Bab 6

3 0 0
                                        

Pagi itu, semua kembali seperti semula. Terlihat Ann sudah bisa bercanda sama Michel. Dan sekarang kembali ke masalah yang ada, Ilham langsung terduduk diam, melihat chat dari Amel

Gua tunggu di dalam lab multimedia

Dirinya pun menggaruk-garuk kepalanya yang gatal, tidak habis pikir dirinya akan mengalami situasi yang amat rumit baginya. Kenapa tidak, dirinya sudah lama tidak merasakan jatuh cinta. Dan sekarang dia harus mendengarkan sebuah pernyataan dari perempuan yang baru ia kenal selama beberapa minggu.

"ayo Ilham kamu pasti bisa, berfikir positif aja, mungkin dia sedang taruhan sama si Yani. Kalo Amel berhasil gaet gua dia menang kalo enggak yani menang. Ok sip, minta bagi hasil sama Amel" Ilham lalu berdiri dan berjalan menuju Lab Multimedia.

Sesampainya di depan lab, Ilham melihat ada dua buah sepatu yang tertata di rak sepatu, dan salah satunya milik Amel, terdengar dari luar. Suara amel dan suara cowok, dari suaranya itu dari Anton ketua kelas.

"mel, gua suka sama elo. Mau enggak elo jadi pacar gua"

What the... Ilham lalu terdiam. Jadi apa maksudnya Amel menyuruh dirinya ke Lab ? apakah ia hanya memperjelas bahwa kejadian tempo hari itu hanyalah sebuah bahan taruhan. Ilham seharusnya menyadari itu. Dirinya lalu pergi menjauh, sudah tidak ada sebuah penjelasan yang harus ia dengar.

Bel sudah berbunyi, namun Ilham tidak kembali ke kelas, malah dirinya berjalan menuju ke arah kantin "yuk sin biasanya" dirinya lalu duduk terdiam. Seharusnya ia sudah menduga hal ini, tapi entah kenapa dirinya kali ini merasa sangat dikhianati.

"ini dek pesenannya" ujar yuk sin

Sudah tersedia pesanan milik Ilham. Mie double pakek mie tambahan dan nasi, dan sayur. Paket komplit kesukaan Ilham, dan ditambah lagi harganya yang pas di kantong pelajar seperti dirinya.

"kenapa kamu nak hari ini kok kayaknya lagi jengkel" tanya pak Damar, suami dari yuk sin."nih pak Damar ada roti, mau ??"

"enggak pak terima kasih, lagian mie saya masih ada, nanti enggak kemakan malah mubazir"

"uh pakek acara sungkan. Udah kamu bawa saja, hari ini kamu bakal pulang malem lagi kan ?" dengan paksa pak Damar memberi roti tersebut."yaudah bapak tinggal dulu ya" sehabis menyeruput kopi yang ada di gelas, pak Damar lalu pergi meninggalkan Ilham.

Yah itulah Ilham, dimanapun ia berada. Pasti ia akan akrab dengan si penjual makanan. Mungkin karena dirinya itu gendut kali ya, jadinya orang-orang gemas melihat dirinya.

"yuk sin, makasih ya roti sama mienya" Ilham lalu membayar makanannya dan bergegas pergi.

Ilham terdiam sebentar, mengecek jam yang ada di gawainya."ck sekarang waktunya Matematika yah" sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, dirinya terus menggerutu. Kenapa SMK itu harus ada pelajaran Matematika !!!

Hari ini, entah kenapa ia sangat kesal. Mungkin soal tadi, yah pokoknya dirinya tidak mau bertemu dengan Amel untuk sekarang

"hay" suara yang tidak asing lagi, Amel. Berdiri depannya dengan senyum manis yang ia punya "darimana saja"

Ilham lalu mengalingkan pandangannya dari Amel, dirinya pun tidak tau. Kenapa ia tidak berani menatap wajah Amel

"jadi tadi itu kamu yah" tanya Amel lirih

Ilham hanya bisa mengangguk. Untuk waktu yang lama, tidak ada suara dari Amel, namun Ilham masih bisa melihat kaki Amel.

"maaf, maaf banget loh. Tapi..."

"Jadi ini mel, orang yang elu suka" dari depan pintu kelas. Anton menyilangkan tangannya dan menatap tajam Ilham."elu kena pelet yah ??"

Medengar pernyataan barusan membuat Ilham sedikit marah, dirinya tidak tau pasti. Namun tidak sepantasnya Anton berbicara seperti itu. Lantas dirinya langsung bergerak maju ke arah Anton. Namun di halangi oleh anak kelas.

"whoops, jadi rumor tentang Annita yang dipelet itu bener yah" ejek Anton

Ada setidaknya lima anak yang menahan tubuh Ilham, namun semuanya terhempas, lalu Ilham melayangkan bogeman mentah tepat kewajah anton, tidak sekali namun beberapa kali. Sampai-sampai Anton teriak kesakitan.

"Kau boleh mengejekku dengan sepuasnya, namun. Jangan harap kau bisa mengejek teman-temanku" ujar Ilham sambil melayangkan satu bogeman yang membuat Anton tepar tak sadarkan diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kakak tua RancuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang