dikit.

Oke, stop bahas suami karena pada kenyataannya pun aku masih jomblo.

***

Kali ini aku memutuskan untuk jalan sendiri menikmati sunset di pinggir pantai dari pada harus jalan bareng Devina sama Galih yang berujung jadi nyamuknya mereka lagi. Jarak penginapan dan pantai tidak terlalu jauh, aku memutuskan untuk jalan kaki. Menikmati suasana yang emang Bali banget, ramai.

Aku duduk di pasir dengan sandalku sebagai alasnya, mengambil ponselku dan mengabadikan beberapa momen. Aku bukan orang yang gila foto kok gaes, followers instagram juga gak seberapa. Tapi kali ini hatiku seakan berteriak bahwa aku diwajibkan untuk berfoto di tempat ini. Cahayanya bangus banget!

"Pakai ini." Seorang laki-laki no, dia bisa dibilang pria dewasa. Lihatlah tangan kekar yang sedang menyodorkan jaket kearahku itu, penuh otot. Aku menatapnya dengan wajah datarku.

"Maaf, kita gak kenal lho. Kenapa tiba-tiba kasih jaket ini buat saya?" sedikit sewot memang, biarin ajalah aku gak boleh keliatan murah, jaim itu perlu.

"Apa buat menolong seseorang kita harus kenal dulu?" menolong? Siapa yang butuh pertolongan disini. Dia menatapku lagi, memintaku untuk memakainya dengan isyarat mata.

"Baju kamu terlalu terbuka, dan banyak mata pria hidung belang yang dari tadi melihat kearahmu dengan tatapan lapar." Dia dengan seenaknya memakaikan jaket itu ketubuhku, apa-apaan dia ini.

"Jangan dilepas." Aku menurutinyya, dan kembali fokus menikmati sunset. Jantung, kenapa sih pake deg-degan segala. Kayak gak pernah deket sama cowok aja. Tapi ini beda, dia pria dewasa yang kelihatannya emang emm, hot? Dengan lengan yang kekar dan tubuh tegap, rahangnya yang tegas dan bibirnya yang penuh, kenapa dia bisa se sexy ini sih?

"Jangan terus-terusan memandang saya. Nanti kamu jatuh cinta sebelum waktunya." Dia melihat kearahku.

Aku bergidik ngeri, "Jangan kepedean ya om!" Ya dia memang sedikit tua, bisa kutebak usianya diatas 30 tahun.

"Om?" Dia tertawa pelan, senyumnya ya Tuhan. Stop Nay, kamu gak kenal sama dia gimana kalau om-om ini mau berbuat yang enggak-enggak sama kamu, atau lebih parahnya kamu bakalan di jual ke luar negeri, amit-amit ya Tuhan!

"Iyalah, bisa gue saya tebak umur anda pasti udah 30 tahun lebih kan? Jangan macem-macem om, inget anak istri dirumah. Jangan jajanan di luar! Kalau mau jajan mending makan aja, bikin kenyang perut." Dia hanya tersenyum merespon segala ucapanku tadi, dan lagi-lagi senyumnya itu lho bikin jantungku gak tenang.

"Saya belum menikah, dan mungkin sedang mencari istri. Kamu mau?"

What the hell!!

Apa katanya tadi?

Belum menikah?

Mencari istri?

Kamu mau?

Gila!!

"Dasar om-om gila!"

"Berhenti mengumpati saya gadis manis." Ucapnya.

"Yaudah om duduknya jangan di sini dong, cari tempat lain kek. Masih banyak tempat kosong di sini." Protesku.

"Lihat pria di sebelah sana?" dia menunjuk laki-laki dengan perut yang lumayan buncit sedang menatap ke arah kami.

"Sejak kamu duduk di sini, dia sudah mengincar kamu."

"Sok tau!"

"Mau di coba?" Alisku terangkat sebelah, maksudnya apa coba? Tapi kemudian dia pergi dari sisiku, entah kemana perginya.

"Hai cantik."

Oh my god, itu pria yang di maksud si om tadi, dia duduk di sebelahku. Jujur aku merasa risih dengan tatapannya.

"Sexy." Gumamnya.

"Ayolah jangan diam saja." Tangannya menyentuk daguku.

"Jangan kurang ajar!" Aku menepis tangannya dengan kasar, menatap merah ke arahnya. Jangan di kira aku takut ya!

"Ow, kamu makin kelihatan sexy kalau sedang marah. Makin menantang."

"Pergi!"

"Ini tempat umum."

"Kalau gitu saya yang pergi." Dia mencengkram pergelangan tanganku.

"Lepas."

"Gak akan sayang, kita harus bersenang-senang dulu di hotel."

"Lepaskan dia." Aku bernafas lega saat om tadi kembali ke tempat ini, mataku mengisyaratkan meminta bantuan ke arahnya.

"Kamu siapa?"

"Saya suaminya." Aku menganga untuk sekian detik saat mendengar dia mengucapkan itu.

"Apa buktinya?" Tantang laki-laki berperut buncit itu.

Tubuhku menabrak dada bidang itu saat tiba-tiba om yang tak ku ketahui namanya menarikku ke arahnya. Dia mencium bibirku!

Ciumannya baru terlepas saat laki-laki itu menjauh dari hadapan kami, nafas kami sama-sama terengah.

"Kurang ajar!"

"Maaf, saya terpaksa."

"Emangnya gak ada cara lain?"

"Entahlah, tapi nyatanya tindakanku tadi berhasil mengusir laki-laki itu kan?"

"Tau ah!" Aku menyerahkan jaket itu ke padanya, lebih baik aku segera kembali ke penginapan.

"Sama-sama gadis manis." Teriaknya saat kami sudah berjarak beberapa meter.

Aku berbalik ke arahnya, dia tersenyum.

Manis.

Sangat manis!

"Makasih om!"

Dia tertawa dan melambaikan tangannya ke araku.




to be continue...

Mrs Hot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang