Lea membuka matanya yang masih terasa berat. Sepertinya malam cepat sekali berlalu. Padahal Lea merasa dia baru saja memejamkan mata. Lea pun mengucek-ucek matanya yang masih lengket dan berusaha untuk melek sempurna.
Dia juga terlihat ingin menggeliat. Namun dia tersentak kaget saat melihat ada Azter yang menatap ke arahnya dengan senyuman manisnya.
Azter??
Azter di kamarku? Lea mengernyitkan keningnya. Dia berusaha mengingat apa yang telah terjadi sebelum dia tidur. Sesaat ingatannya kembali muncul mengingat semalam Azter datang ke rumahnya dan merengek meminta dirinya agar bisa menginap di rumah Lea. Lalu sebelum tidur hujan deras, Azter datang ke kamarnya karena takut hujan. Mereka ngobrol-ngobrol sampai sama-sama ketiduran."Pagi Azalea,," Sapa Azter membuyarkan lamunan ingatannya tentang kejadian semalam.
"Mm ya,, pagi juga Azter." Balas Lea dengan suara beratnya khas bangun tidur.
Azter mengangkat kepalanya, menekuk lengan kanan yang sikunya ditumpukan pada bantal. Lalu menopangkan pipi kanannya di telapak tangannya itu dengan posisi masih miring menghadap Lea.
"Kamu bangun jam berapa?" Tanya Lea sambil membunyikan satu-satu jari tangannya.
"Baru 10 menit yang lalu." Ucap Azter masih sambil menatapi Lea yang sekarang terlihat sibuk meregangkan otot.
Namun tatapan Azter tak juga beralih setelah Lea selesai melakukan aktivitas tersebut. Sadar ditatapi terus oleh Azter. Lea menoleh. Mata mereka saling bertemu. Azter lagi-lagi tersenyum. Kenapa anak ini? Batin Lea.
"Kamu nggak capek ngeliatin aku terus,,?" Tanya Lea.
"Enggak,," Geleng Azter.
"Bahkan sudah dari sepuluh menit yang lalu aku menatapi wajahmu." Lanjut Azter tanpa cengiran seperti biasanya.
Lea tercengang memperhatikan wajah Azter yang terlihat berbeda pagi ini. Tatapan matanya juga terlihat aneh. Dia seperti menatap dengan sorot mata menggoda. Senyumannya juga sama. Bibirnya sedikit basah dan terlihat begitu ranum. Bibir yang sempat ingin ia kecup semalam.
Lea menggigit bibir dalamnya. Ada sesuatu yang menggelitik di dalam perutnya. Desiran menyenangkan yang tiba-tiba muncul saat dia melihat bibir indah Azter. Lea memalingkan wajahnya dan berusaha untuk bangkit dari tidurnya sebelum khayalannya terbang jauh ke mana-mana. Namun Azter justru mencegah dengan memegangi tangan Lea.
"Kamu nggak mau kasih aku morning kiss?" Tanya Azter membuat jantung Lea seperti melompat dari tempatnya. Degupnya tiba-tiba menjadi begitu cepat. Lea menatap Azter sejenak, wajah itu masih terlihat menggoda seperti awal tadi. Lea pun mendekati Azter dan mengecup keningnya kilat.
Namun setelah itu dia terkejut sendiri. Kenapa melakukannya?? Batin Lea. Dasar bodoh! Lea pun cepat-cepat beranjak dan berdiri lalu berjalan menuju ke arah jendela sambil menyambar air minum di dalam botol. Dia meneguknya beberapa kali.
"Aah,, kenapa cuma di kening? Bukannya bibirku lebih menarik?" Ucap Azter kesal sambil bergerak duduk dan mengucek-ucek selimut dengan kesal.
Lea hampir saja tersedak oleh minumannya sendiri. Dia melihat ke arah Azter sambil menyedekapkan kedua tangannya di depan dada. Azter terlihat memanyunkan bibirnya dengan kesal.
Tapi justru cara manyunnya itu membuat Lea jadi gemas sendiri. Dia benar-benar terlihat sangat imut dan lucu. Lagi-lagi ada yang berulah di dalam dada Lea. Kali ini lebih parah dari sebelumnya. Ada hasrat yang kembali muncul seperti tadi malam.
Lea menutup botol minumnya dan meletakkannya di atas meja lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Azter. Dia melangkah menuju ranjang lagi dan merangkak mendekati Azter. Sesampainya di hadapan Aster, Lea duduk di atas betisnya. Posisi duduk Azter yang bersila tentu lebih rendah dari Lea dan membuat Azter sedikit mendongak menatap wajah Lea.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEAZTER (GXG_End_)
Teen FictionLesbian Stories (Beautiful girl vs Beautiful woman) Homophobic please step aside Thank you 🤗 21 Juni 2019