" Kak tolong setelah ini ajarkan Nanon perkalian ya ! "
Teriakan cempreng Nanon memenuhi rumah sempit nan kecil itu. Sejak 2 minggu lalu mereka berdua sudah mulai ke sekolah lagi.
Tergolong semangat sekali sebenarnya, apalagi Nanon yang memang tidak pernah merasakan sekolah.
Mereka sekolah dari pagi sampai siang. Selanjutnya karna memang tidak ada kegiatan mereka menjalankan rutinitas kerja serabutan juga.
Mereka mengurangi jam kerja bukan berati mereka akan kekurangan. Entah, Krist juga tidak habis pikir. Singto memberi modal untuk ibu, berjualan kue tradisional.
Dan tidak di sangka laku keras.
Singto benar benar mengubah segalanya. Singto bahkan beberapa kali bicara dengan ibu mengenai perpindahan rumah. Sungkan, itu pasti. Tapi Singto benar benar tidak menerima penolakan.
Bagaimana keadaan hubungan Krist dan Singto ?
Itu semakin istimewa, mereka semakin menyatu. Menjadi sepaket. Cerminan Singto terpantul dalam diri Krist. Dia dewasa lebih cepat.
Tentang kedisiplinan, kecerdasan, ketaatan. Krist dalam asuhan seorang Singto. Benar benar luar biasa. Krist benar benar anak yang cerdas.
Krist sering kali pergi berdua dengan Singto. Entah itu sekedar berkunjung ke galeri kaca, atau nongkrong di balkon rumah Singto. Sebatas itu bahagianya Krist.
Obrolan mereka itu sulit dimengerti. Terkadang Krist yang terlalu sarkas atau yang terlalu polos. Singto dengan sabar mengimbangi. Percayalah, mereka terbilang romantis jika sekadar adik dan kakak.
Perasaan Krist ? Seorang bocah tuju taun. Di hatinya tetap tertanam rasa nyaman yang mengakar.
" Selamat siang Krist ! "
Krist menghentikan pekerjaanya.
Fokusnya tertuju satu titik. Singto." Hai Kak Singto, siang siang kesini ? Tumben sekali ?! "
Tidak biasanya sih, Singto biasa datang waktu malam.
" Hanya ingin Krist "
Singto duduk di sebelah krist. Menyentuh puncak kepalanya. Tersenyum melihat pekerjaanya.
Wo, tunggu ! Ini tugas anak Sekolah Dasar ?
Kenapa Krist malah mengerjakan ini ? Makalah ?
Memang kemarin Krist sudah pinjam laptopnya. Tapi dia bilang untuk mencari contoh beberapa gambar dari hewan hewan.
" Bisa buatkan kakak Makalah seperti itu Krist ? "
" Bisa kak, tinggal kasi materi aja kak "
Nanon di sebelahnya masi sibuk mengerjakan soal perkalianya.
" Ke rumah Kakak yuk Krist ? "
Tanganya berhenti bekerja. Krist berseri seri, senang sekali. Sebenarnya sering sekali dia ke rumah Singto. Entah, senang saja dapat ajakan seperti itu.
Krist menarik ujung kemeja maroon Singto, supaya lebih merendah. Lalu membisikan sesuatu pada Singto.
" Kak, Nanon biar di rumah. Nanti malah merusak suasana seperti lusa kemarin "
Singto tertawa, oke. Ini lucu.
" Kak, tolong aku punya telinga. Lagian aku juga ngga pengen ikut kakak sama om Singto kok ! "
Krist mendecak, Nanon selalu seperti itu. Pura pura jual mahal sekali.
" Ya suda, lagian PR mu belum selesai " Krist menjulurkan lidahnya. Tanda mengejek.