"Cewek aku nggak banyak cuma satu,tapi gantian,"
Setelah pulang sekolah,Ayla dijemput Arnold menggunakan mobil.Hari ini Ayla dan Arnold akan mengunjungi Fiana,ibu Ayla dan anak dari Arnold.
Tak seperti biasanya,keadaan dalam mobil hening.Biasanya Ayla akan berceloteh panjang lebar,namun kali ini Ayla hanya termenung sambil memperhatikan ke luar jendela.
Arnold mengacak rambut Ayla.Membuyarkan lamunan Ayla.Ayla menoleh pada Arnold.Arnold tersenyum menatap Ayla."Kenapa?"tanya Arnold lembut.
Ayla hanya menggeleng lemah.Kemudian menunduk sambil memainkan kukunya.Arnold menghembuskan nafas.Memegang tangan Ayla lembut.
"Ayla sabar ya.Kakek tahu ini berat untuk Ayla.Tapi Ayla harus kuat,oke?"
"Iya Kek,"jawab Ayla lemah.
Arnold menghentikan mobilnya di parkiran sebuah rumah sakit jiwa.Arnold dan Ayla kemudian turun.Ini adalah kedua kalinya Ayla mengunjungi Fiana setelah kejadian ia diusir Fiana saat mengunjunginya pertama kali.Fiana tidak mengingat siapa Ayla dan Arnold.Bahkan saat Ayla berkunjung bersama Arnold pertama kali ke sana,mereka justru diteriaki orang jahat dan diusir oleh Fiana.Karena kejadian itu,Ayla tidak pernah mengunjungi ibunya.Meski begitu,Ayla tetap menanyakan keadaan Fiana pada suster yang menjaga Fiana.
Ayla meremas tangannya yang sudah pucat.Takut kejadian itu terulang lagi.Ia merasa sakit hati ketika ibu kandungnya tidak mengenal Ayla sama sekali.
Ayla berjalan lesu menuju kamar ibunya.Ketika sampai di depan kamarnya,Ayla dikejutkan dengan teriakan Fiana."Pergi kamu!!!pergi!!!!"
"Bun..bunda ke..napa Kek?"tanya Ayla gemetaran.Kakeknya memang sudah masuk ke ruangan Fiana terlebih dahulu.Arnold menghela nafas berat.Kemudian memeluk Ayla.Ayla menangis di dada Arnold.Ia paham,pasti Fiana belum mengingatnya dan Arnold.Beberapa menit kemudian Ayla mulai tenang dan melepas pelukannya pada Arnold.
"Yaudah kita pulang ya,kapan kapan kesini lagi,"ucap Arnold yang diangguki oleh Ayla.
"Ayla mau makan?"tanya Arnold setelah sampai di mobilnya.
Ayla menggeleng lemah.Tak menyahuti pertanyaan kakeknya.Ia sama sekali tak merasa lapar ataupun haus.
"Ayla nggak boleh gitu.Kasihan perut Ayla.Terus nanti Ayla kurus.Kalau kurus nanti nggak cantik lagi.Makan ya?"ucap Arnold sambil menatap Ayla penuh harap.
"A..Ay..la nggak laper Kek,"ucap Ayla lirih.
"Yaudah,kalau makan mochi aja gimana?"tawar Arnold.
"Mo..mochi?"tanya Ayla meyakinkan.Mochi adalah makanan kesukaan Ayla.Terlebih lagi Mochi rasa greentea.
"Iya,yuk,"ajak Arnold.
Ayla mengangguk antusias.Kemudian menuju kedai Mochi kesukaannya.
"Makasih Kakek,"ucap Ayla sambil tersenyum.Dan senyumnya kali ini karena Mochi.Mood Ayla sudah kembali sekarang.
"Sama sama."
"Yuk pulang,"ajak Arnold seraya menarik tangan Ayla.
"Ha?Kenapa?Buru buru amat Kek,"tanya Ayla bingung.Mereka baru saja berada di tempat ini selama 15 menit.Tetapi tiba tiba Arnold mengajaknya pulang.Arnold tersenyum malu.Lalu menjawab,
"Udah ditungguin Fina di rumah."
"Astaghfirullah!nyebut Kek,udah tua juga,"cibir Ayla.
"Biarin,kan Fina pacar Kakek,"ucap Arnold santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day
Teen FictionAnastasha Ayla Gradian.Impian pacar para lelaki.Selain cantik,Ayla pintar dan sedikit cuek.Ayla adalah Mayoret di sekolahnya.Ayla sangat pandai menutupi latar belakang keluarganya dari orang lain kecuali sahabatnya,Rose. Dava Putra Rahardian.Salah s...