Part 1🍔

1K 77 24
                                    

Halo!
Namaku Peter Parker. Masih ingatkah kamu denganku?
...
Ingat peristiwa "itu"?

Dengan seluruh kekuatannya, ia
menjentikkan jarinya.
Semua pasukan Thanos seketika
berubah menjadi debu.
Thanos telah dikalahkan.

Mr.Stark, d-dia...
Keringat dan tangis memenuhi mukaku. Kukira, dia tidak akan pernah meninggalkanku.
Kali ini pun tidak. Kenapa Mr.Stark, Kenapa harus sekarang?!?!
Mentorku, pendampingku, temanku,
a-ayahku. Telah tiada.

Semenjak saat itu, pikiranku penuh dengan pertanyaan. Dadaku terasa sesak setiap kali mengingat dia.
Aku merasa, sebagian dari diriku hilang bersamanya.

Seminggu setelah kepergiannya,
aku masih dipenuhi dengan rasa bersalah.

" Seandainya, seandainya, aku yang menggantikannya. Seandainya, aku datang lebih cepat." desahku.

Minggu ini, aku masih belum ingin berangkat ke sekolah. Aku masih berada bersama para Avengers, di Stark Tower. Berusaha melupakannya.

Pagi ini, aku terbangun dari tidurku.
Seperti biasanya, aku bermimpi tentangnya. Aku segera turun dari ranjangku dan berganti baju.

Ketika mengambil baju, aku melihat sesuatu.
"Ini kan baju Mr. Stark. Dia selalu memakainya ketika bertemu denganku."
Sebuah baju bergambar astronot dirangkap dengan jas hitam. Sangat pas bila dipakai seseorang seperti Mr. Stark.
Tony...

Aku langsung berbaring lagi di kasurku. Aku tidak mood makan.
Aku mengecek hpku. Sudah lama aku tidak melihat apakabar dan garis ku.

"Ternyata banyak juga ya notif nya."
Aku membuka pesan dari Ned, sahabatku.

Ned: "Hei. Aku tahu kamu sedih. Tapi sudahlah, lupakan saja."

Tidak semudah itu, Ned. Tidak semudah itu.
Lalu aku membuka pesan dari MJ.

MJ: "Jangan lupa. Jam 7. Seperti biasa, cheeseburger 2."

ch-cheeseburger. Dia lagi...
Kenapa semua hal mengingatkanku tentang Mr.Stark. Dadaku dipenuhi penyesalan. Aku hanya ingin melupakannya. Itu saja.

Aku menaruh HP ku. Sudah cukup.
Aku keluar dari kamarku. Aku menuju ke ruang tengah. Disana, ada Paman Loki, Paman Bruce, dan Paman Thor sedang menonton TV.

" Sinetron Indosair?" tanyaku.

"Ya. Menantuku Adalah
Istri Baruku." jawab Paman Thor.

Aku mendengus kesal. Sudah seminggu mereka menonton sinetron.
Aku duduk di sofa merah bersama mereka. Berusaha menikmati sinetron itu.

Tak lama kemudian, aku sudah bosan. Aku melayangkan pandanganku pada meja di depan sofa. Kulihat ada berbagai macam botol bir tergeletak begitu saja. Kutebak mereka meminum bergelas gelas.
Aku tahu, mereka semua berusaha tabah. Sama sepertiku. Tapi aku tahu, raut muka mereka takkan pernah berbohong.

Karena bosan, aku menuju ke lantai atas. Tiba-tiba, "spidey sense"ku mendengar sesuatu. Aku berjalan ke arahnya. Oh, itu Paman Stephen. Sudah seharian aku tidak melihatnya. Aku mengintip lewat jendela berbentuk segitiga itu.

" Aku harusnya tak membiarkannya mati begitu saja. TAK MUNGKIN
hanya ada 14.000.605
kemungkinan?!?! Pasti ada cara
lain supaya T-tony,
tetap h-hidup. KENAPA T-TONY?
KENAPA HARUS K-KAMU?!?"
ucap Stephen terbata-bata.

Tetes demi tetes air mata mulai membasahi muka Stephen.

"H-HARUSNYA AKU SAJA YANG MENGGANTIKANNYA.
STEPHEN, KAMU SUNGGUH BODOH!!
Tony, aku baru bertemu denganmu,
tapi aku m-merindukanmu. Sangat."

Perlahan, aku menjauh dari kamar itu. Aku tak sanggup melihat wajah Paman Stephen. Lagi lagi dadaku terasa sesak. Pandanganku seperti tertutup asap yang tebal. Napasku terengah - engah. Jantungku berdetak kencang. Kepalaku sungguh terasa berat. Makin lama, aku tak dapat menahan diriku.
.
Gelap.
.
Hanya itu yang kulihat.
.

---Ending Part 1----
30 Juni 2019

Memories - Avengers Fan FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang