DAY 2-Kenyataan Pahit dan Pernyataan Cinta

19 5 0
                                    

"Maaf ini caraku supaya
Kamu bisa tertawa"

Ayla mengetuk-ngetuk sendok di meja makan.Bibirnya menggerutu sebal.Entah berapa lama lagi Arnold akan menyajikan sarapan yang sudah dijanjikannya kemarin.

Jangan-jangan Arnold belum memasak apapun?pikir Ayla.Matanya menatap jam dinding bergambar masjid di tengahnya.Masih pukul 6.00.Sementara jam masuk SMA Nusantara adalah pukul 7.00.Ayla masih memiliki banyak waktu di rumah.Waktu untuk menunggu Arnold menyajikan sarapan tentu saja.

Arnold datang dari dapur dengan membawa dua buah piring berisikan nasi goreng.Wanginya lumayan menggoda.Entah bagaimana rasanya.Ayla hanya berharap semoga sarapannya kali ini menyenangkan dan juga mengenyangkan.

"Kok lama sih Kek?"gerutu Ayla sebal.Pasalnya sudah hampir 30 menit ia menunggu sarapannya.

"Maaf,tadi kakek lupa cara mecahin telur,"jawab Arnold santai.

"Lah terus ini?"tanya Ayla mendapati sebuah telur mata sapi di atas nasi gorengnya.

"Minta tolong bibi,"

"Kenapa nggak minta bibi aja yang buatin sarapan?"ucap Ayla tak habis pikir dengan tingkah Arnold.Buat apa Arnold menggaji para bibi di rumah jika malah ia sendiri yang membuatkan sarapan untuk dirinya dan Ayla.

"Pengen aja,"ucap Arnold menimpali Ayla dengan santai sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Ishh,"decak Ayla.Arnold memang benar benar aneh.Meski sudah tua,pikirannya masih saja ingin seperti anak zaman now yang kurang kerjaan.

"Emangnya Kakek nggak kerja?"tanya Ayla di sela sela makannya.

"Kerja tapi nanti,"jawab Arnold.

"Oh iya,"

Ayla tiba tiba menghentikan makannya.Membuat Arnold mentapnya bingung.

"Kenapa?nggak enak?"tanya Arnold heran.

"Enak kok,tapi.."Ayla sungkan melanjutkan ucapannya.

"Kenapa?"tanya Arnold memaksa.

"Ayla kangen bunda,"lirih Ayla.

Arnold memegang tangan mungil Ayla.Mengusapnya lembut,memberi kekuatan yang lebih untuk Ayla.

"Nanti kita jenguk bunda kamu ya,"ucap Arnold menenangkan Ayla.

Ayla hanya mengangguk.Pikirannya terbang menuju lima tahun yang lalu.Dimana awal mula kenyataan pahit diterima Ayla.
Meski Ayla gadis yang ramah dan ceria.Namun tak ada yang bisa memungkiri kehidupan Ayla yang sungguh berat.

Ayahnya meninggal karena menjadi korban kecelakaan pesawat.Ibunya tidak terima Ayahnya meninggal hingga ia menderita gangguan jiwa.Kini,ibunya berada di salah satu rumah sakit jiwa yang ada di kotanya.

Ayla sangat terpukul dengan kejadian itu.Bahkan ia tak mau berangkat sekolah hingga satu bulan.Ayla takut diejek karena ibunya gila.Alasan itulah yang membuat Ayla dan Arnold merahasiakan hal ini dari orang lain,kecuali Rose sahabat Ayla dan Fina nenek Rasyid.Merekalah yang sudah men support Ayla dan Arnold dari awal.

"Sana berangkat,nanti kakek jemput pulangnya,"ucap Arnold lembut.

"Kakek nggak nganterin aku?"tanya Ayla bingung.Hampir setiap hari,pasti Arnold mengantarnya ke sekolah.Tapi hari ini ada yang lain sepertinya.Ayla menatap Arnold curiga.

"Kakek mau kemana?"

Arnold tersenyum manis.Kemudian menyeruput tehnya lalu berkata,

"Mau anterin Fina belanja."

DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang