Cygnus

563 105 6
                                    


You are my goddess Nemesis
and I am your Zeus

...


"Afrodit, kumintakan padamu untuk membantuku. Datanglah tepat waktu setelah ingatan Nemesis kembali. Pilih wujud elang dan berpura-puralah memburuku."

Dewi Afrodit mengerti titah Zeus. Dewi Afrodit, yang dikenal juga sebagai Irene itu mengangguk tunduk pada perintah Zeus.

...

Dikisahkan hiduplah seorang gadis berparas cantik bernama Jennie. Tinggal seorang diri di tepian sungai Yeongsan sejak komet Encke jatuh ke bumi selama tujuh kali periode terakhirnya. Usianya hendak beranjak dua puluh dua tahun umur bumi. Jennie tidak pernah mengetahui asal usulnya, ia hanya memiliki seorang ibu yang sudah renta namun meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Sejak saat itu ia hidup sendiri tanpa bersosialisasi.

Suatu sore ketika ia sedang dalam perjalanan pulang dari hutan membawa kayu bakar, Jennie bertemu dengan seorang gadis tengah duduk di batang besar sebuah pohon di hutan yang tengah dilintasinya. Jennie tidak pernah melihat siapapun melintasi hutan, kehadiran gadis itu menyita perhatiannya.

"Maaf, apa kau tersesat?" tanya Jennie hati-hati.

Gadis itu memalingkan wajahnya, terlihatlah sangat jelas betapa rupawan wajahnya.

"Apakah kau Jennie? Gadis yang tinggal di gubuk tua dekat sungai?" suara gadis itu terdengar merdu.

Jennie takjub, tapi tidak tahu untuk apa tepatnya. Mungkin untuk kecantikan gadis itu yang serupa dewi, atau untuk suaranya yang sangat merdu dan hangat.

"Benar itu aku, lantas kau siapa? Kalau tersesat aku bisa membawamu keluar dari hutan ini."

"Aku Jisoo, seorang pemburu. Sedang melintas dan beristirahat."

Jennie menangkap tatap mata tak biasa dari gadis cantik yang mengaku bernama Jisoo itu. Tatapan seperti seolah ia ingin memakan Jennie hidup-hidup.

"Aku harus pulang, sebentar lagi malam..", ucap Jennie cepat-cepat lalu bergegas meninggalkan Jisoo yang masih terpesona.

"Sampai bertemu lagi, Jennie!"

Setelah cukup jauh berjalan dan gubuknya sudah dekat, Jennie baru menyadari sesuatu.

"Darimana gadis itu tahu namaku Jennie?"

.

.

.

.

.

Keesokannya, Jennie terlambat bangun untuk mencuci pakaian. Seharusnya ia pergi ke sungai untuk mencuci pagi-pagi sekali agar tidak ada yang melihatnya. Tidak ingin menumpuk pakaian kotor di gubuknya, Jennie terpaksa tetap pergi ke sungai untuk mencuci pakaian meskipun matahari mulai terik.

Hanya dalam hitungan langkah Jennie sudah membawa baki pakaian kotornya ke sungai. Jennie lekas mencuci semua pakaiannya sebelum seseorang melihatnya dalam keadaan seperti ini, hanya mengenakan kain putih yang tipis dan memperlihatkan lekuk tubuhnya.

"Kulitmu cantik sekali, sempurna dengan wajahmu."

Jennie terkejut karena tiba-tiba saja gadis yang bertemu dengannya di hutan kemarin sudah setengah berjongkok tiga langkah dari Jennie.

Ya, yang baru saja bicara dan memuji kecantikan Jennie adalah Jisoo. Si pemburu yang sehari lalu sedang beristirahat di hutan.

"Kau.. Sedang apa disini?" ucap Jennie masih setengah terkejut.

NoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang