Aku menyerah pada jarak..
Bukan aku tak kuat berjarak, tapi aku tak mampu menahan rindu yang hadir membuat waktu terasa begitu jahat dan menyiksa. Kuputuskan untuk mengikutinya, kuselesaikan segala pekerjaan dan keterikatanku pada perusahaan dimana aku bekerja. Kelak aku akan bekerja dan dekat dengannya saja, agar aku tak lagi bimbang akan kehilangnnya, dan agar akupun bisa semakin mebina rasaku dan menjaga cintanya...Membayangkan dekat dengannya, bisa berjalan beriringan dengannya, melihatnya, menggenggam dan memeluknya, aku sungguh tak sabar...
Namun asaku, satu persatu gugur dan perlahan sirna. Maafkan aku sayang, aku mungkin tak mampu mewujudkan apa yang telah kita angankan bersama, aku mungkin tak mampu menyelesaikan apa yang telah kita mulai bersama...
Meningioma, tumor jinak yang terbilang tidak terlalu berbahaya, bahkan penyebarannya pun terhitung lambat dan tidak mengancam. Tak kusangka, pengembangannya bisa menjadi separah ini. Aku memang sudah mengidap penyakit ini lama, hanya saja kondisiku tak pernah down hingga parah, bahkan pernah mampu kuatasi melalui pembedahan kecil sebelum akhirnya muncul kembali dan lebih mematikan, Seketika aku merasa begitu rapuh
Tuhan, aku baru saja... Benar-benar baru saja inginkan bahagia
Kuurungkan semua rencana pemindahanku, kuusir jauh-jauh segala mimpi dan anganku. Aku mulai kembali putus asa, aku mulai menyalahkan keadaan, aku mulai merasa Tuhan tidak adil dan hanya inginkan derita ku saja..
Penyebarannya sudah menekan saraf pusat batang otakku, bahkan dokter pun tak berani menjamin pemulihanku. Berkali-kali aku menolak dan meyakinkan diriku baik- baik saja, namun tubuhku menjadi semakin lemah. Kupaksakan diriku yang kuanggap tidak sakit sama sekali, kuabaikan gejala-gejala yang mulai mengindikasikan difungsi anggota gerak dan sarafku.
Hingga akhirnya aku roboh, tubuhku telempar jauh saat mataku mendadak gelap ketika berkendara. Benturan kepalaku menyebabkan gumpalan darah menekan bagian otakku, akhirnya aku kembali keruang operasi setelah bertahun-tahun kutinggalkan. Kesadarannku tak kunjung pulih berjam-jam lamanya. Aku tak begitu mengerti apa yang terjadi setelahnya. Hanya ketika pulih, kulihat puluhan panggilan tak terjawab, kulihat puluhan pesan tak terbaca. Ia begitu panik, dan menangis sejadi-jadinya begitu tau apa yang kualami
Sejak itu, aku mulai sadar, jika nanti aku sepenuhnya tak lagi bisa bersamanya, bagaimana ia bisa bertahan, aku mulai mengatur jarak, aku begitu sakit, bukan kepalaku..Tapi hatiku, kenyataan bahwa aku mampu memberikan sebegitu banyak kesedihan padanya, akupun takut dengan diriku sendiri, aku takut pada takdir yang telah tertulis untukku..
Diriku, begitu hancur dan rapuh...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Cinta
Non-FictionBait-bait Akhir kisahku, tentang aku, tentang dia, tentang kita... Kuharap, ketika nanti kau temukan potongan isi hatiku disini, bahagilah A'aa.. jadikan kehilanganku dan kenanganku sebagai kuatmu... ILY3000 nd Always ^_^