Krist baru saja sampai di tempat tujuanya. Nakon Ratchasima. Salah satu kota di Thailand yang lumayan padat.
Tempat pertama kali semua harapan di hancurkan, tempat pertama kali yang membuat Krist tidak punya tujuan. Tempat yang membuat Krist harus berjuang sendiri untuk sekedar pembuktian dan Nanon.
Sudah lama sekali.
Kakinya sedikit lemas dan perutnya sukses mual waktu melihat motor merah yang terparkir di taman kota. Krist tau betul ini milik siapa. Krist hafal
' Dianya ' tidak suka banyak perubahan." Hoi ! Krist "
Wow, siapa yang masi mengenal Krist setelah sekian lama ?
Krist buru buru mencari asal suaranya.
Ah, Krist hampir lupa.
" Ngapain lo di sini ? "
Cooper, teman se dormnya. Waktu dia masi sekola di Jepang.
" Ngga penting Coop, saya ada urusan permisi "
Yha, memang Krist sekali. Datar sekali. Sarkasnya dari dulu terlalu melekat.
" Masi aja galak Krist, bentar lagi hujan. Mampir ke cafe gue dulu aja. "
Cooper, masi berusaha meskipun di tolak sebelum berjuang. Oh iya kalian belom tau ? Di sekolahan Cooper salah satu dari sekian yang rela bertekuk lutut hanya untuk sekedar makan malam dengan Krist.
" Saya masi sopan Coop, maaf saya ada urusan "
" Gue ngga akan biarin lo pergi lagi Krist "
Krist sukses menegang. Tepat waktu pergelangan tanganya di cekal kuat oleh Cooper. Tatapanya spontan menajam. Kalian masi ingat perkataan ' Dia ' tentang tatapan membunuh harga diri.
Oh, Cooper sudah sering kali. Tapi tetap saja, dia sedikit gemetar. Krist terlalu kuat untuk di lawan.
Krist memang diam, tapi tatapanya menginterupsi. Sialnya, sedetik kemudian hujan turun deras. Cooper benar benar mengacaukan rencananya.
" Gue sukak sama lo Kit ! Lo harus tau seberapa lama gue berjuang buat lo , gue sayang sama lo Krist Perawat "
Suara serak milik Cooper memekak kan telinga. Berebut dengan suara hujan. Krist mendecak kesal. Muak sekali.
Tanganya dilepas sekali banting.
" Tanpa kamu kasih tau juga saya uda tau dari dulu. Bukan salah saya kalo kamu berjuang dari dulu. Saya juga suda berulang kali bilang ke kamu kalo saya ngga suka sama kamu "
Hell, Krist masi mengingat dia harus menjaga bahasanya.
" Please terima gue Kit, gue bakal bikin lo bahagia. Gue ngga akan biarin lo jatuh dan terluka. Di bawah hujan ini, gue mau setiap tetesnya jadi bukti lo nerima gue Kit. Tolong, jadian sama gue "
Siapapun tolong, tutup mulut Krist. Untuk tidak tertawa mendengar pengakuan Cooper.
" Dengan cara mu seperti ini, semakin menunjukan saya ngga bakal bahagia sama kamu. Masi suka hujan hujanan ? Uda gede kan ? Jangan kaya orang bego deh.
Krist menghapus air hujan di mukanya kasar. Menghela navas sebentar.
" I am sory coop, i think rain will be the worst moment for you, because you will remember when I refused you. "
Krist terlalu tinggi untuk di sentuh. Krist terlalu rapat untuk di lihat.
Setelah Krist menanggung lukanya. Setelah pada akhirnya Krist melanggar janjinya pada Ibu. Ngga ada seberkas cahaya yang bisa menembus Krist.
Krist moodnya benar benar kacau. Masuk ke dalam taman, bajunya basah kuyup. Lebih sialnya karna kemejanya tipis dan menerawang. Mencetak jelas badanya.
* moon maap, aku tau sayang sayangku radak bar bar. Adegan Mas krist bajunya nerawang jangan di bayangin yha.
Ini dingin.
" Kit, kapan kapan jangan pakek baju tipis waktu musim hujan "
Sedetik setelah kalimat itu selesai jaket hitam menyampir di bahunya. Wangi kasturi bercampur Mint.
Yha, Krist tau.
Krist bertemu dengan ' Dia ' .
Muncul dengan wajah tenang dan dewasa. Dengan tubuh di guyur hujan. Krist bisu. Saraf tubuhnya berebut ingin segera menyentuh pria di depanya seperti yang dulu Krist biasa lakukan.
Tapi detik ini Krist tidak melakukanya, seluruh saraf dalam tubuhnya tertahan ego.
Yang bekerja hanya satu saat ini. Matanya.Tidak.
Krist tidak merubah tatapanya menjadi tatapan membunuh harga diri seperti biasanya. Ini hanya sekedar tatapan rindu yang kalah oleh rasa takut.
Lihatlah, dari seluruh inci tubuhnya. Tidak ada yang berubah. Oh ralat, raut muka yang meneduhkan nya sedikit hilang.
Sialan, Krist memang sudah lama sekali tidak bertemu.
" Kamu sedang apa di sini ? "
" Suda berapa tahun Krist ? 4 atau 5 tahun ? Hanya satu yang tidak pernah kurang dari Kristnya kakak. Kamu tau ? " Seperti biasa. Banyak bertanya.
Krist masi sibuk berpikir. Apa tadi ? ' Kristnya kakak ' . Bahkan setelah semua ini pria yang paling di sayanginya masi menggunakan istilah itu ?
Manusia di depanya tertawa di antara hujan.
Hatinya Krist sukses menghangat dan tertusuk bersamaan. Wah.
Seperti ini rasanya." Kamu tumbuh pintar hebat dan membanggakan "
Krist tidak mengerti, ' Dia ' bertingkah seolah semua tidak pernah terjadi. Krist bahkan tidak percaya ' Dia ' bisa bicara kelewat santai.
" Ayo kak, selesai kan ? "
Hilang senyumnya.
Hanya itu yang Krist ucapkan. Tanganya membiru karna kehujanan. Entah akan jadi apa hatinya setelah ini.
Oh, ngomong ngomong. Kalian belum tau ya dari mana ini bermula ?
Ayo, mari kuceritakan !
Nulis part begini butuh emosi.
Ehehe.Voment jangan lupa sayang sayangku.
-Artha.