D U A T U J U H

876 47 6
                                    

[suka bingung, bnyk bngt yg jd silent reader. Perjuangan loh buat bikin nih cerita. Kalian tau bagaimana cara menghargai seorang penulis :v]

HAPPY READING 👾

_________

"langsung pulang aja", ucap Feli singkat, ia masih malu dengan kejadian tadi, apalagi jantungnya yang masih berdegup sangat kencang.

Al hanya diam, tidak menjawab. Tiba-tiba ponsel Al berdering, menandakan ada panggilan masuk. Feli yang sempat melirik sekilas, ia melihat nama 'Orang Tolol' tertera disana.

Orang Tolol is Calling

Al langsung menggeser ikon yang berwarna hijau dan menempelkan ponselnya di telinganya. Al diam, tidak ada ucapan menyapa dengan lawan bicaranya. Seakan-akan ia membiarkan sang lawan bicara berbicara terlebih dahulu dan ia yang menyimak.

Sebelum mematikan sambungan telepon, Al sempat berucap 'oke' dan kemudian, mematikan sambungan telepon.

Feli yang melihat perubahan wajah Al, menjadi heran. Ia jadi bertanya-tanya. Siapa yang menelepon Al? Apa yang mereka perbincangkan? Ia ingin bertanya kepada Al, tapi ia merasa itu privacy. Jadi, ia memilih diam dan tidak bertanya.

Setelah beberapa menit, Feli sampai di depan rumahnya. Feli enggan untuk turun, karna ia pasti akan diceramahi oleh mamanya, apalagi jika ada kakaknya.

"udah sampai", ucap Al dan melihat Feli yang masih terdiam.

Feli mau tidak mau turun dari mobil tersebut. "makasih", ucapnya dan berjalan masuk ke dalam rumahnya.

"sama-sama", ucap Al pelan, bahkan Feli tidak mendengarnya. Ia tersenyum, sangat tipis. Kemudian, ia menjalankan mobilnya unntuk pergi ke suatu tempat.

_________

Feli yang baru saja masuk ke dalam rumah, langsung saja diinterogasi oleh mamanya, apalagi sang kakak yang mengompor-ngompori.

"habis darimana kamu nak?" tanya Clarissa.

"habis dari resto ma" jawab Feli dengan kepala yang menunduk.

"ngapain kamu disana? nongkrong? kenapa tadi gak sekolah?" tanya Clarissa lagi dengan nada yang sedikit tegas.

Feli hanya diam, ia tidak sanggup untuk menjawab. Kevin yang sedari tadi melihat adiknya, hanya cuek dan sesekali mengambil cemilan yang ada di tangannya dan fokus pada layar televisi.

"palingan bolos ma" ceplos Kevin yang masih menatap lurus ke arah TV yang menyiarkan siaran favoritenya.

"maaf ma, tadi Feli telat dan gerbang udah tutup. Jadi, Feli pergi aja dan takut kalau pulang ke rumah", jelasnya dan hanya dibalas helaan nafas dari Clarissa.

"mama maafin, tapi lain kali jangan ngulangin kejadian yang sama lagi" ucap sang mama memperingati.

"iya ma" meskipun Clarissa yang selalu baik padanya, tetapi sekali sang mama marah, maka hancurlah dunianya. Ia sangat takut jika Clarissa sudah marah. Untung saja, papanya belom pulang. Tambah ciutlah nyalinya.

"lo tadi pulang sama Al ya dek?" celetuk Kevin tiba-tiba dan membuat Feli bingung ingin menjawab apa.

"iya" pasrahnya.

"kemana aja lo dek sama si Al? Pdkt ya lo berdua?" pertanyaan Kevin membuat Feli malu. Padahal perkataan Kevin tidak benar. PDKT? yang benar saja. Yang ada dirinya gak betah jikalau berpacaran dengan si kutub es.

"udah vin. Ya udah sana kamu ke atas dulu" bela Clarissa dan membuat Feli bernafas lega. Feli langsung berpamitan untuk menuju kamarnya.

Ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya. Ia menjadi tersenyum-senyum sendiri ketika mengingat kejadiannya tadi bersama Al. Ia memegang dadanya, jantung berdegup sangat kencang. Ada rasa nyaman yang timbul, ketika ia berdekatan dengan Al.

"kok gue jadi mikirin dia sih," gumamnya tak jelas.

Feli yang merasa tubuhnya sudah lengket dengan keringatnya, ia langsung bergegas mengambil pakaiannya dalam lemari dan masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritualnya.

_________

Al sudah memarkirkan motornya di depan rumah Defan. Ia langsung masuk ke dalam rumah tersbut, tanpa memberi salam. Ia yakin jika Defan ada di dalam, dan orang tua Defan sedang berada di luar negeri. Apalagi, ia sudah sering pergi ke rumah Defan.

Seetelah sampai di lantai dua, ia langsung emamsuki kamar bercat putih. Di dalam kamar tersbut, sudah ada Gara, El, dan Defan, kecuali Kevin.

Dapat dilihat dengan jelas, Gara yang terkulai lemas di atas ranjang. Wajahnya di penuhi dengan lebam, sesekali ia meringis kesakitan karena El yang menyentuh lebamnya dengan sedikit kencang kketika sedang mengobatinya.

"Aww.." ringisnya.

"ulah siapa?" tanya Al to the point.

"Dafin" jawab Defan dengan raut kesal.

"Kevin kemana?" tanya Al.

"Kevin gak tau kejadian ini, tadi pas pulang sekolah dia langsung cabut" jelas Defan.

"Aww.. sakit bego" omel Gara karena El sedari tadi menekan lukanya dengan kencang.

"eh ketek anoa, diem aja deh lo" kesal El yang sedari tadipusing mendengar ringisan Gara.

"giimana mau diem, lo kalo ngobatin pakek hati" omel Gara dan mendapat pelototan dari El.

"emang situ punya hati?" celetuk Defan, padahal sebelumnya wajahnya muram.

"ehh lo pantat kuda, ikut nimbrung aje lo" kesal El karena sedari tadi dirinya yang disudutkan oleh teman-temannya.

Setelah mengobati Gara, El mengahmpiri Al yang sedari tadi tampaknya sedang menahan amarahnya. Defan, Gara, dan El menjelaskan kejadiannya secara rinci kepada Al. Tetapi, sebelum itu ia menelepon Kevin terlebih dahulu.

Bunyi operator terdengar, menandakan panggilan tersambung.

"halo?"

"....."

"buruan kesini"

"....."

"rumah Defan"

"....."

"gue tunggu"

Al mematikan sambungan telepon. Sambil menunggu kedatangan Kevin, seperti biasa mereka bercanda tawa. Apalagi mendengar omongan unfaedah dari Defan. Setelah menunggu 20 menit, orang yang ditunggu-tunggu datang.

"sorry guys lama" cengirnya.

"abis ngapain sih lo? Boker?" kesal Defan.

"mukanya kenapa pada serius gini nih?" tanya Kevin.

"loh tuh muka kenapa?" herannya ketika melihat wajah Gara yang dipenuhi lebam.

"Dafin" satu nama yang dapat membuat seorang Kevin emosi. Kevin terdiam, berusaha mencerna yang baru saja Al ucapkan.

"kejadiannya gimana?" tanya Kevin kepada Defan, Gara, dan El dengan serius.

_________

Guys for your information, jadi cerita baru yang gue udah kasi tau di halaman sebelumnya. Memang bener gue ada niat buat bikin new story. Buttt, gue belom ada ide yang terlintas. Dan belom pasti gue publish tuh cerita kapan. Jadi, mohon maap jika kalian menunggu.

Rencananya cerita itu bakal di publish pas cerita yang ini tamat, butt gue mikir kalau itu kelamaan. So gue akan usahain untuk mempercepat mem publish story itu.

And sorry banget chapter kali ini pendek :((( Lagi sibuk, makanya ini sempet-sempetin nulis. Jadinya pendek gini dehhh :(((( maapkeun aku ges..

TBC

{typo bertebaran}

{untuk chapter ini, ceritanya pendek :(}

{di vomment terus ya}

{dipantau terus ya}

{hari sabtu gue usahain update}

Only You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang