BAB 4 "Awal Kenal"

4 1 0
                                    

"Assalamualaikum kak Al"

"waalaikumussalam, Billa"

"Kak ini bukunya dari Mas" ucap Billa sembari menyodorkan buku yang semalam ia mati-matian memaksa Masnya untuk menuliskan keterangan BAB Nikah

"wah ini beneran ya ditulisin, MaSya Allah terimakasih banyak ya Billa" kata Alifia sembari memeluk Billa erat.

"sama-sama kak Al"

"salam juga buat Mas-mu terimakasih banyak"

"iya. Kak, oya kata Mas kalau ada yang kurang difahami langsung tanya ke mbak Dea"

"siapp".

Flashback

"Assalamualaikum ummah"

"waalaikumussalam, eh Billa sini masuk sayang"

"ada perlu apa ke ndalem? Rindu sama mamanya ya? Mau ketemu Mas Adhi?" todong Ummah

"iya ummah, apa Mas Adhi ada?"

"ada, tunggu ya biar Mas Surya yang manggilin Adhi"

"iya Ummah"

Billa menunggu Adhi di dapur, sembari membantu Ummah memasak makan malam.

Billa adik-nya Adhi yang akan dijodohkan sama Surya, pasalnya Billa tau kalau Surya tidak mencintainya. Bahkan Billapun tau kalau gadis yang dicintai Surya salah satu santri disini. Dan Ia ingin mencari tahu siapa perempuan itu. Maka dari itu Billa memutuskan untuk nyantri di tempat mertuanya itu, sekalian mencari info siapa gadis yang dicintai oleh calon Suaminya.

Dan tanpa sengaja Billa mengetahui satu lembaran yang terselip di buku Surya yang sempat dipinjamnya.

Alifia Humairoh Ramadhani

Gadis yang berpras cantik,serta berbudi pekerti baik. Kamu berhasil. Ya sangat berhasil telah menggeser nama Alm calon istri saya. Dan menggantikan lantunan do'a di sepertiga malam saya.

Alifia..
Maafkan saya jika saya telah lancang meminjam namamu untuk saya perbincangkan dengan sang pemilik hati.

Kau memang bukan wanita sempurna, dan tidak ada orang yang sempurna kecuali Allah. Tapi satu yang membuat saya memperbincangkan namamu. Apa kau tau? Pastilah tidak tau hehe.

Aku selalu melantunkan namamu karena kau berbeda dari wanita yang kutemui, dan kepribadianmu sangat mirip dengan Alm calon istri saya. Nadifa.

Kalau saja Nadifa masih ada, mungkin saya tidak akan mengenalmu, bahkan tidak tau sama sekalai.

Kau tau bagaimana sifat Nadifa? Ya sifatnya serta perangainya sama seperti kamu, tidak ada bedanya kecuali wajah. Karna Nadifa lebih cantik, dan kamu anggun.

Sejak bertemu denganmu, rinduku terobati pada Nadifa, dan setiap aku melihat tingkah cerobohmu ingin sekali tertawa. Karna itu sangat lucu. Apalagi saat mimik wajahmu meminta maaf sama saya, ingin sekali saya menyapamu dengan baik. Tapi hati ini enggan untuk mengeluarkan kata atau sekedar senyum.

                  Muhammad Surya ibnu syafi'i.

"astaghfirullah Billa, tanganmu nak"

Billa melihat sejenak jari telunjuknya, dan berdiri lalu melangkah ke wastafel untuk mencuci tangannya.

'Sungguh rasa sakit ini tidak ada apa-apanya dibandingkan sakit hati yang ku rasa. Ya rabb kuatkan hamba untuk menjaga amanah ini jika memang dirinya yang terbaik untuk hamba berikanlah stok kesabaran pada diri hamba'

Seluas Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang