Suara dentuman keras dari luar ruangan membuat mereka tersadar, saling melempar pandangan pada hal lain lalu berdeham canggung untuk mencairkan suasana kini.
" Sepertinya kita harus berangkat sekarang?" Ucap Tama sembari berjalan keluar ruangannya
Min yang sama gugupnya hanya tersenyum malu sambil membuntuti langkah kaki Tama.
Suara keras itu tak lain karena ulah lili, ia tanpa sengaja menjatuhkan tempat pensil tabung diatasi meja kerjanya. Ia tak sengaja melihat Tama dan Mina di luar jendela ruangan Tama,ketika ia hendak masuk untuk memberi berkas yang tertinggal untuk rapat. Ia memastikan apa yang ia lihat saat itu. Dengan jelas Tama dan sekertaris min saling berhadapan dengan jarak dekat , saling menatap satu sama lain dan sangat jelas pula ia melihat bahwa ada pergerakan kecil dari pak Tama untuk mendekati wajah sekertaris min.
Lili hanya megucek matanya tak percaya , mana mungkin pak Tama dan sekertaris min bisa sedekat itu. Ia lalu mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu , ia mundur selangkah demi selangkah dan braaaakkk!!! Tempat tabung peralatan tulisnya terjatuh menimbulkan suara berisik dengan menyisakan pensil bolpoin yang berserakan di lantai.
***
Seusai rapat Tama sengaja menyetir mobilnya sendiri, dan menyuruh sekertaris min untuk segera masuk kedalam mobil.
Sepanjang perjalanan tak ada percakapan apapun, mereka saling diam dan tak ada yang memulai percakapan.
Mina sangat tahu, bahwa jantungnya berdetak lebih kencang saat ini.
Jalan yang mereka lalui bukan jalan menuju kantor kembali, Tama membawa Mina ketempat yang belum pernah Mina datangi .
Setelah perjalanan cukup panjang sekitar 25 menit.
Baru Mina mencoba membuka percakapan diantara mereka.
"Bukankah kita harus kembali kekantor pak?" Tanya Mina
" Untuk apa?"jawab tama sembari kembali fokus pada jalanan yang ada di depannya .
Mendengar jawaban Tama Mina hanya terheran .
Mina melihat dengan jelas jarum dari jam tangannya itu . Waktu pulang kantor masih sekitar 1 jam lagi. Dan sepertinya masih ada beberapa berkas yang harus ia urus bersama lili.
"Saya mau membawa kamu ke tempat yang indah sekertaris min" ucap Tama sembari tersenyum manis melihat Mina.
"Tapi bukankah saya harus menyelesaikan tugas yang sudah bapak berikan dua hari lalu?"
Mina mencoba mencari alasan agar Tama mengurungkan niatnya itu."Sudah ada lili, untuk apa kamu pikirkan itu."
Gerbang hitam besar menyambut mobil mereka,suasana semakin terasa tidak mengenakkan untuk Mina. Karena ia benar benar tidak tahu lokasi yang ia datangi sekarang.
Setelah memasuki gerbang, mereka disambut dengan bunga bunga cantik di pinggir jalanan yang ia lewati. Rapi, dan berwarna. Mengalihkan perhatian Mina ,dan membiarkan perasaan takut yang tadi singgah dihatinya hilang sejenak.
Melihat reaksi Mina yang cukup lucu karena sangat terpukau dengan bunga taman tadi, Tama hanya tersenyum puas. Karena sepertinya rencana untuk memberi kejutan kepada Mina akan berhasil .
Mobil terhenti di hadapan sebuah taman yang amat sangat luas , taman dengan rumput hijau muda yang segar dikelilingi dengan bunga bunga yang cantik .
Mina masih tercengang dengan apa yang dilihatnya , tak pernah ia mendengar atau melihat ada taman seperti ini sebelumnya.
Tama lalu keluar dan membuka pintu mengajak Mina keluar mobil .
Merasa tidak enak, Mina keluar dengan sedikit canggung.
"Waw pak, saya tak menyangka ada taman seperti ini" ucap Mina sembari terus memandang pemandangan itu
" Ini belum seberapa sekertaris min" ucap Tama .
Tama mengajak Mina untuk jalan terus ke depan, melewati lapangan hijau yang penuh rumput itu, sesekali Mina pun meraba bunga bunga yang ada di pinggirnya.
Sesampainya di lorong taman,ia melihat diujung sana ada kolam yang besar sekali, yang di tengahnya terdapat patung anak kecil yang sedang memegang vas.
Tapi herannya ia tak melihat orang lain disini. Sejauh mata memandang ia hanya melihat taman dan bunga tak ada orang lain selain mereka.
Tepat di depan kolam air itu mereka berhenti.
Tama tahu , ini kesempatan yang harus ia ambil . Ia tak ingin menunda untuk mendapat jawaban dari Mina.
"Sekertaris min"
Mina menoleh, terlihat jelas bosnya itu menunjukkan wajah yang serius namun tak memudarkan karisma yang mengelilingi nya.
" Sebelumnya saya sudah menyatakan perasaan saya, bisakah saya mendapatkan jawabannya sekarang"
DEGG!!
Mina masih terdiam sambil menatap lekat lekat mata hitam Tama itu . Detak jantung nya kembali berdetak cepat. Ia tak menggubris bahwa ia pun mempunyai rasa yang sama.
"Sekertaris min?"
Tak kunjung mendapat jawaban, Tama mencoba memegang bahu Mina.
" Ohh hmm, jika harus jujur. Saya pun merasakan hal yang sama dengan apa yang bapak rasakan , hanya saja saya tak yakin perasaan ini" jawab mina dengan malu
Puas dengan jawaban Mina, Tama tersenyum simpul.
"Benarkah sekertaris min? Jika iya saya senang sekali"
Wajah Mina memerah ia tak tahu harus bagaimana lagi untuk menutupi nya. Ia lalu tertunduk mencoba memfokuskan pandangan pada ujung sepatunya.
Tama lalu memegang dagu Mina menempatkan wajah minaagar berhadapan dengan wajahnya.
"Jika begitu, bisakah kita menjalin hubungan diluar kerjaan kita?"

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETARY LOVE
DiversosBagaimana rasanya jatuh cinta kepada Bos sendiri, bagaimana rasanya bekerja ditemani rasa gembira ? Ini adalah cerita tentang Sekertaris Min , yang jatuh cinta pada Bosnya ... Penasaran? Yuk baca segeraaaa!!!