Saat makan,echa cuma makan yang dia suka.
walaupun rata rata echa suka semua, tapi echa masih jaga IMAGE.tapi kok di sini cuma ada keluarga echa sama keluarga iqi aja?
ga ada papanya iqi, karna..
Papa dan mmh isi uda lama cerai."nambah cha"
"hm"
"Cha, kok makannya belepotan gitu si?"
iqi ngelap/menyeka kotoran di bibir echa."(gausa baper, gue kea gini juga terpaksa, kapan si gw suka sama lu cha, hm? kapan?! gak pernah kan.)"
"gosah sok peduli deh, gue juga bisa ngelap sendiri."
"jutek banget si cha"-rafi
"diem lo bambang. gw mao makan, jan ganggu."
"serem yah, echa, kalo ngidam gimana tuh??"-ledek kakanya isi
"echa ngidam juga bukan anaknya iqi ini ko, kak."
sentak echa, echa tuh udh badmood banget."(gue juga mana mao punya anak dari lo.)"-batin iqi
"kalo misalnya kamu ngidam anaknya iqi, gimana?"
"ck, gak gimana gimana, gugurin aja. dia ajh gak suka sama echa, buat apa?."
semua orang yang dengar kata kata echa itu langsung kaget, dan ya gak nyangka kalo echa bakalan ngomong begitu.
mereka kira, ini hari tunangan yang bakalan lancar lancar aja, tapi kata kata Echa bikin semua orang sakit hati—
—termasuk juga dengan iqi.
ekspresi iqi kini kea orang gak rela akan omongan yang echa lontar kan, rahang dia keras tatapan dia penuh dengan kemarahan, astaga, dia bener bener marah
tapi? kenapa? dia ajh gak mau sama echa.
salah echa ngomong gitu? enggak kan?
"kalo misalnya kamu tunangan sama iqi, kamu seneng ga?"-ancang ancang kak yuni—kaknya iqi— dia emang kenal echa, tau banget echa
"ga. karna dia gak mungkin sayang sama echa, buat apa seneng? jatuh begitu dalam sama dia seorang diri? cukup dulu kecil echa rasain, echa juga mau bahagia, ka."
"uda lah. echa mau pergi, echa mau ketemu sama juan, bye."
"dan.. eum. makasih atas makanannya."
"enak. masih kea dulu rasanya nya, echa suka."-selesai ngomong begitu echa baru ajah mau beranjak pergi, tapi tangannya di cekal sama iqi oh, ini bencana besar."ikut gue."
"l-lepash!! gue bisa jalan sendiri!! gue juga mau pulang kok!!"-echa berontak sekuat tenaga, tapi iqi tetep narik dia ke luar rumah iqi.
"ech-"
rafi niatan mau ngejar, tapi ayah melarangnya, dengan aba aba menggelengkan kepalanya."jangan di susul, mereka butuh waktu berdua"
"t-tapi yaaah~ ech-"
"dia gapapa. dia gapapa."
rafi ambruk di kursinya, dia lemas, dia gusar, dan lesu, dia kepikiran echa, takut echa kenapa kenapa.
Echa POV
gue di tarik², tangan gue sakit, gue monangis aja rasanya, tapi gue gak mau keliatan cengeng di mata orang orang, cukup kamar gue ajh yang jadi saksi bahwa gw rapuh.
"LEPASIN GUE BRENGSEK!!"
Akhirnya iqi melepas tangan echa, dan terceplaklah tangannya ini di sana, berwarna merah, tentu. itu sangat sakit.
"sssh, brengsek. mao lo apa, hah?!."
"lo tau?!"
"APA?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
No Toxic No Life
RandomYang masih volos harap jangan baca, takutnya gak volos lagi :v