E M P A T S A T U

107 11 6
                                    

HAII READERSSSKUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU

GIMANA KABAR KALIANNN GUYSSSSSSSS
SEHATTTT KANNNNNNNN??????

NIH UDAH AUTHOR UP CEPETTTTT NIHHHHHHH
JANGAN LUPA DI VOTE, COMMENT, AND SHARE YA!

[kalian tahu bagaimana cara menghargai author :))]

[kalian tahu bagaimana cara menghargai author :))]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca 💜

_________

"Ini ulah lo?" tanyanya kepada seseorang di seberang telepon.

"Gue gak ngerti."

"Stop pura-pura gak tau Feb!" kesalnya. Dirinya tampak menahan emosi dengan sikap acuh tak acuh orang itu. "Lo kan dalang dari penculikan Feli?!" tambahnya lagi dengan nada yang lebih tinggi.

"Oh, dia diculik? Bukannya bagus?" Terdengar suara tawa mengejek di seberang telepon yang semakin membuatnya geram.

"Kenapa lo gak kasih tahu ke gue dulu hah?!"

"Eitss... hold on bitch. I already said that's not me." Jika bukan Febby dalang penculikan ini, lalu siapa?

"Ini kabar baik loh... We should party and bukannya ini kemauan lo?" Sudah bisa dipastikan sekarang Febby sedang tersenyum menyeringai. Febby merasa senang, tidak perlu dirinya bersusah-payah melakukan hal sekotor itu jika sudah dilakukan oleh orang lain.

Only You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang