BAB 2 "Tahajjud Cinta"

3 2 0
                                    

Usai melaksanakan shalat isya' berjamaah semua santri mengaji Alqur'an sesuai dengan pengumuman yang telah diberikan, kebetulan Alifia sedang menggantikan ustadzah Ulfa sebab beliau tengah datang tamu bulanan.

"Al di panggil bu nyai di ndalem" bisik salah satu temannya

"tapi mbak, Al masih mulang ngaji mbak kecil"

"biar mbak saja yang ganti, wes kamu ke ndalem ae"

Usahanya gagal untuk menjauh dari ndalem bukan karna Ia tidak ingin dekat dengan keluarga ndalem melainkan Ia menjauhi gus Surya, supaya rasanya tidak lebih dalam lagi terhadapnya. Apalagi sekarang gus Surya sudah resmi dijodohkan oleh kedua orang tuanya.

"walah ngelamun ae kamu Al, wes sana keburu bu nyai duko"

"I.. Iya mbak"

Dengan hati terpaksa Alifia ke ndalem dalam hatinya terus merapal doa 'semoga tidak bertemu sama gus Surya ya Rabb'. Sayangnya doa itu tidak terkabul, gus Surya ada di depan ndalem.

'bagaimana ini' batin Alifia berkecamuk apa ia harus mengatakan 'permisi' atau masuk begitu saja 'tapi itu tidak sopan'

"aduh gimana ini"

"mbak Al" panggil seorang dari belakang

'duh siapa ya, semoga bukan bu nyai' batinnya

"mbak Al" suara itu semakin mendekat

Dengan ragu-ragu Alifia membalikkan badannya ia terus menunduk

"enjeh Bu"

Orang yang ada didepannya itu mengulum senyum. "mbak saya Dea, bukan Ummi" ujarnya santai

Untuk memastikan hal itu Dea mengangkat kepalanya perlahan. "MaSya Allah ning Dea saya kira Bu nyai"

"bukanlah mbak, mbak Al di tunggu Ummi di aula sebelah. Nanti mbak langsung mulang ngaji ya"

"enjeh ning"

"afwan ana permisi duluan ning" lanjutnya

"monggo mbak Al" Dea mempersilahkannya lewat

                                 🌼

Tepat pukul dua malam Alifia terbangun untuk melaksanakan shalat tahajjud seperti biasa Ia selalu bangun sendiri sedangkan kedua temannya itu malah menarik selimutnya.

Ia berjalan ke arah kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari pembatas pesantren putra.

Malam yang dingin, menusuk ke tulang-tulang, tapi Alifia tidak gentar untuk melaksanakan shalat malamnya. Setelah mengambil whudu Alifia bergegas ke kamar mengambil mukenahnya dan pergi melaksanakan shalat di mushollah pesantren.

Sungguh besar kuasamu ya Rabb, kau jadikan malam ini dingin, sedingin air es, namun masih ada celah untuk bulan dan bintang menghiasi langit yang cerah. Aku bersyukur karna engkau memberiku kesempatan untuk melihat serta melaksanakan shalat tahajjudmu ini. Batinnya berucap

Setelah beberapa menit menikmati indahnya langit malam Alifia bergegas melaksanakan shalatnya.

Perlahan ia mengangkat kedua tangannya, setelahnya membaca, bacaan shalat, serta gerakan yang lainnya.

Setelah selesai melaksanakan tahajjud Ia menambahkan 2 rakaat shalat witir. Selesai shalat witir Alifia berdzikir lalu mengangkat kedua tangannya, meminta agar selalu istiqomah dan menguatkan niatnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Seluas Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang