1. MOS

50 6 0
                                    

     Pagi telah tiba dan matahari sudah menampakkan dirinya. Hari baru serta awal baru di sekolah baru sebagai murid baru, dan tak lupa gebetan baru.

      Sangat malas sekali harus kembali sekolah setelah libur sekian panjangnya. Ya, walaupun libur sekolah hanya diisi dengan agenda itu-itu saja. Tidur, makan, nonton tv, Ngemil, buka HP bolak-balik menu karena gak ada kuota, sangat mengenaskan.

     Jam menunjukkan pukul 06 tepat. Saat masih libur biasanya keadaan rumah masih sangat sepi seperti tidak berpenghuni, karena para penghuni yang masih ada dalam alam mimpi bersama mimi peri. Tapi tidak dengan hari ini, meja makan sudah dikelilingi manusia-manusia yang membutuhkan sarapan bukan harapan.

      "Pagi pangeran-pangeran tampan, tapi masih tampanan gue sih." Sapa seorang cowok yang baru bergabung dengan semangat 2019

Krikk..krikk

    Tak ada jawaban sedikitpun, hanya ada tatapan datar dari ketiganya.

"Yaelah udah dibilang ganteng juga, bukannya sapa balik "pagi juga arsen ganteng nan baik" gitu kek."

Tak ada yang menjawab, mereka malah memelototi arsen.

"Yaelah ati-ati ntar mata lo pada keluar lho. Kan serem." Ucap Arsen sambil menarik kursi dan duduk.

"Lagian kenapa sih pada gak semangat gitu?" tanya Arsen karena masih tidak ada yang bicara

"Lo sendiri kenapa semangat gitu? bahagia mau ketemu guru killer dan mulai berkencan dengan tugas-tugas lagi?" Jawab Revan malah menanyainya balik

"Oooohhh gue tebak lo pada pasti males ya kudu sekolah lagi. Yaelah sante aja kali, entar juga malesnya ilang kalau udah ketemu penyemangat." jawab Arsen

"Nih ya gue jamin setelah sampe kampus dan ketemu asisten dosen yang aduhai itu, bang Danis pasti semangat. Revan juga pasti semangat kalau udah liat cewek centil yang selalu deketin dia. Nah kembaran gue juga pasti semangat kalau udah nolak cewek yang deketin dia." Jelas Arsen kembali

"Sialan.." Seru mereka berbarengan

"Dan lo pasti semangat kalau udah ketemu bakwannya Mbak Yati." Balas Danis tak mau kalah

"Oiya so pasti itu, tau aja lo bang penyemangat gue." timpal Arsen

"Taulah, dari gue masih SMA juga lo jajannya bakwan Mbak Yati mulu." jawab Danis

"Hahaha..."  Dan setelahnya mereka tertawa sambil mengoleskan selai pada rotinya.

"Ehh..ehh Shuutt. Puteri kodok udah turun ternyata." Ucap Arsen saat Adik perempuannya baru duduk.

      Dengan memakai seragam SMPnya, rambut diikat dua dengan tali rapia berwarna kuning dan nametage beserta foto yang tergantung dilehernya. Ya, penampilan-penampilan perserta didik baru yang akan menjalankan MOS.

"Gilee.. poto lo bagus banget Ra, kaya artis hollywood siapa gitu. Gue lupa namanya." ucap Arsen kembali

"Siapa? Emilia Clarke?" tanya Danis

"Bukan."

"Taylor Swift?"

"Bukan."

"Adele?"

"Bukan juga."

"Ariana Grande?"

"Bukan lagi."

"Katty perry?"

"Nah iya gue inget. Mimi peri."

Bugh..

Dara tak segan-segan melemparkan tissue yang ada dihadapannya. dan tepat sekali mengenai pipi kanannya.

"Aaww.. Anjir. Adek laknat lo." Arsen merasa kesakitan dan memegangi pipinya yang mungkin merah.

"Sukurin, bengkak aja sekalin tuh pipi." ledek Dara yang tak mau kalah

"Yee kalau pipi gue bengkak terus nanti harus dibawa ke rumah sakit berarti lo yang harus jagain terus kalau tiba-tiba susternya salah ngasih obat nanti gue bisa koma, terus ternyata dokternya pergi bulan madu dan gue didiemin. Lama-lama gue mati. Dan kalau gue mati ..."

"Sukurin. Sujud Syukur geu." potong Dara

"Hahaha.. Setuju gue Ra." Jawab Jawab Revan

"Gue juga setuju." Ucap Danis pula

"Apalagi gue, setuju banget." ucap Arven. Akhirnya dia bicara juga

"Emang ya disini gue yang selalu terbully dan tersakiti. Kalau gue mati gue bakal gentayangin lo semua pokoknya." Jawab Arsen

Hahahaha...

Dan meja makan pun dipenuhi gelak tawa kembali. Ya, tak apa kan sarapan dibarengi dengan sedikit candaan.

--------

Ruang tamu

"Males banget harus sekolah pake kek ginian, Dara tuh kan berharapnya pake seragam baru. Kalau gini kan serasa belum jadi anak SMA." gumam Dara kesal

"Ngeluh mulu lo dek. Lo mending cuma disuruh pake nametag sama iket rambut rapia doang. Nah gue waktu MOS suruh pake topi kerucut lah, kaos kaki satu item satu putih, ditambah sepatu satu merah satu kuning. Lebih parah mana?" Ucap Danis

"Nah pas tuh bang udah cocok." sela Arsen

"Cocok apa?"

"Cocok jadi orang gila yang kabur dari Rumah sakit jiwa." Bukan Arsen yang menjawab, melainkan Revan

"Nah Revan ya yang ngomong, bukan gue." bela Arsen

"Kurang jaitan mulut lo pada." sarkas Danis kesal

Mereka sedang memakai sepatu dan bersiap untuk berangkat.

"Lho kok nama lo cuma Addara Claretta doang? Navriel nya kemana? Lo gak dicoret kan dari kartu keluarga Navriel?" Tanya Arsen kepo karena melihat nametag Dara tanpa nama lengkap keluarganya.

"Ya nggak lah, kan Dara anak kesayangan di keluarga Navriel. Udah ah Dara berangkat duluan." ucap Dara sambil mengambil tasnya

"Lho gak bareng sama kita?" tanya Arven

"Gak, Dara berangkat sendiri aja." jawab Dara

"Berangkat sama abang aja. Masa hari pertama masuk adik kesayangan abang berangkat sendirian." ucap Danis,karena dia pun ada kelas pagi hari ini.

Danis memang kakak Dara yang paling perhatian diantara ketiga kakak Dara yang lain, dia tidak akan membiarkan adik perempuannya terluka atau tersakiti sedikitpun.

"Yaudah deh, dadaaahh abang-abang tersayang. Awas telat." peringat Dara pada ketiganya dan langsung berjalan keluar

"Lo juga bakalan telat, mana ada anak MOS jam segini baru berangkat." jawab Revan sambil teriak

Jam memang sudah menunjukkan jam 06.30 . Harusnya kan anak MOS berangkat lebih pagi.

---------

Sampai situ dulu dan sampai bertemu di chapter selanjutnya.

Salam
Author amatir

     

ADDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang