Daiki PoV

132 21 12
                                    

* INI PERMINTAAN @Nadyarioka91 *

"Aku hanya ingin tidur bersama calon anakku, apa tidak boleh?"

"Maksud Yuya-san apa ya? Yuya-san masih mengigau ya?" aku taruh tanganku dikeningnya tapi ia malah menarik tanganku hingga wajahku sangat dekat dengan wajahnya.

"Kau.. menyembunyikan sesuatu dariku. Kau hamil kan?"

"SUDAH KUBILANG AKU TIDAK HAMIL YUYA-SAN!" sentakku di depan wajahnya.

"LALU INI APA HAH?!" ia pun tak kalah menyentak sambil menunjukan testpack yang pernah kubuang. Kenapa dia bisa tahu? apa dia mengorek-ngorek tong sampah?

"KAU TIDAK BISA BERBOHONG LAGI DAIKI!!"

Aku langsung menangis dan menutup wajahku. Yuya pasti akan menghujamkan siksaan lagi karena aku berani bohong. Tapi ternyata ia malah memelukku dan mengelus punggungku. Kami berpelukan hangat sekali, baru kali ini aku merasakan pelukan dari orang yang aku cintai.

"Maaf.." hanya kata itu yang keluar dari mulutku.

"Kau tidak salah.. jangan menangis ya."

Dan baru kali ini dia berbicara halus padaku.

~

"Dai-chan~ kau dimana?"

Dengar kan? Sekarang sikap Yuya benar-benar berubah drastis. Saat pulang, ia pasti mencariku dengan memanggil nama kecilku, kami seperti keluarga bahagia sungguhan.

"Aku ada di kamar~ sebentar." sahutku dan ternyata Yuya menyusul kesini.

"Kamar? tempat kotor seperti ini kau sebut kamar? Pindah ke tempatku! anakku tak akan tumbuh sehat jika kamu tinggal disini!" tegas Yuya lalu menarikku ke kamarnya. Ia memindahkan barang-barang pribadiku yang sekiranya pasti dibutuhkan.

"Apa ada yang kamu butuhkan lagi? biar aku angkut---" aku menahan dan menarik tangannya agar duduk denganku.

"Tidak, ini sudah cukup." jawabku dengan senyum setulus hati.

"Baiklah jika sudah cukup." balasnya dengan senyum yang sangat menawan. Yuya lebih tampang memang saat ia tersenyum, sudah lama aku tak melihat senyumnya.

"Apa jagoanku sudah makan? dia makan banyak kan?" tanya Yuya sambil mengelus perutku. Aku balas dengan anggukan dan ia tersenyum lalu mencium keningku.

"Jaga jagoanku sampai lahir ya?" aku pun mengangguk lagi dan Yuya memelukku dengan hangat. Sangat terasa bahwa pelukannya sangat tulus.

Momen kami terganggu saat seseorang mengetok pintu dengan kasar. Yuri menerobos masuk dan memergoki kami.

"Bebeb Yuyan habis ngapain ama Daiki hah?!"

"Pelukan--"

"Jangan salah paham Chii-chan, kami sedang membicarakan pernikahanmu dengan Yuya-san." aku memotong perkataan Yuya dan mencari alasan agar kami tidak ketahuan abis pelukan.

"Kalian abis berpelukan kan?! aku mengintip sedikit tadi!" bentaknya dengan emosi tertahan.

"Tidak, jangan salah paham dulu Chii-chan, kan sudah---"

"DIAM DAI-CHAN! YUYAN TOLONG JELASKAN APA MAKSUDNYA?!" tanya Yuri pada Yuya. Sekilas aku melihat wajahnya tampak kebingungan. Ia seperti kehabisan kata-kata dan akupun berusaha membela tapi..

"INI SEMUA SALAH DAIKI, CHII-CHAN!!" Katanya sambil menunjukku. Dia menumpahkan segala kesalahan padaku. Aku mengerti situasi ini jadi aku hanya diam saja.

"DIA DALANG DARI SEMUA INI CHII-CHAN SAYANG.. DIA YANG MENODAIKU DAN SEKARANG DIA MALAH HAMIL!! DIA MEMINTA PERTANGGUNG JAWABAN DARIKU DAN LIHAT TADI.. DIA SENGAJA MEMELUKKU AGAR AKU TERLENA. CHII-CHAN, DIA MEMANG JAHAT!! DAIKI MEMANG KETERLALUAN!!" Ucapnya pada Yuri yang jelas-jelas tidak begitu faktanya. Dia yang salah namun lagi-lagi, akulah yang dijadikan pelakunya.

"Ohhh.. jadi semua ini dalangnya kamu, Dai-chan?" dia mendekatiku dengan tatapan yang tajam.

Disini aku sudah tersudutkan, mau membela pun percuma karena Yuya sendirilah yang sudah memfitnahku. Akupun hanya terdiam hingga membuat emosi Yuri terpancing.

'PLAK!'

"PERGI KAU DARI SINI!!!" sentaknya setelah menampar pipiku. "KAU TELAH MENODAI YUYANNKU!!" mendengar hal itu aku pun berlari ke gudang dan segera mengemas barang-barangku. Saat aku kembali ke ruang tengah, sekilas kulihat raut wajah Yuya khawatir namun tak menghentikanku.

"Yuya-san.. jangan beritahu orang tuaku ya. Aku pamit." Aku pun pergi dengan wajah yang berlinangan air mata. Kejam sekali dunia ini padaku. Aku tak pernah mendapat keadilan disini.

Memang ini salahku, aku terlena pada sikap baik Yuya dan inilah hasilnya. Sudah tahu Yuya itu membenciku, tapi kau masih mengharapkannya. Kau bodoh Daiki!!

Aku pergi dari Tokyo ke Miyagi dan berencana menempati lagi apartemen lamaku. Aku memutuskan tinggal di sana untuk sementara waktu. Untung saja aku masih memiliki sisa uang dari total belanjaan dan hasil part time jobku dulu. Ini sudah cukup untuk biaya sewa dan biaya makan untuk beberapa bulan kedepan. Sepertinya aku harus bekerja demi membiayai persalinanku nanti.

"MARI MULAI HARI BARU TANPA ADA YUYA DAN SIAPA PUN." Ucapku sambil mengusap air mata yang terus menetes.

TBC ..... 

HALLO MINA-SAN AKU UP KHUSUS BUAT @Nadyarioka91 . 

JANGAN LUPA VOVEMENT+ COMENT 

BUBAYYYY 

Anata wo dakishimeteWhere stories live. Discover now