FRESIA

14.7K 1.2K 56
                                    

"Kangeeeeeenn,," Azter memeluk Mayang dari samping dan dibalas pelukan juga oleh Mayang. Minggu pagi ini Azter baru bisa menyempatkan diri untuk berkunjung ke toko bunga.

"Tumben pagi-pagi udah nyampe sini aja,," Tanya Mayang sambil mereka melepaskan pelukan.

"Mumpung libur Kak,,"

"Minggu kemaren pas libur nggak ke sini,,"

"Minggu kemaren aku bantuin Mbak Laras sama Mas Edwin beberes rumah sampe siang,, trus capek, ketiduran sampe sore,,"

"Kalian beberes rumah sendiri,,?"

"Iya dong,, siapa lagi? Kami cuma punya satu pembantu yang ngurus di dalam rumah doang. Yang di luar rumah ya kami kerja bakti bareng-bareng. Hahaha." Kekeh Azter. Mayang manggut-manggut takjub.

"Bos Kakak mana,,?" Tanya Azter.

"Ciee kangen yaa,,?" Goda Mayang sambil senyum-senyum.

"Ya kangen lah Kak. Semuanya kan aku kangenin,," Ucap Azter.

"Tapi kan di antara semuanya, yang paling dikangenin ya si Bos cantik itu kaaan?"

"Siapa bilang?" Azter mulai terlihat salting.

"Cieee,, piuuwitt,," Mayang tetap lanjut menggoda Azter sambil senyum-senyum dan memainkan alisnya.

"Kak Mayaaanng,,, iiiizzhh!" Geram Azter sambil menyubit kecil lengan Mayang.

"Aww,,,! gila sakit,, kayak disuntik,," Mayang meringis kesakitan sambil menggosok-gosok lengannya yang bekas dicubit Azter.

"Rasain,," Cetus Azter.

"Kampret,, sakit banget nih anak nyubitnya,, pake kuku ya,,??"

"Enggak,, kalo pake kuku coba mana bekasnya,,?"

"Trus kok bisa kayak dientub tawon. Gimana coba tadi cara nyubitnya,,??" Mayang masih meringis dan melihat hasil cubitan Azter yang memang tak berbekas tapi terasa nylekit banget.

"Rahasia,, nanti kalau aku kasih tau, Kakak ikut-ikutan lagi,," Ucap Azter.

"Hallah males banget,, unfaedah..! Udah lah sana sana pergi,," Usir Mayang.

"Cari tantemu tuh di kebun belakang,," Lanjutnya lagi.

"Apa?? Tante?"

"Awas ya nanti ku bilangkan sama orangnya.." Ancam Azter.

"Bilangkan sana bilangkan. Lebih cepat lebih baik." Tantang Mayang menjulurkan lidah dan kembali menghadap laptopnya.

"Oke,, siap-siap ntar malem dicakar. Bye!" Cetus Azter dan langsung ngacir menuju kebun belakang. Mayang hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala tapi lagi-lagi dia meringis dan mengelus lengannya yang masih terasa sakit.

Azter celingukan mencari sosok Lea di antara rimbunnya tanaman-tanaman hias bunga dan daun. Mata Azter menangkap keberadaan Lea di antara tanaman hias bunga. Dia terlihat berjongkok dan sibuk menyortir daun bunga yang rusak. Tapi selama mata Azter menjelajah mencari Lea tadi, dia tak melihat adanya Pak Pardi di kebun ini.

Azter pun berjalan mengendap-endap mendekati Lea dari belakang. Sangat pelan dan tanpa suara. Setelah Azter tepat di belakang Lea yang masih berjongkok, dia sedikit membungkuk dan 'hap' kedua tangannya menutup mata Lea. Azter menggigit bibirnya menahan tawa dan suaranya.

"Azter,," Ucap Lea.

"Iihh,, Kok tau sih,,??" Sungut Azter kecewa sambil melepaskan tangannya dari menutup mata Lea.

"Tau dong,, bahkan saat kamu baru membuka pintu belakang toko juga aku udah tau,,"

"Masa'?? Kok bisa tau,,?"

AZALEAZTER (GXG_End_)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang