P R O L O G

3.2K 183 87
                                    

18.00 wib

"Maaaaa, paaaa," teriak seorang anak kecil sambil menangis ketakutan.

JDUARRR

"Pa, ma aku takut."

Anak kecil itu terisak sambil menutup telinga dengan kedua tangannya.

Hujan masih setia mengguyur ibu kota itu dan sesekali terdengar suara petir yang menggelegar.

Dari seberang jalan terlihat anak laki-laki keluar dari rumahnya sambil membawa payung. Anak laki-laki itu berlari menghampiri anak perempuan yang sedang menangis di bawah pohon.

"Kamu kenapa?" tanya anak laki-laki itu.

"A-aku ta-takut."

"Mama papa kamu kemana?" tanya anak laki-laki itu penasaran. Dirinya sempat heran ketika di dalam rumah melihat sesosok anak kecil perempuan yang mungkin seumuran dengannya sedang menangis, apalagi dalam keadaan sedang hujan.

"Aku gak tau," jawab anak perempuan itu cepat.

JDUARRR

"Ahhhh," teriaknya sambil memeluk anak laki-laki di depannya.

"Kamu takut petir?" tanyanya dan hanya dibalas anggukan sebagai jawaban.

"Jangan nangis lagi ya. Kalau kamu takut petir, kamu bayangin muka aku aja. Anggap aku sebagai pangeran yang datang buat nolongin kamu."

Anak perempuan itu terlihat bingung, tapi ia juga mengangguk menuruti perkataan anak laki-laki yang tidak ia kenali itu.

Hujan pun sudah mulai mereda dan bulan terlihat kembali ketika awan hitam mulai menghilang.

''Nih... aku kasih gantungan kunci ini buat kamu." Anak lelaki itu mengulurkan tangannya dan menatap anak perempuan itu dengan harapan ia menerima pemberiannya.

"Kok gambarnya pangeran?" tanya nya dengan wajah polos.

"Kan aku pangeran kamu, jadi kamu bisa inget aku terus."

"Makasih ya, lucu," ucap anak perempuan itu dan menunjukkan senyuman manisnya yang sempat membuat anak laki-laki itu terpaku sesaat.

"Kalau kamu takut petir, jangan lupa sebut nama aku biar gak takut," ucap anak lelaki itu tiba-tiba.

"Tapi, aku gak tau nama kamu siapa?" Lagi dan lagi keluar pertanyaan nan polos dari mulut anak perempuan itu.

"Ya udah, kita kenalan ya. Nama aku Vano." Dirinya mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Nama aku Felisya." Ia juga membalas uluran tangan itu.

"Aku panggil kamu Syasya aja ya?"

"Boleh, aku juga panggil kamu..." Sempat Felisya tediam sejenak menjeda ucapannya dan berkata kembali. "Pano aja," lanjutnya.

"Kok pano sih? Jelek banget. Kamu panggil aku Vano aja," tolak Vano.

"Oke deh."

"Felisyaaaa...," panggil seseorang dari belakang.

"Mamaaaa...," Felisya tersenyum senang dan memeluk mamanya dengan sangat erat.

"Maafin mama sama papa ya udah tinggalin kamu sendirian," ucap seorang perempuan yang baru saja datang dan Feli memanggilnya dengan sebutan 'mama'.

"Oh iya ma, aku dapet temen baru. Namanya vano," ucap Felisya sambil menunjuk ke arah vano.

"Mana sayang?"

Feli melihat ke arah Vano tadi berada, namun kosong. Tidak ada siapapun di sana.

"Tadi ada kok ma disini"

"Ya udah kita pulang aja, udah malem," ucap mama Felisya sambil membawa Felisya ke dalam mobil.

"Dadah Syasya" ucap Vano sambil keluar dari persembunyiannya.

_________

Semoga kalian suka sama cerita aku ya :D

Jangan lupa vote and comment ya....

Only You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang