Namanya Modus

15 0 0
                                    

Sinar matahari yang masuk ke kamar mengganggu tidur nyenyak Abyan yang sedikit berantakan, dan jangan lupakan ia terbangun masih mengenakan baju yang sama dengan yang semalam ia pakai.

Dengan mata setengah terpejam ia mengambil ponsel di atas nakas, terlihat di layar menunjukkan pukul setengah delapan, sebenarnya masih terlalu pagi untuk ukuran seorang Abyan bangun di hari libur.

Abyan melihat beberapa notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya, salah satunya 3 panggilan tak terjawab serta pesan dari Rizal yang ia abaikan semalam.

Rizal : Princess lo udah gue anterin.
20.22

Makasih banyak, bro. Ily puol.
07.39

Sepulang dari menyaksikan pertandingan basket tadi malam, Abyan sebenarnya berencana untuk mengantar Athena pulang, tetapi niatnya terpaksa ia urungkan mengingat Lia yang merengek minta diantarkan pulang dan dengan terpaksa ia menuruti. Biar bagaimana pun, Lia masihlah pacarnya.

Alhasil ia meminta tolong kepada Rizal untuk mengantar Athena pulang agar lebih aman. Mengapa Rizal? Karena Abyan pikir, Rizal lah yang memiliki otak paling waras dibanding dengan temannya yang lain.

Abyan kemudian melihat notifikasi lain yang berasal dari Lia dan tentu saja isinya ucapan selamat tidur dan selamat pagi serta kata kata menggelikan. Ia hanya membalas seadanya, yaitu dengan mengirimkan stiker.

Setelah berkutat agak lama dengan ponselnya, Abyan memutuskan untuk mandi. Ia berniat untuk mencari sarapan karena semalam ibunya bilang bahwa ia harus mandiri. Dan tentu saja Abyan masih kesal dan marah dengan ibunya semenjak kejadian semalam.

Abyan keluar dari kamarnya dengan keadaan rumah yang sepi seperti biasanya, seperti hanya dia sendiri yang tinggal di rumah ini. Ibunya sudah pasti pergi kerja dari pagi buta dan kakaknya sedang sekolah atau keluyuran, ia tidak peduli. Hanya terlihat Bi Idah yang seperti biasa sedang berkutat di dapur, nampak tidak sadar dengan kehadirannya. Ia kemudian pergi dengan motor kesayangannya setelah memberi tau Bi Idah, tentu saja dengan alasan mencari sarapan dan menghabiskan hari dengan produktif. Sekelebat ide melintas di kepalanya.

***

Suara pintu yang diketuk membuat Athena terpaksa bangun dari acara tidur ayamnya, padahal ia sudah dalam posisi ter-pewe. Ia pun turun dan membuka pintu, omong-omong ia sedang sendirian di rumah, tidak ada yang libur sepertinya. Terlihat Abyan berdiri dengan tangan terangkat sebelah seperti hendak mengetuk pintu lagi. Melihat itu, Athena seperti menahan tawanya padahal tidak ada yang lucu. Oh, ia perlu memperbaiki selera humornya dengan segera, sepertinya.

"Lo ngapain, kak?"

Abyan menaikan sebelah alisnya, kemudian menatap jam tangannya, "brunch kuy?"

"Gegayaan banget, kalo ditraktir sih gue mah mau aja, hehe. Lumayan hemat pengeluaran."

"Tenang aja, bills on me."

"Gue gak disuruh masuk? Pegel nih."

Athena menyengir dan langsung bergeser dari pintu untuk mempersilahkan Abyan masuk ke istananya.

"Kenapa lo gak ajak Kak Lia aja? Ntar dia marah, lho."

"Tenang aja gue udah ngomong, cepet siap-siap gue tunggu, gak pake lama!" Sebenarnya ini akal-akalan Abyan saja dan bodohnya Athena percaya begitu saja dan bergegas berganti pakaian.

Di sinilah mereka sekarang, duduk di salah satu restoran siap saji dengan beberapa makanan terhidang di atas meja. Lebih banyak pesanan Athena daripada pesanan Abyan dan sepertinya gadis itu sengaja, agak tidak tau diri memang.

"Bangkrut gue kalo gini ceritanya!"

"Salah sendiri ngajak gue. Ikhlas gak?" Athena bertanya yang dibalas dengan anggukan lemah Abyan. Kalau kata Athena 'mumpung ditraktir.'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang