Author's POV.
Pedih rasanya harus menerima semua kenyataan ini bagi Nathan dan Shara. Bagi Nathan melukai seseorang yang sangat dia cintai itu menjadi kepedihan tersendiri yang teramat sangat mendalam di hatinya tapi itu semua dia lakukan juga untuk demi kebaikan Shara. Dan bagi Shara sakit rasanya mengetahui bahwa orang yang sebenarnya di lubuk hati yang paling dalam masih sangat ia cintai mengaku bahwa dia hanya dijadikan bahan taruhannya saja meskipun Nathan mengaku bahwa setelah itu dia benar-benar tulus mencintai Shara but who knows? Nathan sudah terlalu jauh menyakiti Shara dan itu yang membuat Shara sulit untuk percaya lagi kepada Nathan walaupun sebenarnya dia ingin mempercayainya.
Hari ini hari keberangkatan Nathan ke Sydney setelah dua hari yang lalu dia memberitahukan kepada Shara bahwa dia akan pindah ke Sydney namun dia belum memberitahukan kapan persisnya dia akan berangkat.
Dan sejak dua hari belakangan ini Shara menjadi pribadi yang pendiam dan suka melamun sendiri dirumah maupun disekolah. Itu semua karena lembaran perasaannya kepada Nathan yg pada saat itu sudah bisa dia tutup namun terbuka kembali saat mendengar semua pernyataan dari Nathan, banyak pikiran-pikiran yang melayang di kepala Shara. Seperti......
'kenapa bisa Nathan lakuin itu ke gue?'
'apa salah gue sampe Nathan tega ngelakuin hal itu ke gue?'
'apa kurangnya gue dari Alexa? Bukannya Nathan suka cewek yang lemah lembut, tapi Alexa? Dia sama sekali bukan tipe cewek seperti itu. Bahkan Josh lebih memilih Alexa ketimbang nolong gue saat itu. Kenapa harus Alexa terus yg dipilih ? kenapa bukan gue ? Arghhhhh'
"SHARA" terdengar suara seseorang meneriaki namanya.
Dan pecahlah semua lamunan Shara. Shara mencari sumber suara itu ternyata itu dari guru yang sedang mengajar dikelasnya, bahkan Shara lupa siapa nama guru yang sedang mengajar itu karena pikirannya telah dipenuhi oleh Nathan.
Semua murid dikelas tak terkecuali Xander. Mereka semua memandanginya dengan tatapan yang beragam, ada yang keheranan melihat keadaan Shara yang murung ada juga yang tampak prihatin dan ada juga yang tampak senang. Ehm ya siapa lagi kalo bukan Alexa.
"ada apa kamu? Apa kamu sedang ada masalah ? saya perhatikan kamu dari kemarin tidak konsen belajar, kebanyakan melamun"
"saya sedang tidak ada masalah bu. Maaf"
Belum sempat guru itu menanggapi penyataan Shara, bel sekolah sudah berbunyi yang menandakan bahwa jam pelajaran guru tersebut sudah habis dan saat ini waktunya untuk jam istirahat.
Semua murid dikelas tampak meninggalkan kelas hendak untuk pergi ke kantin namun Shara masih tetap pada posisinya duduk manis di tempat duduknya tidak bergerak sama sekali.
Xander keheranan dengan sikap Shara dua hari belakangan ini. Dari kemarin dia sudah mencoba bertanya pada Shara apa yang sedang terjadi, tapi Shara hanya menjawabnya dengan gelengan kepala dan senyuman yang kelihatan sekali dipaksakan dan terlihat sangat miris di mata Xander saat itu.
Xander menarik kepala Shara untuk bersandar di bahunya. Disaat Shara hendak menarik kepalanya menjauh dari bahu Xander, Xander berbicara sesuatu kepadanya yang membuat Shara mengurungkan niatnya itu.
"bersandarlah di bahu gue, meskipun gue gak tau apa masalah yang sedang lo hadapin sekarang. Tapi bersandarlah kalo lo kecapean menanggung beban lo itu dan ceritalah ke gue kalo lo mulai sesak menahan rasa sakit itu" Xander mengucapkannya dengan sangat lembut sembari memainkan jemarinya di rambut Shara.
Shara menarik nafasnya panjang, perasaannya sedikit mulai tenang karena mengetahui masih ada orang yang peduli padanya.
Tak sedikit pasang mata yang melihat kejadian itu, tak sedikit juga yang mencibir Shara. Tak heran karena Xander termasuk cowok yang di gandrungi oleh cewek-cewek disekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Love
Teen FictionBagaimana rasanya jika orang yang benar-benar kamu sayangi mengkhianati kamu dengan orang yang benar-benar kamu percaya ?