ASOKA

16.9K 1.3K 81
                                    

"Azter,,! Gimana kalau minggu depan??" Vano masih saja berusaha mengejar Azter di lorong sekolah dan membujuk Azter untuk mau jalan bareng dia setelah ajakan nonton minggu ini ditolak. Azter menghentikan jalannya sejenak dan menatap cowok tampan berhidung bangir itu. Vano nampak tersenyum manis.

"Liat besok ya Van,, soalnya kalau ku jawab 'iya' sekarang trus ternyata pas hari H nya aku sibuk atau ada acara kan aku gak enak." Jelas Azter. Vano nampak sedikit kecewa tapi dia tetap berusaha memperlihatkan senyum termanisnya.

"Oke,,gak apa-apa. Tapi semoga minggu depan kamu free." Jawab Vano masih sambil mempertahankan senyumnya. Azter mengangguk dan hanya tersenyum tipis.

"Ya udah,, aku duluan ya Van."

"Oke Azter,, hati-hati ya.!" Vano sedikit berteriak karena Azter sudah buru-buru pergi. Dan Azter hanya mengacungkan jari jempolnya. Vano menatapi punggung Azter sampai benar-benar menghilangkan menuju parkiran motor sekolah mereka.

Vano adalah salah satu cowok dari sekian banyak cowok di sekolah Azter yang masih keukeuh mengejar Azter meskipun sudah sering ditolak. Dia memang termasuk sangat gigih untuk bisa mendapatkan hati Azter.

Tapi memang Azter tak punya rasa tertarik sedikit pun pada Vano yang bahkan masuk daftar cowok-cowok ganteng di sekolahnya. Dulu Azter pernah berpacaran dengan Kakak kelas ketua osis pun karena kesel diejekin jones-jones terus oleh genknya yang semuanya sudah punya gandengan masing-masing.

Maka pada akhirnya dari tiga cowok keren yang sudah berusaha mendekati Azter dan nembak dia, Azter menerima si kakak kelas ketua osis itu. Azter tidak hanya membuat banyak orang merasa kagum karena bisa jadian dengan cowok paling tampan dan pinter di sekolahnya. Tapi juga membuat banyak cewek-cewek iri bahkan terang-terangan memusuhinya.

Dan si ketua osis itu adalah pacar pertama juga terakhir Azter. Karena mereka hanya bertahan selama tiga bulan saja. Azter yang mutusin karena lama-lama jengah juga dimusuhin banyak siswi terutama kakak-kakak kelasnya yang merasa tersaingi oleh Azter.

Dan setelah putus dari cowok itu, Azter belum pernah lagi coba pacaran dengan cowok manapun. Ya seperti yang selalu Azter bilang ke Sherly, bahwa dia lebih suka pada cewek-cewek cantik ketimbang cowok-cowok ganteng. Maka jika melihat pertandingan basket, yang ditunggu Azter adalah penampilan para cheerleadersnya. Bukan pemain basketnya.

Azter sudah lama menyadari bahwa dirinya memang berbeda. Namun saat itu, dia masih berusaha meyakinkan hatinya sendiri. Dan setelah dia yakin bahwa dia memang mempunyai hasrat kepada sesama jenisnya, Azter belum benar-benar menemukan seseorang yang mampu menarik hatinya. Namun pada akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang membuatnya terkagum dan terus memikirkannya. Dia adalah wanita cantik si pemilik toko bunga. Azalea.

****

Azter memperlambat laju maticnya dan membuka kaca helmnya meyakinkan bahwa sosok yang sedang berdiri di pinggir jalan itu adalah orang yang beberapa minggu ini memenuhi isi kepalanya. Ya,, siapa lagi kalau bukan Azalea.

Dia kembali mempercepat laju motornya dan berhenti tepat di dekat tempat Lea berdiri. Lea nampak terkejut melihat ada motor tiba-tiba berhenti di dekatnya. Lagi-lagi dia merasa tak asing dengan motor dan wajah pemilik motor tersebut. Azter melepas helmnya dan turun dari motor menghampiri Lea.

"Hai,, ngapain? Kok berdiri sendirian di sini?" Tanya Azter lagi-lagi dengan wajah sedikit mendongak karena Lea terlihat jauh lebih tinggi dengan heelsnya.

"Siapa ya?" Tanya Lea menatap aneh pada Azter yang SKSD banget.

"Aku Azter,, langganan di toko bungamu." Jawab Azter sambil tersenyum. 'Sopan sekali anak ini berbicara pada orang yang jauh lebih tua darinya pakai aku kamu'. Batin Lea. Lea pun mengangkat bahu cuek dan mencoba mengabaikan Azter.

AZALEAZTER (GXG_End_)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang