7🌛

128 16 0
                                    

Happy reading

🍁

"Kalian dari mana aja?" Tanya Vina.

"Dari taman belakang rumah ma." Jawab Rafael.

"Cieee, anak mama mojok nih yee." Goda Vina sambil tertawa kecil.

Wajah Keyzia hampir saja memerah seperti tomat karena ucapan Vina barusan.

"Apaan sih ma." Jawab Rafael kesal.

"Kamu baperan banget sih Rafael, mama cuman bercanda." Ujar Vina.

"Yaudah, ayo makan dulu." Ajak Vina.

"Ehh nggak usah mbak, soalnya saya sama anak saya mau langsung pergi jalan." Tolak Amanda.

"Owhh, gitu ya. Kapan-kapan main kesini lagi ya." Jawab Vina.

"Pasti mbak."

"Oh iya, biasanya Key berangkat sekolah naik apa?" Tanya Vina.

"Naik angkot sih tan. Biasanya diantar sama bang Azka. Tapi, sekarang bang Azka nggak bisa antar karena harus berangkat pagi-pagi." Jawab Keyzia.

"Ohh yaudah, mulai besok kamu berangkat sama Rafael aja ya."

"Mati gue!! Kenapa harus kejebak sama tu cowok lagi sih."

"Apaan sih ma! Mama belum minta persetujuan Rafael. Jangan asal ambil keputusan gitu dong ma!" Ujar Rafael tidak terima.

"Mama nggak harus minta persetujuan kamu. Emang kamu mau, mama larang kamu pakai motor sama mobil? Uang jajan mama potong?"

Rafael mendengus kesal. "Ya nggak mau lah ma."

"Makanya, besok bareng sama Key ya. Kasian Key naik angkot. Sayang juga kan uangnya, mending sama kamu aja."

"Yaudah ma." Jawab Rafael terpaksa.

"Boleh kan mbak, Key bareng sama Rafael berangkatnya?"

"Boleh aja sih mbak. Kalau nggak ngerepotin." Jawab Amanda.

"Tuh kan. Mamanya Key aja izinin, jadi kamu harus mau."

"Iya ma, iya."

"Jadi Key, besok kamu ikut sama Rafael ya." Ucap Amanda.

"Yaudah deh ma." Jawab Keyzia terpaksa.

"Masalah sebelumnya belum kelar, ditambah lagi dengan ini. Kapan gue bisa hidup dengan tenang sih?"

"Terima kasih ya mbak, Key jadi berangkat bareng sama Rafael." Ucap Amanda.

"Santai aja kali mbak. Lagian juga biar Rafael ada temennya."

"Yaudah kalau gitu mbak, saya pulang dulu ya."

"Oke mbak, kapan-kapan main kesini lagi ya."

"Iya."

🌱

"Ihh, mama kenapa sih kasih ijin!" Gerutu Keyzia. Ia masih kesal karena mamanya mengizinkannya berangkat bareng dengan Rafael.

KeyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang