AB

519 40 6
                                    

"Yang terpenting justru tak terlihat, Ungkapan ini berasal dari  ...

(Kalau perpisahan memberi kesedihan, lebih baik kita tak pernah bertemu)

... kata sang rubah pada pangeran bintang yang bersedih"

.
.
.

Disinilah titik dimana perasaan yang awalnya semu menjadi nyata, hitam menjadi berwarna, garis bibir datar dan dingin berubah menjadi sebuah lengkungan senyum yang indah.

Semua dimulai, di salah satu sekolah SMA yang masih menjaga tradisi budaya di jepang.

Seorang sensei sedang menuliskan materi tentang anatomi tubuh manusia dipapan tulis berkapur itu



Tiba-tiba


Srettt . . . .

Terlihat seorang siswi sedang mencoba menjahili teman laki-laki yang duduk di sebelahnya itu dengan merampas buku yang sedang dibaca oleh sang empunya membuat semua siswa refleks melihatnya.

Sensei yang merasa terganggu itu hanya menoleh ke arah mereka berdua dan menghela nafas kecil lalu melanjutkan menulis materi pelajaran tersebut.

_______________________________________
Bel sekolah berbunyi tanda istirahat
_______________________________________

Diruang guru . . .

"Setelah lama menimbang mengenai kondisi perpustakaan sekolah kita, dengan kondisi bangunan yang semakin lapuk, kami memutuskan untuk merobohkannya" -kepala sekolah beragumen

"Sangat disayangkan melihat sejarah panjang dibaliknya. Koleksi buku yang kita miliki akan dipindahkan ke ruang perpustakaan sekolah. Pembongkaran dimulai pada tanggal 3 Mei" -sambungnya

.

Disisi lain ruangan terlihat seorang sensei yang hanyut dalam pikiran tentang status pengunduran diri yang ingin ia ajukan.

Ia mengambil surat itu dari laci meja kerjanya, dipandangnya sebentar kertas itu, lalu dimasukannya kembali ke dalam laci kerjanya.

_______

Dirasa cukup berkutat dengan pekerjaan hari ini, sensei itu berjalan pulang melewati lorong koridor sekolah, terlihat seseorang memanggilnya dari belakang

"Pak yujin tunggu sebentar" -kepala sekolah itu mencoba menghampirinya

Ya, sensei itu adalah Yujin. Ahn Yujin. Guru yang paling pendiam dan dingin terhadap keadaan sekitar.

Yujin berbalik dan membungkuk memberi hormat kepada atasannya.

"Saya menunjuk anda sebagai penanggung jawab pengaturan koleksi perpustakaan"

"Apa?" -Yujin kebingungan

"Anda memiliki kualisifikasi sebagai pustakawan. Saya masih ingat anda yang mengatur dan menandai ribuan buku yang ada"

"Tapi itu 12 tahun yang lalu" -Yujin tesenyum kaku

"Jangan khawatir, yang lain juga akan ikut membantu. Bagaimana? Baiklah. Mohon bantuannya"

kepala sekolah seakan tau apa yang ingin yujin ucapkan yaitu untuk menolaknya tetapi ia malah mendahulukan diri untuk pergi cepat-cepat. *wkwk

Yujin mematung sebentar, melihat keluar kaca jendela, melihat kondisi bangunan perpustakaan yang akan dirobohkan itu.

Ia teringat masa lalunya singkat lalu ia tepis dengan terus berjalan.

Dia terus berjalan dan tiba-tiba menghentikan langkah kakinya yang membawa nya melewati perpustakaan tempat dimana ia merasakan jatuh cinta untuk kali pertama.
.
.
.

Yujin kembali diam, mencoba untuk memandangi lagi sehingga ia memberanikan diri, menghela nafas panjang dan memutar knop pintu lalu masuk kedalam.

Di dalam perpustakaan hanya sunyi yang dia dapat, ditatap nya kembali meja kepengurusan perpustakaan yang banyak menyimpan kenangan nya dulu.

Berjalan perlahan melihat buku-buku di rak yang tertata rapi, jari-jarinya bergerak seolah-olah sedang mencari buku yang tepat untuk dibaca

"Kuis! 135.5 dari (Mi)"

Yujin tersentak tiba2 mendengar suara seseorang yang sangat ia rindukan. Ia tundukkan kepala melihat dari celah atas buku siapa yang berkata tadi

Terlihat seorang siswi yang memegang buku yang lalu berlari membuat Yujin penasaran lalu mengejar siswi tersebut

Tidak ada yang Yujin temukan, gadis itu tiba2 menghilang.

Disudut ruangan, Yujin hanya melihat segelintir siswa sedang melakukan pengemasan buku2 yang akan dipindahkan

"Karena ini filsafat jepang 12 ... "

"1" -Yujin menjawab

Siswa yang sedang mencatat urutan buku tersebut menatap sensei nya bingung

"Filsafat jepang adalah 121. Karena ini adalah filsafat modern, 6" -Yujin mengambil buku dari tangan siswa tadi dan mengembalikannya

"Coba lihat. Tidak ada yang berubah sejak dulu"

"Karena itu sempurna. Menurutku itu tidak ada yang perlu diubah" -Hyewon menambahkan.

Hyewon ialah seorang siswa tingkat akhir yang menjabat sebagai ketua komite perpustakaan yang 12 tahun lalu Yujin pegang

(Pengelompokkan buku perpustakaan
Komite Perpustakaan SMA Kirioka)


"Begitu ya . . Terimakasih"

"Eh?" -Hyewon bingung

"..." -yujin lebih bingung *wkwkw

"Apakah bapak yang mengatur semua ini saat menjadi anggota komite dulu?" -hyewon mulai bertanya

(Yujin mengangguk)

"Ah, begitu ya"

"Ah, ada satu orang lagi" -yujin menatap sendu meja komite kepengurusan yang ada diseberangnya

"Meskipun dia hanya mengganggu"

Hening . .

Ssstt...

Yujin tiba2 reflek ketika mendengar suara seorang gadis yang tiba2 hilang tadi, dia kembali mencarinya berputar2 rak demi rak untuk menemuinya. . .








T.B.c

Let Me Eat Your Pancreas (Jinjoo) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang