2. Hari Spesial

13 2 0
                                    


Di gedung yang besar ini, sudah disiapkan dekorasi-dekotasi cantik, mulai dari deretan kursi undangan, prasmanan, dan ukiran bunga di setiap pojok ruangan. Kini aku tak percaya akhirnya hari ini sudah tiba. Ramai para undangan pun akhirnya datang untuk merayakan Hari Spesial.

Kini aku tak percaya akhirnya hari ini sudah tiba. Ramai para undangan sudah hadir di pesta pernikahanku. Keluarga dan kerabat pun datang kesini. Ayahku berdiri di belakang, sambil sesekali memgusap air matanya. Gaun putih panjang sudah terpasang dan dia -- seorang laki-laki yang berdiri tegap, sorot matanya tajam menatap mataku di balik kacamatanya. Wajahnya yang bersih tanpa kumis dan janggut degan setelan jas hitam yang megah. Dia terlihat manis.

Dan tiba saat nya pendeta yang ada di antara aku dan dia memulai prosesi sakral ini. Para tamu undangan mulai meredakan suara dan menjaga keheningan agar prosesi ini berjalan lancar. Jantungku berdegup sangat kencang, begitu pula pria yang ada di depanku ini, ia terlihat gugup, bisa kulihat keringat dingin mengucur di dahinya. Dan tiba saat pendeta mulai mengucapkan janji, saat ia hendak menyebutkan nama mempelai pria.....





Don't Touch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang