Halo aku update part selanjutnya nih. Iya walaupun gak nyampe 10 votes dan comment. Maaf ya ceritanya emang biasa saja. Tapi buat kalian yang suka, aku tetep bakal update cerita ini sampai selesai. Jadi boleh dong sekali-sekali vote dan comment-nya? :)
Andrian
"Bantu saya memiliki anak..." hal ini hanya alasanku saja. Aku memang ingin memiliki anak dengannya, tapi itu hanya alasan untuk memudahkannya saja.
"Maksudnya apa Mas?" Jelita bertanya bingung. Tentu saja dia kebingungan.
"Saya perlu istri sementara. Bisa kasih saya anak. Karena saya gak mau Papa dan Mama jadi kepikiran ini terus. Kamu baik dan kamu kenal sama keluarga saya, jadi saya menawarkan ini ke kamu. Sebagai imbalan pembayaran hutang kamu sebelumnya." Aku menekannya.
Jelita terdiam lama. Aku tahu dia pasti tidak tahu harus menjawab apa. Aku pun mencoba menanyakannya kembali.
"Ta, kamu harus bantu saya. Menikah dengan saya ya?"
"Tapi Mas. Jelita gak ngerti, kenapa harus begitu?"
Aku mencoba mengarang cerita bahwa aku dipaksa menikah dan memiliki anak oleh orang tuaku. Padahal aku sudah memiliki kekasih, yang sebenarnya tidak ada. Aku menceritakan kekasihku masih belum bisa menikah, tetapi aku tidak akan melepaskannya. Jadi untuk menggantikannya sementara dan menenangkan orang tuaku, ku minta dia menikahiku. Akhirnya Jelita seperti terdengar mulai paham.
Padahal aku sudah menyukai Jelita sejak lama. Aku menyukai rambut lurusnya yang hitam legam, matanya yang bulat bersinar, dan bibirnya yang merekah indah menghiasi wajahnya. Namun aku selalu menahan diriku dulu. Karena dia hanya anak belasan tahu yang merupakan sahabat adikku.
Aku memutuskan pergi melanjutkan kuliah ke luar negeri, yang kupikir bisa mengurangi sedikit rasa inginku padanya. Alih-alih berkurang, rasa itu malah semakin nyata. Jelita terus membayangi hari-hariku.
Media sosial Anita ternyata menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk mengobati rindu 5 tahun ini pada Jelita. Aku bisa mengetahui berbagai aktivitasnya bersama adikku, karena Jelita sendiri selalu menutup diri, dia tidak memiliki media sosial apapun.
Upayaku menahan rindu masih bisa kulalui hingga hampir 2 tahun bekerja di London setelah lulus kuliah. Tapi pagi itu kabar mengejutkan datang dari Anita di hari kelulusannya.
*flashback*
Teleponku berdering tak berhenti. Nama penelepon yang muncul memang dia adikku yang tidak akan berhenti menerorku, sampai aku memberikan kabar terbaru untuknya.
"Mas.. mas.. gue lulus dong keterima kuliah di Jakarta."
"Serius kamu? Yaampun adik kecilku sekarang mau kuliah nih?"
"Serius dong mas. Seneng banget asli... tapi..."
"Tapi kenapa Nit? Kamu mau coba kampus lain?"
"Nggak kok... tapi... gue sedih aja gak bisa bareng belajar sama Jelita lagi mas."
Ya selalu begini, setiap kabar yang disampaikan Anita padaku, pastinya mencakup kabar tambahan mengenai Jelita. Entah disengaja atau tidak oleh Anita, tetapi kabar terbaru Jelita pun menjadi kabar yang selalu kutunggu-tunggu jadinya. Tapi kenapa dengan kabar yang satu ini?
"Jelita gak satu kampus sama kamu? Emang Jelita lanjut di kampus mana? Yaudah gak apa-apa kan masih bisa ketemu juga tiap hari." jawabku seraya tidak menunjukkan kepedulian lebih atas pembahasan Jelita ini.
"Loh bukan cuma gak satu kampus mas. Tapi Jelita gak bisa lanjut kuliah dulu katanya. Padahal dia juga keterima, tapi..."
"Kamu tuh ya, ngomong selalu ada tapinya... Kenapa Jelita gak lanjut kuliah padahal keterima?" tanyaku mulai penasaran dan tidak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Denganku: First Love Story
RomanceWarning 18+ Dia kembali, pria yang kucintai sejak dulu kini kembali. Tapi dia tak sama lagi. Aku takut dengannya, tapi aku mencintainya. (Jelita Young) Aku kembali, tapi tidak seperti ini yang kuharapkan. Keberadaannya mengusikku, tapi aku ingin mem...