For me love and hate is same,
the difference is where you stay...
Setidaknya satu bulan lamanya masa promosi mereka di Amerika. Konser disana-sini, mengikuti festival dan tampil di acara televisi juga radio. Hari ini adalah hari terakhir kegiatan mereka di Amerika karena besok mereka akan kembali ke Korea sebelum melanjutkan kegiatan mereka di negara selanjutnya.
Rose dan Lisa sudah berada di kamar hotel mereka, langsung beristirahat setelah rangkaian kegiatan yang panjang. Sementara itu, Jisoo dan Jennie yang berada satu kamar juga sudah masuk ke kamar mereka.
"Eonni, boleh aku mandi duluan? Badanku sudah gerah sekali." Jennie mengusap tengkuknya lalu memiringkan kepalanya ke kanan dan kiri.
"Silahkan Jennie ah, aku akan membersihkan make up selagi menunggumu mandi."
Jennie mengangguk setelah mendapat persetujuan Jisoo, ia segera melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sebelum benar-benar lenyap dari pandangan, Jennie berujar sekali lagi.
"Ahh eonni, kalau ponselku berbunyi lihat saja ya. Mungkin telepon dari eomma. Mengobrol saja sebentar."
"Arasseo, mandilah.." ujar Jisoo cepat. Jennie menghilang setelah Jisoo mengatakannya.
Jisoo duduk di kasur, meletakkan tas bawaannya juga ponsel. Juga di atas kasur, ponsel dan tas Jennie terbaring nyaman. Peluh menetes di pelipis Jisoo, jatuh tepat di pahanya. Ia merasa sangat kelelahan tapi karena hari itu adalah hari pertunjukan terakhir mereka, ia tetap berusaha terlihat baik-baik saja. Setidaknya di depan ketiga adiknya. Jennie, Rose dan Lisa.
Mengambil 'peralatan kebersihan' wajahnya di meja, Jisoo kembali ke kasur dan mulai membersihkan wajahnya. Ia sedang mengusap wajahnya dengan tisu basah ketika ponselnya berdering.
Lisa?
"Lisa ya, kenapa menelepon? Kamar kalian tepat di samping kamar ini.."
"Tidak apa, eon. Aku cuma mau bilang kalau aku dan Chae akan langsung tidur. Capek sekali."
"Tapi kalian belum makan, Lisa ya.."
"Kalau terbangun karena lapar, nanti aku dan Chae akan pesan makanan." Terdengar Lisa menguap, kantuknya sudah berat ternyata.
"Yasudah istirahatlah, pakai selimut kalian. Jangan olahraga malam atau akan kudatangi kamar kalian..", Jisoo mengancam.
"Arasseo eonni, kami juga lelah. Kalian juga cepat makan dan tidur ya. Jalja Jisoo eonni.."
Lisa langsung menutup teleponnya. Jisoo kembali berkutat dengan kegiatannya semula sambil memikirkan sesuatu. Sebetulnya ia juga lapar tapi tubuhnya lelah sekali, Jennie juga belum memakan apapun. Mungkin ia akan memaksakan matanya terbuka sebentar lagi agar Jennie tidak sendirian saat makan malam nanti.
Selesai dengan kapas dan pembersih, Jisoo berniat ingin mengambil tusuk rambut untuk merapihkan rambutnya karena ia mulai merasa gerah. Baru saja hendak berdiri, Jisoo mendengar suara ponsel berdering lagi.
Kali ini milik Jennie.Teringat ucapan Jennie sebelum pergi ke kamar mandi tadi, Jisoo mengambil ponsel Jennie dan berniat mengangkat panggilan itu. Mungkin ia bisa mengobrol dengan eomma sebentar selagi Jennie menyelesaikan mandinya.
Ponsel Jennie digenggaman, namun hati Jisoo jatuh ke lantai. Nama si penelepon lah yang menyebabkan hatinya melesat dari tempatnya.
Jongin oppa calling...
Perang batin di dada Jisoo tidak bisa ditunda. Hatinya sakit karena banyak hal dan lebih sakit lagi karena ia tidak tahu harus bagaimana dengan hatinya yang tidak lagi berupa. Berusaha sangat keras mengutuhkan kembali hatinya, dengan hati yang susah payah Jisoo menjawab panggilan telepon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nox
Historia CortaNox berarti malam. Nox adalah mantra untuk melenyapkan cahaya. Nox, cerita-cerita tetang sisi gelap sebuah hubungan, penuh dengan penolakan. Cerita-cerita yang didalamnya, harapan (cahaya) ditiadakan. Nox is Hydrangea sister.