Suporter Bodoh

16 0 0
                                    


Hari ini adalah hari dimana turnamen basket dilaksanakan. Abyan sedang bersiap pergi ke sekolah. Sekarang, ia sedang membereskan buku-bukunya.

Ia mengeluarkan seluruh bukunya dan memasukkan baju-baju dan perlengkapan untuk mendukung sohib-sohibnya yang akan mengikuti turnamen basket, salah satunya adalah Rangga. Isi tasnya saat ini adalah baju, celana dan sepatu.

"Yang penting ganteng," ucap Abyan dengan percaya dirinya yang tinggi. Seragam sudah terpasang rapih di tubuhnya.

Ia meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci. Namun, kali ini ia menggunakan mobil. Hanya untuk hari ini, sekolah mengizinkan membawa mobil khusus untuk yang menjadi supporter agar memudahkan transportasi.

Sesampainya di sekolah, ia menuju ruang penyiaran guna memanggil para supporter. Ia datang agak telat, kemungkinan besar teman-temannya sudah datang.

Setelah memastikan semua berkumpul, guru pembimbing memberi arahan diiringi oleh Abyan.

***

"Rin, sore ntar temenin gue lah nonton DBL, sekalian cuci mata, kan banyak gitu cogan-cogan dari sekolah lain," Athena menaik-naikkan alis nya.

"Geser emang tuh otak, bukannya buat ngedukung tim sekolah, malah lihatin cogan."

"Ah elah, situ juga sama mbak, gini-gini saya juga dukung."

"Yaudah gak nolak."

Arloji yang melingkar di tangan Athena menunjukkan pukul 15.43. Tribun sudah mulai ramai, banyak remaja dari berbagai kalangan dan sekolah. Ia dan Arin sudah duduk di bangku yang dekat dengan supporter dari sekolahnya. Dresscodenya adalah hitam, omong-omong.

Terlihat 3 orang yang berada di barisan terdepan tribun menggunakan kostum singa, maskot sekolahnya. Ia juga melihat Abyan beserta kawanannya berteriak heboh di barisan depan. Sedangkan Lia dan Nadine duduk dengan anggunnya.

SMA Negeri 71 Bandung, SMA ini terkenal dengan banyaknya ekstrakurikuler yang pastinya maju. Kedisiplinan dan kecerdasan murid-muridnya pun tak bisa diremehkan. Sekolah ini menjadi salah satu favorit di Bandung.

Basket merupakan salah satu ekstrakurikuler yang digandrungi oleh para murid SMA ini. Ekstrakurikuler yang berbidang di olahraga ini pun mendapat dukungan penuh oleh sekolah, karena itu, supporter yang dikirim pun banyak.

Banner sudah mulai dibentangkan begitu para pemain dan tim dance memasuki areal basket. Terlihat Randy, Rizal dan Rian sedang memainkan snare drum untuk menambah heboh suasana. Abyan dan Diwa membentangkan salah satu banner kecil, sedangkan banner yang berukuran besar berada di tempat duduk bagian tengah.

Keadaan semakin memanas saat supporter SMA Karya Ibu membalas yel-yel mereka dengan semangat.

Athena yang antusias berusaha mengambil tempat duduk di barisan kedua bersama dengan Arin dan Lisa. Ia cukup tertarik dengan hal-hal berbau non akademik.

Ia berakhir duduk di belakang Abyan, dan tepat di samping Lia dan Nadine. 'Posisi yang sangat strategis,' batinnya nelangsa.

Abyan nampaknya belum sadar, ia tetap berteriak kesetanan, tak lupa dengan loncatan-loncatan kecil yang dilakukan, membuatnya terlihat seperti bocah.

Saat panitia meminta agar para supporter tenang, barulah mereka duduk. Dengan segera, mereka meminum air yang telah disediakan. Terlihat jelas ekspresi lega saat air yang diminum telah melewati kerongkongan.

Yang berbeda dari tampilan mereka adalah, mereka sama sekali tidak menggunakan seragam. Jaket, kaos, sepatu dan topi, semuanya sudah dipersiapkan dengan matang. Sedangkan para supporter lain kebanyakan mengenakan seragam jaket olahraga mereka yang berwarna biru gelap, nyaris hitam.

PULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang