Akhirnya ada waktu publish part ini. Aku seneng banget ada 100 lebih views. Walaupun vote dan commentnya masih sedikit. Pokoknya aku tunggu vote dan comment yang banyak ya. Ceritanya sudah mau selesai kutulis. Jadi aku bakal cepet-cepet post lanjutannya. Thank you all!
Jelita
Di Dalam Kamar Hotel
Mas Andrian menarikku memasuki lift hotel ini. Kami menuju lantai 8 dan berhenti di depan kamar 806. Beberapa saat kemudian aku kembali ditarik dan sudah memasuki kamar hotel ini. Aku sudah menyetujui perjanjian dengan Mas Andrian dan saat ini akan mengesahkan perjanjiannya. Entah kenapa Mas Andrian membawaku ke sini, mungkin dia menyimpan perjanjiannya di sini.
Jujur aku tidak sama sekali enggan menikah dengan Mas Andrian. Aku mencintainya, dia cinta pertamaku. Akan tetapi, aku tidak ingin tersakiti dalam hubungan ini nantinya. Itulah mengapa aku bertanya bagaimana kelanjutan hubungan kami setelah bercerai. Paling tidak saat Mas Andrian sudah berbahagia dengan kekasihnya nanti, aku masih bisa memiliki anak dengan Mas Andrian. Buah cintaku padanya.
"Ehem..." sebuah dehaman menghentikan lamunanku.
Aku menengok ke arah Mas Andrian yang kini sudah duduk di sofa dan mengisyaratkan dengan tangannya agar aku duduk di sampingnya. Langkah raguku pada akhirnya membawaku juga duduk di sisinya.
Mas Andrian kemudian mengalungkan lengannya di pundakku. Dia mengusap lenganku ringan. Aku mematung tidak tahu harus melakukan apa. Kenapa Mas Andrian tidak langsung saja membawa perjanjiannya?
Lama kelamaan, tubuhku semakin tertarik mendekat. Saat ini dadaku sudah tertumpu di atas dadanya. Wajahku sudah mengarah tepat di sisi lehernya. Harum tubuh Mas Andrian memenuhi indera penciumanku dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.
"Ta..." Mas Andrian mulai berbicara dan aku mengarahkan wajahku ke atas, berusaha melihat wajahnya.
"Kita sahkan perjanjian ini dengan sebuah tanda." Ucapnya lagi sambil memberi jarak sedikit antara tubuh kami. Aku bernapas lega.
"Tapi tandanya bukan di kertas ya." Kali ini Mas Andrian mendekatkan wajahnya hingga jarak wajah kami mendekat. Aku mencoba mendorongnya.
"Mas... ini... terlalu dekat..." tolakku tapi tak bermanfaat karena pelukan Mas Andrian malah semakin erat dan nafasnya kian memberat di depan wajahku.
"Iya Ta. Aku harus mendekat. Karena aku mau kasih tanda perjanjiannya di tubuh kamu..." ucap Mas Andrian seraya langsung mengecup bibirku.
Mataku membelalak, tanganku meremas kemeja Mas Andrian dan mencoba melepaskan diri. Tidak berhasil. Mas Andrian semakin mendesakkan bibirnya ke bibirku. Kali ini dia juga menggigit bibir bawahku. Aku berteriak menahan kesakitan. Lalu benda asing masuk ke mulutku.
Lidah, itu lidah Mas Andrian. Lidah itu menjelajahi isi mulutku sekaligus menghisap udara dari dalamnya. Aku tercekat. Ini pengalaman yang tidak pernah kuketahui. Namun tidak sampai di situ saja. Kali ini aku merasakan tangan Mas Andrian telah turun ke bokongku.
Tangannya mengusap bokongku dan melalui celah di antara paha dalamku. Sesaat kemudian tangan itu sudah menyentuh alat kelaminku dari luar celana yang kukenakan. Ini tidak benar. Aku mencoba melepaskan lagi. Bahkan kini aku pun sudah berteriak karena Mas Andrian sudah berpindah mencumbui leherku.
"Mas... enggghhh... jangan mas... enggghhh. Jelitaaa... engghhaaakkk mau mas..." aku berusaha menolaknya sekuat tenagaku. Karena perasaan aneh mulai menjalari tubuhku. Berbicara pun aku sudah terengah-engah.
Tidak ada respon dari Mas Andrian. Dirinya terus menjilat, menggigit, dan menghisap leherku. Rasanya perih, aku tidak suka Mas Andrian yang seperti ini. Beberapa kali dirinya terus menggosokkan telapak tangannya di kemaluanku. Menggosok keras dan sesekali memukulnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Denganku: First Love Story
RomanceWarning 18+ Dia kembali, pria yang kucintai sejak dulu kini kembali. Tapi dia tak sama lagi. Aku takut dengannya, tapi aku mencintainya. (Jelita Young) Aku kembali, tapi tidak seperti ini yang kuharapkan. Keberadaannya mengusikku, tapi aku ingin mem...