1. The Man
Seorang pria berdiri dan terus berganti pose didepan sebuah kamera yang terus mengeluarkan suara dengan sangat cepatnya. Sesekali dia menghadap kamera sesekali mengabaikannya. Sesekali menatap dengan sayu memperlihatkan kesan sexy dan manly sesekali juga menatap tajam, menunjukan bahwa dia sangat dominan.
Dia Damian, Damian Han. Seorang model papan atas yang sudah tak diragukan lagi pengaruhnya di dunia permodelan. Parasnya yang tampan, tak pernah ada yang meragukan, hidung lancip, mata seksi dengan rahang tegas. Sungguh perpaduan yang sangat indah.
Suara tepuk tangan bergema begitu pemotretan itu berakhir. Damian si pemeran utama tersenyum seraya menunduk sebanyak tiga kali sebelum meninggalkan tempatnya.
Meski terlihat seperti bad guy. Damian tetap memiliki manner yang sangat baik. Tak hanya dirinya, tapi semua artis yang ada diagensi yang sama dengannya memang demikian. Sangat sopan dan berbicara dengan sangat santun.
Saat membersihkan make up seseorang memasuki ruangannya tanpa permisi. Dia Harry, manager-nya.
"Damian, Danies meminta untuk ke kantor hari ini."
Damian mengerutkan keningnya. Heran. Ada apa? Jujur saja ia sangat penasaran. Karena jika ia dipanggil pasti ada sesuatu yang penting dan harus segera dibicarakan.
"Hanya aku?."
"Tidak, Davin dan Kalvin juga diundang."
"Tumben sekali."
"Mungkin ini mengenai tawaran model baju sekolah. Kau tau sendiri banyak yang ingin Ara dan Ivan jadi modelnya."
Sengwoo menggela nafas panjang. Ini tawaran untuk kesekian kalinya yang selalu ia tolak. Tapi tawaran itu selalu datang lagi dan datang lagi, seolah tak lelah dengan penolakannya. Sebenarnya ia tak pernah membicarakan ini dengan Ara, puteri kecilnya. Ia juga tak tau anaknya mau atau tidak. Ia hanya menolak atas kehendaknya sendiri. Karena ia tak ingin anaknya jadi sorotan media. Ia ingin anaknya hidup layaknya anak-anak biasa yang menikmati masa remajanya tanpa harus merasa dibatasi.
Damian melakukan itu karena sayang anaknya, tentu saja. Ia sangat amat menyayangi putri manisnya itu.
"Tak mungkin Kalvin juga ikut jika hanya akan membicarakan itu."
Damian terdiam beberapa saat, kemudian melirik make up artis yang baru saja menyelesaikan tugas, menyeka make up diwajah tampannya. Ia bergumam terimakasih kemudian berdiri, hendak beranjak.
"Ayo, kita ke kantor sekarang."
***
Dikantor baru saja ada Davin yang berada di ruangan CEO itu.
Davin, dia adalah satu dari banyak model di agensi ini. Dia tampan, tinggi dan sangat proporsional sebagai model.
Pria itu berpenampilan sangat santai karena ia sengaja mengambil libur seminggu ini demi menemani putera kesayangannya yang sedang menghadapi ujian semester.
"Ada apa Nies? Tumben memanggilku saat libur begini."
"Sebentar Finn, tunggu yang lain." jawab pria yang masih duduk dimeja kerjanya. Sibuk memeriksa beberapa dokumen.
Davin memang memiliki nama panggilannya sendiri, Finn. Awalnya iseng, tapi nama itu dijadikan nama panggungnya sejak dia debut menjadi model internasional.
Tak lama kemudian dua orang lain memasuki kantor secara bersamaan. Damian dan Kalvin.
"Akhirnya kalian datang."

KAMU SEDANG MEMBACA
HOT DADDY [REVISI]
Romansa(jangan ada silent reader diantara kita) (CERITA LENGKAPNYA SILAHKAN BACA DI DREAME, LINK AKAN DI SERTAKAN DI DALAM CERITA INI) --- ini cerita hidup tentang para hot daddy yang merupakan model papan atas. --- 28062019 - 17082019