Prolog

15 2 0
                                    

اعوذ ب الله من آلشيطان الرجيم

بسم الله الر حمن الر حيم

قل هو الله أحد (١)  الله الصمد (٢) لم يلد ولم يولد (٣)  ولم يكن له،كفوا أحد (٤)

Sodaqollahul adzim..

Alifia menutup al-qur'annya lalu menyimpannya di rak khusus Al-qur'an dan Kitab-kitab.

Tak lama setelah itu Alifia turun kebawah, untuk membantu Umminya, menyiapkan makan malam.

"assalamualaikum Ummi"

"waalaikumsalam shaliha nya Ummi"

"wah ada yang lagi berbunga-bunga nih" ledek Annisa sepupu Alifia

"apaan sih Nis, biasa aja kok"

"iye-iye, kapan lo balik ke pesantren"

"kurang tau Nis, kalau bisa secepatnya"

"lah. Keburu banget lu, apa jangan-jangan lo udah rindu sama bang ustadz" bisik Annisa

"apaan sih kamu Nis. Udah ah aku mau bantuin Ummi"

"ciyee yang malu-malu"

Alifia pergi meninggalkan Annisa begitu saja, bisa-bisanya Annisa menggodanya didepan Ummi, untung saja Ummi fokus sama pekerjaan dapur. Kalau tidak Alifia akan di introgasi sama Abah dan kedua kakaknya.

Abah memang sangat keras melarang putra putrinya untuk pacaran. Tak jarang Abah sering membatasi mereka untuk bergaul dengan selain mahrom, ralat bukan membatasi tapi sangat melarangnya, kecuali ada hal yang darurot.

Usai makan malam bersama, semua keluarga berkumpul di ruang tamu termasuk Alifia dan Annisa.

"ehhem" Abah berdehem sebelum memulai percakapannya."maksud Abah mengumpulkan kalian semua disini, ingin membicarakan hal pertunangan Haidar dan Aida sekaligus ingin memberi kabar baik perihal kedatangan keluarga Adhitama kemarin".

"kabar baik apa Abah" sambung Haidar kakak pertama Alifia

Harap-harap cemas, Alifia kemarin sempat mendengar ucapan "ingin mengkhitbah" entah kenapa dirinya cemas mendengar hal itu. Alifia merasa dirinya yang akan dijodohkan oleh Abahnya, tidak mungkin jika Annisa karna Dia sudah tunangan dengan kakak kedua Alifia yang sekarang ada di luar kota, dan sebentar lagi akan melaksanakan akad. Alifia segera menepis fikiran buruknya, mungkin salah yang di dengarnya.

"bagaimana Alifia?"tanya Abah membuyarkan lamunan Alifia

"H-ah? Kenapa Abah"

"bagaimana, apa kamu mau menerima khitbah nak Adhitama?"

"um, a-nu Bah. Alifia masih belum memikirkan hal itu"

"nduk, usiamu hampir 20tahun. Abah rasa sudah saatnya kamu membuka hati"

Kalimat itu bagai petir yang menyambar Alifia, pasalnya Abah tidak pernah memaksa ataupun menyinggung Alifia seperti ini. Bukan karna siapa, tapi yang Alifia inginkan Imam yang dapat membimbingnya kelak, sedangkan Adhitama tidak seperti itu. Dari segi penampilan Adhitama lebih keduniawi berbeda dengan tipe Alifia. Yang menginginkan jodoh yang dapat membimbingnya.

Tapi semua kembali kepada Allah, sebab Allah maha tau, bisa jadi Alifia menjadi pelantara agar Adhitama bisa berubah menjadi yang lebih baik. Dan bisa saja hanya covernya Adhitama seperti itu.

"bagaimana nduk?"

"umm.. Alifia fikirkan dulu Abah, Alifia tidak ingin salah langkah, sebab ini bukan hal yang main-main. Tapi menyangkut masa depan Alifia".

"baiklah"

Suasana ruang keluarga menjadi hening, tak ada satu pun yang bersuara. Alifia benar semua menyangkut masa depannya. Bilamana Adhitama bukan yang terbaik untuknya semua keluarga harus menerima. Jika itu sebaliknya Alifia akan melanjutkan semuanya karna Allah.

Kita tidak bisa menilai seseorang dari parasnya saja, adakalanya yang berpenampilan preman itu baik dari pada yang berpenampilan ilamic. Kenali dulu baru ngejudge.

Seluas Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang