T I G A S A T U

100 16 2
                                    

Hai hai, salam dari author yang udah lama ngilang entah kemana hehehe..

Udah pada libur sekolah kan? Atau ada yang belum? Kalau author sih udah. Pada udah bagi raport kan? Author harap nilainya bagus2. 

Sebagai permintaan maaf, auhtor bikin dua chapter yang beda dari biasanya. Sekarang kayaknya author mau rutin update, supaya cerita ini bisa cepet end. 

Kemungkinan author update tiap hari selasa dan kamis.

Chapter kali ini juga author lebih banyakin kata2 nya xixixi..

_________

HAPPY READING

Feli sedang menatap cermin besar di hadapannya. Ia berusaha menetralkan degup jantungnya yang masih berdetak dengan sangat kencang. Feli berhasil kabur dari teman-temannya itu dan bersembunyi di dalam toilet. Ia membuka keran air dan membasuh wajahnya yang terlihat memerah. Ingin dibasuh berapa kali pun, rona merah di pipinya tidak akan menghilang. 

"Jantung gue astaga," ucap Feli memegang dada nya. 

"Muka gue juga kenapa merah gini sih," kesalnya dengan menghentak-hentakkan kaki dengan sangat kencang.

Adik kelas yang baru keluar dari salah satu bilik kamar mandi menatapnya dengan pandangan aneh. Feli tersenyum kikuk, berusaha menahan malu yang tak kunjung hilang melainkan bertambah.

Feli mengeringkan wajahnya yang basah, setelah itu ia keluar dari kamar mandi untuk kembali ke kelas.

Masih tersisa 3 menit sebelum bel berbunyi.

Feli yang terburu-buru, tidak sengaja menabrak seseorang. Hampir saja terjatuh, jika tidak ada yang menahan pundaknya.

Feli mendelik ketika melihat El yang berada di hadapannya. Sepertinya hari ini adalah hari terburuknya.

Feli menunduk, ia tidak ingin satu orang pun melihat wajahnya. Bahkan jika bisa ia ingin menghilang sekarang juga. Feli merutuki dirinya sendiri.

"Lo gak apa apa?" tanya El.

"Eh-oh i-iya, gue gak apa apa kak," Feli menyingkirkan tangan El yang berada di pundaknya.

"Fel, yang waktu itu--"

Belum sempat El menyelesaikan ucapannya, Feli sudah menyela.

"Eh, gue balik ke kelas dulu. Bentar lagi bel nih, dahhh.." Feli berlari menuju kelasnya meninggalkan El yang masih mematung di tempat. 

Keringat membasahi pelipisnya, bernapas pun juga sulit. Feli segera duduk ke tempat duduknya. Dea keheranan melihat temannya seperti sehabis dikejar setan. Untung saja guru yang mengajar pelajaran ini tidak masuk.

Feli menelungkupkan wajahnya di atas meja, kantuk menyerangnya tiba-tiba. Ia ingin mengistirahatkan dirinya di hari buruknya ini.

Lelah.

"Fel," panggil Dea yang hanya dijawab dengan anggukan.

"Kantin yuk," ajaknya dan dijawab dengan gelengan kepala.

Dea cemberut melihat temannya yang menyueki dirinya.

"Gue beliin minum ya buat lo," tawar Dea dan hanya dijawab dengan anggukan lagi.

Dea beranjak keluar kelas menuju kantin. Dea tahu kalau sekarang datang bulan sedang menyerang temannya itu. Sesama perempuan.

Dea memincingkan matanya ketika melihat seseorang yang ia kenal.

"Hai Kay," sapa Dea melihat temannya yang datang entah dari mana.

"Lo ngapain De?" tanya Kayla melihat temannya yang keluar kelas di jam pelajaran.

Only You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang